Tradisi Pacu Jalur, Merayakan Kemerdekaan dengan Dayung Warisan Kuansing

Pacu Jalur Tradisi Khas Kuansing, Sumber Foto: Web Kuansingkita
Pacu Jalur Tradisi Khas Kuansing, Sumber Foto: Web Kuansingkita

Share This Post

KUANSING – Pacu Jalur merupakan bentuk lomba dayung tradisional yang khas di daerah Kuantan Singingi (Kuansing). Tradisi ini dilakukan pada setiap bulan Agustus, yakni pada tanggal 23-26. Lomba ini menjadi salah satu ikon tradisi yang ada di Riau. 

 

Perlombaan dayung ini melibatkan para pemilik perahu setempat. Umumnya, perahu- perahu itu terbuat dari kayu gelondongan. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai jalur. Material kayu dari hutan di wilayah Kuantan Singingi digunakan sebagai jalur, dan dipilih atau diseleksi oleh masyarakat setempat. 

 

Banyak kriteria yang harus dipertimbangkan, terutama ukuran diameter dan panjang kayu. Setelah kayu yang sesuai ditemukan, tukang jalur akan menandai kayu tersebut. Kemudian, setelah beberapa waktu, penebangan kayu dilakukan. Pada tahap ini, sebuah ritual khusus dijalankan sebagai bentuk penghormatan dan permintaan izin kepada hutan belantara untuk mengambil kayu yang cukup besar. Filosofi di balik tindakan ini adalah sebagai wujud penghargaan terhadap alam dan memohon izin kepada lingkungan hutan sebelum melakukan penebangan. Dalam tindakan ini, tercermin nilai-nilai kearifan lokal yang mengajarkan betapa pentingnya menjaga ekosistem hutan.

Pacu Jalur Tradisi Khas Kuansing, Sumber Foto: Web Kuansing
Pacu Jalur Tradisi Khas Kuansing, Sumber Foto: Web Kuansing

Tradisi ini mengandung makna yang dalam, mengingatkan kita akan hubungan yang harmonis antara manusia dan alam serta kebijaksanaan dalam menggunakan sumber daya alam. Pacu Jalur bukan sekadar lomba dayung, tetapi juga merupakan simbol dari kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar kita dan menghormati alam serta warisan nenek moyang.

 

“Festival Pacu Jalur merupakan hasil budaya dan karya khas yang merupakan perpaduan antara unsur olahraga seni, dan olah batin sehingga festival pacu jalur ini menjadi budaya terbaik Indonesia,” ungkap Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, SF Hariyanto beberapa waktu yang lalu.

Pacu Jalur Tradisi Khas Kuansing, Sumber Foto: Web Kuansing
Pacu Jalur Tradisi Khas Kuansing, Sumber Foto: Web Kuansing

Ia menerangkan bahwa pada awalnya, kegiatan Pacu Jalur hanya diikuti oleh sejumlah kecil masyarakat di sekitar wilayah Kuantan Singingi. Namun, seiring berjalannya waktu, acara ini mulai menarik perhatian dan simpati dari berbagai daerah, terutama di wilayah Riau dan sekitarnya, bahkan hingga mancanegara. Oleh karena itu, festival Pacu Jalur tidak lagi hanya dimiliki oleh masyarakat Kuantan Singingi. Melainkan telah bertransformasi menjadi perayaan rakyat yang merangkul masyarakat Riau dan seluruh Indonesia. Hal ini disebabkan oleh peningkatan perhatian terhadap kegiatan tersebut dan inklusinya dalam agenda pariwisata nasional yang diadakan secara rutin setiap tahun.

 

Pelaksanaan Festival Pacu Jalur

 

Perayaan ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh komunitas masyarakat.  Dalam lomba ini, perahu atau jalur yang digunakan memiliki panjang berkisar antara 25 hingga 40 meter, dan di setiap perahu terdapat sekitar 40 hingga 60 atlet dayung.

 

Tidak hanya sekedar lomba, Pacu Jalur adalah sebuah festival yang menjalin jaringan kebersamaan antar komunitas dan merangkul semangat patriotisme. Acara ini biasanya diikuti oleh ratusan perahu yang berasal dari berbagai komunitas, dan melibatkan ribuan atlet dayung yang berasal dari berbagai usia dan latar belakang. Ketika lomba dimulai, jalur-jalur itu beriringan membelah air Sungai Batang Kuantan dengan irama dayung yang serempak.

Pacu Jalur Tradisi Khas Kuansing, Sumber Foto: Web Kuansing
Pacu Jalur Tradisi Khas Kuansing, Sumber Foto: Web Kuansing

Kemeriahan festival ini tidak hanya dirasakan oleh para peserta, tetapi juga oleh ribuan penonton yang hadir. Para penonton berasal dari berbagai daerah, termasuk wisatawan domestik dan mancanegara, yang datang untuk menyaksikan keindahan tradisi dan semangat kompetisi yang menggebu. Dengan demikian, Pacu Jalur tidak hanya menjadi bagian dari warisan budaya Kuansing, tetapi juga telah merambah menjadi daya tarik pariwisata yang menarik perhatian dari seluruh penjuru.

 

“Harapan kita event ini bisa mendatangkan wisatawan domestik juga mancanegara yang bisa memberikan multiplier effect bagi masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi dan Riau umumnya,” kata SF Hariyanto.

 

Dalam suasana yang meriah dan penuh semangat, festival Pacu Jalur menjadi lebih dari sekadar perlombaan dayung. Ia adalah perwujudan dari semangat kebersamaan, kecintaan terhadap budaya, dan kesatuan dalam merayakan kemerdekaan Indonesia.

 

Editor: Ani

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Budaya Lainnya