Membangun Indonesia dari Pinggiran, Menjamin Desa Layak Air Bersih

Membangun Indonesia dari Pinggiran, Menjamin Desa Layak Air Bersih.

Kolomdesa.com – Air bersih merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi semua makhluk hidup di muka bumi. Selain memang untuk kebutuhan sehari-hari, air bersih juga dimanfaatkan oleh manusia untuk kebutuhan minum, seperti yang kita semua ketahui bahwa 80% tubuh manusia ialah terdiri dari air. Dapat dibayangkan, apabila bumi dalam kekeringan dan kekurangan air bersih, maka dampak buruk yang akan diterima penduduk bumi ialah semua makhluk hidup akan mengalami kematian. Kekurangan air bersih, di sisi lain juga berdampak pada gagalnya para petani untuk panen, sehingga berdampak pula pada melejitnya harga kebutuhan pokok masyarakat. Sejauh ini, ketersediaan air bersih masih banyak menjadi masalah bagi warga desa di sejumlah kabupaten/kota. Saat ini, rata-rata ketersediaan air bersih secara nasional di 514 kabupaten/kota di kisaran 72-90%. Bahkan, di beberapa daerah, ada yang ketersediaan sarana air bersihnya kurang dari 70%.

Mengatasi hal ini, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melalui konsep Sustainable Development Goals (SDGs) Desa ke-6 tentang Desa Layak Air Bersih, mendorong desa agar turut akitf mengelola sumber daya air yang ada di wilayahnya. Dalam pelaksanaannya, mewujudkan  SDGs Desa ke-6 itu tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Dalam menyukseskan cita-cita itu, warga desa harus ikut mengisi berbagai sektor dalam pemanfaatan sumber daya air yang ada di desa, salahsatu misalnya melalui Penyediaan Air Minum Desa (PAMDes), baik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat maupun melalui pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang bisa meningkatkan pendapatan asli desa. 

Bila merujuk pada Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, menunjukkan bahwa 40,64 persen rumah tangga di Indonesia menjadikan air kemasan bermerek atau air isi ulang sebagai sumber air minum mereka. Selanjutnya, 17,07 persen rumah tangga memperoleh air minum dari sumur bor atau pompa, 15,26 persen dari sumur terlindungi, dan 12,17 persen dari mata air yang terlindungi maupun tidak. Merujuk kepada data tersebut pula, maka menjadi suatu kewajiban bagi Pemerintah Indonesia untuk memastikan kualitas air di setiap daerah.

Indonesia Emas 2045 sebagai visi besar tentu sangat erat kaitannya dengan penyediaan lingkungan layak huni. Mau bagaimana pun, alam merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, tanpa alam yang baik, maka tidak akan dapat diwujudkan sumber air yang baik pula. Karena itu, air dan bumi perlu dilindungi. Sebab air adalah esensi kehidupan, dan kesadaran akan pentingnya menjaga kualitas dan ketersediaan air minum menjadi sebuah tindakan kemanusiaan yang mendalam bagi kita semua.

Permasalahannya sangat nyata hampir diseluruh wilayah di Indonesia saat ini ialah kualitas air semakin hari semakin menurun, hal ini juga disebutkan oleh Kepala Organisasi Riset Kebumian dan Maritim BRIN, Ocky Karna Radjasa dalam Webinar World Water Day 2022, dengan tema “Membangun Kesadaran Generasi Muda tentang Ketersediaan dan Kelestarian Air”, pada Selasa (22/4/2022). Demikian juga dengan debit air. Ocky juga menyebutkan bahwa saat ini juga banyak debit air yang terus menurun, bahkan banyak yang sudah hilang dan tidak bisa kembali lagi pada kondisi awal. Hal ini tentunya dipengaruhi dengan bertambahnya jumlah penduduk.

Terjadinya perubahaan ketersediaan jumlah air bersih yang terus menerus berkurang ini merupakan konsekuensi nyata dalam kehidupan sehari-hari yang harus dicarikan jalan keluarnya. Melihat masalah tersebut, salah satu solusi yang harus diupayakan adalah dengan melakukan pengelolaan terhadap air limbah menjadi air bersih agar bisa digunakan oleh masyarakat. Pengolahan air limbah industri harus dilakukan secara optimal, dan air limbah yang telah diolah tersebut bisa dibuang ke badan air tanpa merugikan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, ketersediaan air bersih di Bumi bisa dipertahankan demi berlangsungnya kehidupan generasi di masa depan.

Meskipun tantangan yang dihadapi dalam menjaga air bersih untuk masa depan kita adalah besar, ada tindakan yang dapat kita ambil untuk mengatasinya, diantaranya. Konservasi Air, Kita dapat mengurangi pemborosan air dengan mengadopsi praktik-praktik konservasi seperti memperbaiki pipa bocor, menggunakan teknologi yang lebih efisien dalam penggunaan air, dan mengurangi pemborosan air di rumah dan industri. Di samping itu, Pengelolaan Air yang Lebih Baik, Pengelolaan sumber daya air yang lebih baik oleh pemerintah dan organisasi lingkungan dapat membantu menjaga ketersediaan air bersih. Ini termasuk perlindungan habitat air, pemantauan kualitas air, dan penegakan hukum terhadap pencemaran air.

Kemudian diperlukan Investasi dalam Infrastruktur Air, Meningkatkan infrastruktur air bersih seperti bendungan, pipa air, dan fasilitas pengolahan air adalah langkah penting untuk memastikan ketersediaan air yang mencukupi. Perlu diadakannya Konservasi Lahan dan Hutan, Perlindungan lahan basah, hutan, dan ekosistem lainnya adalah penting untuk menjaga siklus air alami dan mencegah banjir dan kekeringan yang parah. Kemudian adanya usaha untuk mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca, Mengurangi emisi gas rumah kaca dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim pada siklus air. Dan terakhir harus adanya Peningkatan Kesadaran, Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya air dan dampak-dampak dari pemborosan dan polusi dapat mendorong perubahan perilaku yang lebih berkelanjutan.

Percaya Desa, Desa Bisa!

Penulis; Danu

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *