Kamiludin resmi dilantik menjadi kepala Desa Sidomulyo, Kabupaten Jember pada Desember 2021 lalu. Ia sudah tak sabar berbenah untuk desa kelahirannya itu. Kepala Desa jebolan Universitas Muhammadiyah Jember itu bertekad untuk melakukan transformasi digitalisasi besar- besaran.
Kamiludin memulai digitalisasi di Sidomulyo dengan menciptakan aplikasi SIPPADU dan disusul SIMMA, yang diresmikan pada Februari 2022 lalu. Kedua aplikasi ini diciptakan untuk memangkas pelayanan birokrasi yang ada.
“Melihat lokasi setiap dusun jauh dari kantor kepala desa sekaligus lokasi desa ini pelosok atau perbatasan, sehingga program digital ini menjadi program utama,” tutur Kamiludin.
SIPPADU merupakan akronim dari Aplikasi Sistem Pelayanan Terpadu. Tak butuh waktu panjang, aplikasi ini dikerjakan dalam kurun waktu satu bulan. Rupanya, Kamil ingin segera mentransformasi Sidomulyo menjadi desa digital.
SIPPADU memiliki enam fitur utama. Pertama, fitur Informasi yang berfungsi sebagai pelayanan informasi tentang semua kegiatan di desa Sidomulyo. Kedua, fitur Sistem manajemen surat yang melayani masyarakat untuk mengakses surat menyurat pemerintahan.
“Jadi masyarakat tidak perlu lagi ke kantor kepala desa, hanya dengan mengakses lewat SIPPADU sudah bisa mengurus surat yang ditandatangani secara elektronik,” sambungnya.
Ketiga, fitur website. Fitur ini menyediakan berita- berita di desa Sidomulyo, yang ditulis langsung oleh jurnalis warga Sidomulyo. Keempat, fitur pengaduan. Fitur ini menyajikan pelayanan pengaduan semua masalah yang dihadapi masyarakat setempat. Yakni, mulai dari masalah sesama tetangga, pribadi, termasuk masalah pelayanan pemerintah desa.
Kelima, fitur kejadian. Fitur ini berfungsi untuk menerima laporan yang berkaitan dengan bencana alam, pencurian, ataupun kebakaran yang terjadi di desa. Keenam, fitur tracking. Fitur ini digunakan untuk untuk mengakses jejak atau riwayat perjalanan dinas pemerintah Desa. Fitur ini hanya bisa diakses oleh perangkat Desa dan Kepala Desa.
Kini aplikasi SIPPADU telah berjalan selama satu tahun. 85% masyarakat setempat telah menginstal dan menggunakan aplikasi tersebut. Target utama dari aplikasi ini adalah untuk memudahkan pelayanan administrasi, laporan ataupun keluhan masyarakat.
Melalui aplikasi ini, Kamiludin dapat menjangkau pelayanan di tiga dusun yang letaknya terpencil, berdekatan dengan area perkebunan. Masyarakat di tiga dusun itu tak perlu datang ke kantor Desa untuk dapat mengurus proses administrasi sipil.
“Untuk mengurus surat perkantoran saja, membutuhkan perjalanan sekitar setengah jam itupun kalau ketemu sama kepala desa. Jika dia ingin meminta tanda tangan. Jadi dengan adanya pelayanan berbasis digital ini maka terkait surat sudah bisa diurus dari aplikasi dengan menggunakan tanda tangan elektronik,” terangnya.
Transformasi Digital Di Bidang Pertanian
Selanjutnya adalah aplikasi SI-AMA yang fokus untuk pengembangan inovasi petani. Aplikasi ini dirintis kepala Desa dengan Universitas Jember. Aplikasi SI-AMA memiliki empat fitur unggulan.
Pertama fitur temperatur. Fitur ini berfungsi sebagai pengukur suhu pada tanah. Kedua, fitur humidity (kelembaban). Fitur ini berfungsi untuk mengetahui kandungan air yang ada di udara. Ketiga, fitur rainfall. Fitur ini berfungsi mengetahui tingkat curah hujan. Dan terakhir adalah fitur wind speed, fungsinya untuk mengukur kecepatan angin di area persawahan masyarakat.
“Aplikasi SI-AMA ini dibentuk untuk membantu masyarakat dibidang pertanian yang bisa mengetahui kelembaban tanah, suhu, angin, dan cuaca,” tambahnya lagi.
Kini aplikasi SI-AMA telah berjalan selama 6 bulan. Banyak masyarakat terbantu dengan adanya aplikasi SI-AMA. Sektor pertanian pun meningkat.
Kedepan, Kamiludin berharap dapat mengembangkan inovasi berbasis teknologi di bidang peningkatan UMKM serta wisata.
Penulis: Mahfud
Editor: Ani