Kolomdesa.com, Temanggung – Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah selain terkenal sebagai Kota Tembakau ternyata juga dikenal memiliki potensi seni dan budaya yang eksis tumbuh di kalangan masyarakat. Salah satu kesenian tersebut adalah Jaran Kepang yang hingga hari ini terjaga dan berkembang dari generasi ke generasi.
Jaran kepang Temanggung atau biasa disebut Jaranan adalah sebuah tarian tradisional yang menampilkan kuda-kudaan dari anyaman bambu yang menakjubkan. Jaran Kepang sendiri biasanya dipadukan dengan pakaian badong dan kuda kepang yang diiringi musik menggunakan Gamelan yang terdiri dari Saron, Gong, Kendang, Bende, dan alat-alat lainnya.
Saking eksisnya kesenian ini, bahkan hampir di setiap desa di Kabupaten setempat memiliki kelompok kesenian Jaran Kepang. Kelompok ini semuanya masih aktif dalam melaksankan pelatihan dan pementasan sebagai upaya menjaga nilai-nilai luhur budaya.
Selain sebagai pertunjukan, Jaran Kepang juga telah menjadi pendongkrak sekaligus sumber perekonomian masyarakat perdesaan. Seperti yang diakui oleh salah satu pengrajin Jaran Kepang asal Dusun Ngebrak, Desa Mergowati, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Mat safi’i.
“Saya adalah salah satu pengrajin jaran kepang yang berasal dari dusun ini. Sudah sejak 16 tahun yang lalu kami menjadi pengrajin alat kesenian ini. Saya melakukannya setiap hari dari anak pertama lahir sekarang sudah SMP,” katanya saat diwawancarai Kolom Desa pada Senin (20/1/2025).
Selain sebagai pembuat Kuda Lumping, Mat Safi’i juga membuka jasa pengecatan alat kesenian dari bambu anyaman tersebut. Terdapat empat ukuran yang ia produksi dan semuanya memiliki pasar tersendiri. Untuk yang ukuran kecil di jual langsung ke pasar, sementara yang berukuran besar dibuat pada saat ada saat pesanan untuk pentas sesuai permintaan.

Kesenian Khas yang Eksis Terjaga
Kesenian Jaran Kepang merupakan ide dan gagasan dari masyarakat yang ada di Kabupaten Temanggung. Lahirnya gerak tari yang terinspirasi dari gerak-gerik Kuda jaranan menggambarkan semangat perjuangan pasukan berkuda.
Terdapat perbedaan yang mencolok antara Jaranan Temanggung dengan Jaranan atau Jathilan asal Kabupaten Ponorogo. Diketahui, ciri khas Temanggung memiliki gerakan yang lebih kencang, tampilan warna lebih cerah dan variatif, model kaki kudanya yang satu mengangkat dan memiliki gerak ciri khas Temanggung, salah satunya kirig.
Dilansir dari artikel yang diterbitkan oleh Bappeda Kabupaten Temanggung, lebih dari 550 kelompok Jaran Kepang yang sudah terdaftar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung. Selain itu, Jaran Kepang Temanggungan juga telah ditetapkan oleh Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Sebagai salah satu warisan budaya tak benda pada tahun 2019.
Pementasan jaran kepang di Temanggung biasanya dilaksanakan sebelum dan setelah musim panen raya tembakau. Hal tersebut bertujuan sebagai hiburan untuk masyarakat, selain itu juga sebagai bagian dari ritual upacara adat yang berkaitan dengan pertanian tembakau.
“Untuk memulai tanam tembakau masyarakat mengadakan ritual Wiwit Mbako dengan mengadakan kesenian Jaran Kepang sebagai salah satu sarana doa memohon kelancaran dan mendapatkan hasil yang melimpah. Setelah panen raya tembakau diadakan syukuran atas hasil yang diperoleh dengan menggelar kesenian jaran kepang,” ujar Mat Syafi’i.
Lebih lanjut, kesenian ini juga kerap dipertontonkan pada acara Suroan, hajatan, bersih desa, festival dan ivent-ivent nasional. Dari sini, kita tahu bahwa Jaran Kepang Temanggungan berkembang lestari dan sangat digemari oleh masyarakat.

Nilai dan Makna Pertunjukan Jaranan
Tarian ini bukan hanya sebuah pertunjukan yang menghibur, tetapi juga menyimpan nilai-nilai dan cerita kuno yang melambangkan kehidupan dan budaya masyarakat Jawa.Jaran kepang Temanggung memiliki sejarah yang panjang dan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Temanggung.
Seiring berjalannya waktu, jaran kepang Temanggung juga menjadi daya tarik wisata yang populer di kalangan wisatawan domestik maupun mancanegara. Salah satu hal menarik dari jaran kepang Temanggung adalah makna yang terkandung di dalamnya.
Setiap gerakan dan formasi jaranan memiliki makna tersendiri. Misalnya, gerakan melompat tinggi menunjukkan keberanian dan kekuatan, sedangkan gerakan meliuk-liuk menandakan keanggunan dan kelenturan.
“Anyaman bambu seperti badan kuda memiliki makna spiritual yang kuat melambangkan kesatuan antara manusia dan alam. Jaran kepang juga dipercaya dapat mengusir roh jahat, melindungi dari bencana, serta membawa berkah dan keberuntungan,” pungkasnya.
Editor: Mukhlis