Desa Kelawi, Terobosan Wujudkan Desa Wisata Bahari Berkelanjutan

Desa Kelawi memiliki potensi alam yang melimpah, salah satunya di bidang maritim. Masyarakat mengelola potensi bahari sebagai jujugan wisata

KOLOMDESA.COM – Desa Kelawi terletak di Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan. Desa ini menyimpan keindahan alam dan ragam potensi unik, utamanya wisata bahari. 

 

 

Desa yang baru dimekarkan tahun 2000 ini memiliki banyak potensi alam, ekonomi, dan wisata. Bahkan, kini, Desa Kelawi pun sudah cukup ramai dan dikenal oleh para pelancong karena keelokan salah satu pantainya, yakni Pantai Minang Rua.

 

 

Seluruh pantai di Desa Kelawi dikelola dengan baik di bawah pengawasan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kelawi Mandiri bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Saking terawatnya, pantai-pantai di desa ini kerap menjadi tempat persinggahan penyu saat bermigrasi untuk bertelur.

 

 

Inovasi yang ada di Desa di Kelawi terdiri dari  potensi Bahari. Desa ini mengembangkan Wisata Bahari dengan membuat Green Canyon, Taman Bawah Laut, Air Terjun Jambuara, Air Terjun Khaja Saka, Batu Alif, dan Goa Lalay.

 

 

Tidak hanya itu, Desa Kelawi pun memiliki daya tarik agrowisata. Desa ini terkenal akan varietas alpukat dan pisang yang bernama Pipit Kelawi yang telah memiliki hak paten dan sertifikasi.

 

 

Untuk mengembangkan agrowisata alpukat, Desa Kelawi menginisiasi program “1 KK, 2 Pohon Alpukat”. Lewat program ini, setiap keluarga diminta untuk menanam dua bibit alpukat. Guna membantu pembibitan, desa pun sudah menyediakan green house sendiri.

 

 

Daya Tarik di Sekitar Wisata Bahari

Desa Kelawi sedang berupaya mengembangkan budi daya alpukat pipit secara masif. Dengan semua keberagaman potensi yang dimiliki, Desa Kelawi punya sebutan sebagai “Sejuta Atraksi dalam Satu Destinasi.”

 

 

Sayangnya, popularitas Desa Kelawi sebagai desa wisata memunculkan masalah, yaitu sampah. Masih ada wisatawan yang membuang sampah sembarangan. Belum lagi dengan sampah-sampah organik, seperti daun, ranting, dan batang kayu.

 

 

Untuk mengatasi masalah itu, Desa Kelawi mendirikan Bank Sampah Guwai. Inovasi yang juga dikelola oleh BUMDes Kelawi Mandiri ini melibatkan anggota Pokdarwis dan warga sekitar sebagai nasabahnya.

 

 

Sekretaris Pokdarwis Desa Kelawi Rian Naikal menuturkan, hingga kini, Bank Sampah Guwai memiliki 50 nasabah. Mekanisme kerjanya, mereka menyetorkan sampah ke bank sampah, kemudian ditimbang, dan dihargai berdasarkan jenisnya.

 

 

Daur Ulang Limbah Wisata

Selain mendirikan bank sampah, lanjut Rian, Desa Wisata Kelawi melakukan daur ulang untuk limbah-limbah laut yang terbawa oleh gelombang saat pasang atau angin barat. Contohnya, kayu dan plastik.

 

 

“Limbah tersebut kami pilah dan himpun, lalu dibawa ke perajin UMKM untuk dijadikan suvenir, seperti tatakan gelas, gantungan kunci, dan alat minum,” ujarnya.

 

 

Daur Ulang Limbah Wisata

Selain disulap sebagai barang bernilai ekonomi seperti suvenir, sampah-sampah organik yang dikumpulkan juga dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. 

 

 

Pupuk ini akan digunakan sebagai media tanam untuk pohon alpukat dan pisang yang menjadi varietas unggulan setempat.

 

 

Terbantu dengan Produk Keuangan Digital

Sebagai desa wisata dengan beragam potensi unik, Desa Kelawi terus berbenah dan berinovasi. Salah satunya, dengan menyediakan metode pembayaran nontunai, seperti QRIS, yang kini semakin diminat

 

 

Kebanyakan wisatawan menghindari membawa uang tunai dalam jumlah besar karena takut kehilangan.

 

Penulis: Kurnia

Editor: Dian

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Inovasi Lainnya