LUMAJANG – Lebaran Idul Fitri diperingati sebagai ajang silaturahmi sekaligus hal yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang untuk melanggengkan tradisi tahunan yaitu mengunjungi destinasi wisata. Biasanya tradisi tahunan ini dilakukan oleh masing-masing keluarga, antar teman, atau pasangan sekaligus. Umumnya yang paling banyak dikunjungi adalah pantai selatan, hal ini menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari peringatan Idul Fitri apalagi setelah beberapa hari sampai hari ke 7 setelah sholat Ied.
Berkaitan dengan kunjungan destinasi wisata ini menjadi tradisi turun temurun bahkan saat ini masih dilanggengkan oleh masyarakat di Kabupaten Lumajang. Tetapi memang paling banyak dikunjungi adalah pantai selatan seperti Pantai Damar, Pantai Watu Pecak, Pantai Tepluk dan Pantai Mbah Drajid/Wotgalih.
Namun pada kesempatan Idul Fitri tahun ini kami lebih memilih destinasi wisata selain Pantai Selatan, dengan pilihan destinasi wisata Ranu Pani yang ditandai dengan tadabur alam melalui aktivitas “Camping” atau bermalam menyatu dengan alam. Dengan perlengkapan yang cukup memadai dan beranggotakan 7 orang, menggunakan 4 sepeda motor untuk perjalanan.
Wisata Ranu Pani ini terletak di Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Desa Wisata Ranu Pani merupakan daerah paling populer bagi pendaki gunung semeru. Berada dalam ketinggian 2100 mdpl, desa ini menjadi desa terakhir pendakian gunung semeru.
Perlu diketahui bahwa perjalanan menuju Ranu Pani dirasa cukup menantang karena akses jalan yang menanjak sehingga banyak sekali jurang di sampingnya, selain itu kesegaran alam dalam perjalanan sampai menuju destinasi wisata Ranu Pani membuat sebagian teman tidak kuat menahan ngantuk dan itu sangat berbahaya. Namun hal itu tidak seberapa dengan apa yang didapat, bahwa keseruan pada kondisi malam hari dan kondisi pagi hari sangatlah indah juga menyegarkan.
“Tempat wisata Ranu Pani menjadi rekomendasi buat teman-teman yang ingin berwisata sekaligus ber-camping” ungkap Zainul Arifin salah satu pengunjung di Ranu Pani (15/04/2024)
Destinasi Wisata Ranu Pani Dikelola BUM Desa
Destinasi Wisata Ranu Pani dikelola oleh BUM Desa setempat. Sehingga hal tersebut akan meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) untuk mendukung pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat.
“Tidak dikelola sendiri mas, tapi pendapatan ini masuk dan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa)” ungkap salah satu juru parkir destinasi wisata Ranu Pani (15/04/2024).
Selain itu, banyak peluang bagi masyarakat sekitar destinasi untuk andil sebagai UMKM atau pelaku usaha yang menyediakan kebutuhan bagi para wisatawan atau pengunjung destinasi wisata Ranu Pani, tidak lain seperti kayu bakar, tempat charger, nasi, cinderamata atau oleh-oleh khas sana.
Keindahan Alam dan Masyarakat yang Ramah
Destinasi wisata Ranu Pani menawarkan keindahan alam dimulai dari pemandangan sekitar seperti hamparan danau, ketinggian bukit-bukit, taburan bintang malam hari, sunrise atau matahari terbit pagi hari dan kesegaran yang membuat badan menggigil dikarenakan udara disana masih lah segar atau asri. Namun karena hitungannya masuk pada hari raya ke 7, masyarakat disana memiliki tradisi untuk menyalakan kembang api, hal ini menjadi informasi karena jarang bisa kita temukan khususnya di Ranu Pani.
Selain itu, masyarakat yang ramah bahwa perlu diketahui destinasi ini terletak ditengah masyarakat disana, dengan begitu perlunya berbaur bagi pengunjung dengan masyarakat untuk sekedar melengkapi kebutuhan berwisata atau hal lain terkait desa atau wisata.
Fasilitas Destinasi Wisata Ranu Pani
Memiliki fasilitas yang lumayan bisa dijangkau, seperti tempat parkir yang luas, toilet yang cukup, dekat dengan pemukiman warga seperti masjid, kantor desa, juga rumah-rumah warga.
“Hal ini bertujuan untuk memastikan pengalaman yang memuaskan bagi pengunjung dan menjaga daya tarik objek wisata Lumajang di hati para wisatawan” ujar Kepala Dinas Pariwisata Lumajang, Yuli Harismawati , Senin (01/04/2024) dikutip dari portalberita.lumajangkab.go.id
Tarif Masuk Wisata Ranu Pani
Destinasi Wisata Ranu Pani hitungannya tidak ada tarif untuk masuk. Namun karena disediakan tempat parkir yang luas untuk kendaraan pengunjung, dikenakanlah tarif parkir 10.000 rupiah. Itupun tergolong murah, karena dengan nominal segitu maka terbayarkan dengan apapun hasil dari wisata Ranu Pani seperti keamanan dan juga keindahan alamnya.
Dampak dari Tradisi Mengunjungi Destinasi Wisata pada Idul Fitri h+7
Mengenai dampak tentunya lebih banyak pada hal positif diantaranya mempererat tali silaturahmi antar keluarga, antar teman, atau menambah relasi/teman antar sesama pengunjung destinasi wisata. Selain itu juga membantu para pelaku usaha atau UMKM di sekitar destinasi wisata tersebut. Juga bermanfaat untuk merefleksikan pikiran dari kesibukan kerja atau aktivitas berat lainnya.
Editor: Habib Az