BALI – Ngayah atau tradisi gotong royong adalah sebuah kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang dengan kuat di tengah-tengah masyarakat Bali. Konsep gotong royong ini memang memiliki kemiripan dengan konsep relawan pada umumnya, namun memiliki nuansa yang sangat khas sesuai dengan kaidah adat dan aturan sosial yang hidup di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali.
Gotong royong di Bali tidak sekadar merupakan tindakan kebaikan semata, tetapi juga merupakan bagian integral dari budaya dan identitas Bali itu sendiri. Setiap orang di dalam komunitas Bali diharapkan untuk berkontribusi dalam berbagai kegiatan gotong royong, yang sering kali melibatkan berbagai aspek kehidupan seperti membersihkan lingkungan, merenovasi pura, atau bahkan membantu dalam persiapan upacara adat.
Selain itu, gotong royong di Bali juga menunjukkan rasa solidaritas dan persatuan dalam masyarakat. Saat satu anggota komunitas mengadakan acara atau perayaan, yang lainnya akan turut serta membantu, baik dalam bentuk tenaga maupun sumbangan material. Ini adalah contoh konkret dari bagaimana nilai-nilai sosial dan budaya Bali, seperti kebersamaan dan tolong-menolong, diwujudkan dalam praktek sehari-hari.
“Kita bergotong royong untuk menuntaskan hajatan yang diadakan di masing-masing desa yang pelaksanaannya diambil dengan jalan gotong royong. Tidak melalui bayar sana bayar sini. Tidak mengharapkan adanya upah-upah begitu, itu dilaksanakan dengan kegiatan gotong royong diambil bersama-sama saling memberikan urunan terhadap mereka yang memiliki hajatan. Itu masih berjalan,” kata Manggala Utama Pasikian Pecalang Provinsi Bali, I Made Mudra.
Keseluruhan, gotong royong di Bali bukan hanya sekadar tindakan altruistik, tetapi juga sebuah cerminan dari filosofi hidup yang tumbuh dalam masyarakat Bali, di mana individu-individu bersatu demi kebaikan bersama dan memegang teguh nilai-nilai tradisional yang telah ada selama berabad-abad. Ini adalah salah satu aspek unik dari kebudayaan Bali yang patut diapresiasi dan dijaga.
Jenis-jenis Ngayah Masyarakat Bali
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali, terdapat tiga jenis Ngayah yang bisa dilihat dengan jelas. Pertama, ada Ngayah yang berhubungan erat dengan loyalitas dan dedikasi. Dalam hal ini, masyarakat Bali menunjukkan sikap loyal dan berdedikasi yang tinggi dalam menjalankan pekerjaan atau tugas yang mereka emban. Mereka melaksanakan Ngayah ini dengan penuh keikhlasan, tanpa mengharapkan imbalan atau pengakuan atas usaha mereka. Contohnya, saat mereka bergotong royong membersihkan lingkungan desa atau merenovasi pura, mereka melakukannya dengan sepenuh hati dan kesetiaan kepada komunitas mereka.
Selain itu, jenis Ngayah kedua adalah yang bersifat sosiokultural. Dalam jenis ini, masyarakat Bali menjalankan kegiatan Ngayah dengan tujuan pengembangan sosial dan budaya. Mereka dengan sukarela berpartisipasi dalam kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya Bali kepada generasi muda atau masyarakat luas. Contoh konkretnya adalah ketika ada acara besar untuk mengenalkan budaya Bali, seperti pementasan tari atau upacara adat, banyak masyarakat yang ikhlas berkontribusi dan berpartisipasi dalam persiapan dan pelaksanaan acara tersebut.
Terakhir, jenis Ngayah yang ketiga terkait dengan dimensi religius dan teritorial. Dalam hal ini, masyarakat bekerja sama dalam suatu lingkungan sosial tertentu yang memiliki nilai-nilai agama dan tradisi yang sama. Contohnya, pada perayaan hari jadi Pura Kahyangan Tiga Desa Tegal Tugu, Bali, masyarakat sekitar bersatu dalam suatu semangat kebersamaan untuk merayakan momen ini. Mereka bergotong royong dalam merayakan upacara adat, membersihkan area sekitar pura, dan berpartisipasi dalam segala aspek yang berkaitan dengan perayaan tersebut.
Kesemuanya, tiga jenis Ngayah ini mencerminkan nilai-nilai penting dalam budaya Bali, seperti loyalitas, dedikasi, pengembangan sosial dan budaya, serta kebersamaan dalam aspek agama dan tradisional. Ini adalah bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat Bali yang memperkuat ikatan sosial dan budaya mereka.
Nilai-Nilai dalam Tradisi Ngayah
Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Ngayah sangat kaya dan mendalam. Pertama, salah satu nilai yang muncul dalam tradisi Ngayah adalah nilai ikhlas. Masyarakat Bali diajak untuk menjalankan kegiatan gotong royong ini dengan tulus dan ikhlas, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian. Mereka memahami bahwa tindakan ikhlas ini adalah wujud dari pengabdian kepada sesama dan juga sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan. Dalam konsep Hindu Bali, tindakan ikhlas ini dianggap sebagai cara untuk menghasilkan karma baik, yang akan memberikan pahala atau berkah dari Yang Maha Esa.
“Pada prinsipnya, yang tertanam dalam jiwa saya, karena yang saya lihat dan diajarkan kepada saya sejak kecil adalah, ngayah itu adalah panggilan jiwa sehingga dilakukan dengan tulus dan ikhlas tanpa adanya paksaan, meskipun dalam pelaksanaannya sering kali saya lihat para tetua-tetua ini tidak menerima bayaran uang, tapi tetap dilakukan dengan tulus,” kata Dr Ketut Sukawati Lanang Putra Perbawa (SLP), akademisi kelahiran Singaraja.
Selanjutnya, nilai-nilai dalam Ngayah juga tercermin dalam berbagai pustaka agama Hindu Bali. Pustaka-pustaka ini memberikan pedoman dan panduan tentang bagaimana menjalankan Ngayah dengan benar sesuai dengan ajaran agama Hindu. Masyarakat Bali menghormati dan mengikuti ajaran-ajaran ini sebagai bagian dari penghayatan spiritual dan budaya mereka.
Selain itu, dalam Ngayah juga terdapat nilai-nilai seperti rasa solidaritas dan persatuan. Melalui kegiatan gotong royong ini, masyarakat Bali memperkuat ikatan sosial dan saling mendukung satu sama lain. Mereka memahami bahwa bersama-sama, mereka dapat mencapai lebih banyak hal dan membangun komunitas yang lebih kuat.
Keseluruhannya, tradisi Ngayah di Bali bukan hanya sekadar tindakan gotong royong, tetapi juga sebuah wujud dari nilai-nilai seperti ikhlas, pengabdian, solidaritas, dan persatuan. Nilai-nilai ini memberikan fondasi kuat bagi kehidupan masyarakat Bali dan menjadi bagian integral dari budaya dan identitas mereka.
Editor: Ani