MAGELANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang sudah mendistribusikan air bersih kurang lebih 3,7 juta liter ke sejumlah desa terdampak kekeringan. Sebanyak 44 desa pada 13 kecamatan di Kabupaten Magelang hingga kini masih mengalami kekeringan.
“Selama Juli hingga Agustus kasus kekeringan hanya terjadi di 4 kecamatan. Namun sampai akhir Oktober meluas menjadi 13 kecamatan,” kata Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Magelang Cahyono Dwikartikaputra, Senin (6/11/2023).
Cahyono mengatakan kendala utama yang dialami BPBD Kabupaten Magelang adalah terbatasnya armada tangki. Saat ini, truk tangki air yang dimiliki BPBD Kabupaten Magelang hanya ada dua unit, padahal cakupan wilayah di Kabupaten Magelang cukup luas dengan medan geografis perbukitan.
“Kami berterima kasih kepada semua relawan di Kabupaten Magelang yang senantiasa membantu dan mem-backup dalam mencukupi kebutuhan air bersih,” ujarnya.
Menurut Cahyono, kekeringan di Kabupaten Magelang kebanyakan desa yang sumber airnya berasal dari sumur yang mengering. Masyarakat belum bisa menemukan alternatif lain untuk sumber mata air baru.
“13 kecamatan itu yakni Kecamatan Tempuran, Pakis, Borobudur, Tegalrejo, Grabag, Ngablak, Salaman, Sawangan, Candimulyo, Mertoyudan, Secang, Bandongan, dan Kecamatan Ngluwar,” katanya.
Ia menyebut, dari 13 kecamatan itu terparah di Kecamatan Pakis dan Tegalrejo. Sedangkan untuk wilayah Kecamatan Borobudur cenderung stagnan dengan jumlah desa terdampak kekeringan masih sama setiap musim kemarau.
“Wilayah kekeringan di Pakis dan Tegalrejo itu tambah terus tanpa kita duga-duga,” tandasnya.
Diketahui, saat ini beberapa wilayah di Borobudur dan Salaman sudah terdapat jaringan air dari Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Sedangkan sejumlah desa di Kecamatan Pakis dan Tegalrejo merupakan wilayah baru yang pada tahun sebelumnya kekeringannya tidak separah tahun ini.
Penulis: Habib Az
Editor: Rizal