Melalui rubrik Kopi Koldes, Kolomdesa.com menerima tulisan esai atau opini terkait isu-isu seputar pembangunan, pemberdayaan dan kebijakan desa. Panjang tulisan berkisar 600-900 kata.
Kirimkan tulisan beserta foto dan identitas diri ke email kolomdesa@gmail.com atau melalui narahubung yang tertera di website kami.
Dalam pandangan saya, Haul Sekumpul bukan sekadar agenda tahunan belaka, melainkan manifestasi dari produk kebudayaan. Sebagai produk kebudayaan, ia punya sifatnya yang evergreen—tak lekang oleh waktu.
Desa Cahaya Baru kawasan transmigrasi yang punya banyak potensi. Hamparan sawah hijau dan rumah tradisional menjadi daya tarik yang menarik untuk dikunjungi.
Produksi tembakau tradisional yang terjadi di akar rumput memang melibatkan banyak elemen masyarakat dengan proses yang relatif panjang. Selain sangat dipengaruhi oleh cuaca, teknik yang diwariskan secara turun-temurun serta jenis tembakau yang ditanam juga akan menentukan perlakuan yang berbeda.
Pagi, 26 September 2015. Dio Eka Saputra, 13 tahun, putra bungsu Salim Kancil, baru saja selesai cuci muka dan membantu Salim yang berusaha mengeluarkan sepeda motornya. Sesaat kemudian, Dio menyaksikan gerombolan orang-orang menghajar bapaknya beramai-ramai.
Kami akan anggap kalian sebagai adik, kakak, dan keluarga. Kami selalu tunggu kedatangan kalian ke surganya Papua. Wa, wa, wa, wa, wa.
Sebagai upaya melakukan proses pemulihan masyarakat yang terjerat narkoba, Desa Iboih membentuk Agen Pemulihan (AP). Sebentuk rehabilitasi.
Kerang Hitam banyak ditemukan di Pantai Selatan Jawa, tidak terkecuali di Pantai Paseban, Kecamatan Kencong, Jember. Kerang hitam oleh warga setempat banyak dimanfaatkan untuk olahan masakan dan dijual.
Legen dibuat dari bunga pohon siwalan (tanaman Lontar) jenis perempuan yang bunganya berbentuk sulur. Sulur bunga ini dipotong sedikit demi sedikit, disadap getahnya, lalu kemudian ditampung di sebuah tabung. Umumnya, tabung terbuat dari potongan batang bambu satu ruas.
Jember Coffee Centre atau biasa disebut JCC memiliki sisi yang cukup unik, sebab ia diinisiasi oleh para santri Pondok Pesantren Al-Hasan. Dipelopori oleh salah satu keluarga ‘ndalem’, yakni Gus Misbach, para santri tersebut merawat visi untuk memperjuangkan nasib jangka panjang dan kesejahteraan petani kopi, dengan bersama-sama bergerak sebagai subjek di sektor kopi.
Mulyadi menceritakan bagaimana kebutuhan akses pendidikan dan literasi di desa mereka cukup pelik akibat wabah Covid-19
