Warga Desa Laha Kembangkan Tas Kanvas Ecoprint Ramah Lingkungan

Pembuatan tas kanvas dengan teknik Ecoprint. Sumber : ambon.antaranews.com
Pembuatan tas kanvas dengan teknik Ecoprint. Sumber : ambon.antaranews.com

Kolomdesa.com, Ambon – Warga Desa Wisata Laha, Kecamatan Teluk Ambon, Ambon mengembangkan tas kanvas dengan teknik ecoprint sebagai produk unggulan desa yang bernilai ekonomis dan ramah lingkungan.

“Kami awalnya dibentuk dan dibina oleh Gef6 CFI-Indonesia yang memberikan pelatihan selama tiga hari untuk pembuatan ecoprint atau batik ecoprint,” kata Sekretaris Mahina eco print Negeri Laha, Sinta Wati, Minggu (15/12/2024).

Ia menjelaskan bahwa ecoprint adalah teknik mencetak motif dan warna pada kain atau media lain, seperti tas kanvas, menggunakan bahan-bahan alami seperti dedaunan.

Ide pembuatan ecoprint ini muncul untuk memberdayakan perempuan Desa Laha sekaligus mengurangi dampak pemanasan global akibat penggunaan bahan kimia.

“Karena dengan kita beralih ke ecoprint mengurangi bahan-bahan kimia yang dipakai untuk produksi kain motif dengan menggunakan bahan alami. Selain itu ini juga membuat masyarakat lebih sadar akan lingkungan,” ujarnya

Ia juga menyatakan bahwa produksi ecoprint tesebut dilakukan menggunakan dua teknik, yakni steam dan pounding.

“Kalau untuk teknik steam kain harus memiliki serat alami karena menggunakan bahan alami. Pertama-tama kain dicuci untuk mengeluarkan residu yang ada. Setelah itu direbus dengan campuran baking soda, sitrun dan tawas, lalu kain direbus sampai mendidih. Kemudian kita rendam di zat warna alami misalnya mau warna merah kita menggunakan tumbuhan berwarna merah dengan cara direbus dan kain direndam di dalamnya, Setelahnya kain dijemur dan kemudian ditata daun-daun yang ingin digunakan diatasnya lalu ditutupi dengan blanket dan plastik kemudian diinjak-injak dan diikat kemudian disteam selama dua jam. Nanti setelah itu kita buka dan hasilnya corak daun atau tumbuhan akan menempel di kain tersebut. Adapun teknik pounding atau ketuk yang menggunakan hampir semua jenis daun dengan cara menempelkan daun pada media kain berserat kemudian daun ditutupi dengan plastik bening lalu di ketuk-ketuk mengikuti pola dan bentuk daun,” jelasnya.

Selain itu, ia menyatakan bahwa terdapat sebanyak 20 perempuan Desa Laha aktif memproduksi ecoprint. Mereka mendapatkan honor atau bagi hasil dari penjualan produk, yang dipamerkan dalam berbagai acara.

“Sejak didirikan pada Agustus 2024 hingga saat ini sudah ada sebanyak empat kali kegiatan pameran yang diikuti. Selain itu kami juga memasukkan produk kami di Bandara Pattimura agar dilirik oleh wisatawan. Untuk harga mulai dari Rp75 ribu hingga Rp300 ribu,” tuturnya.

Sementara itu, perwakilan perangkat Desa Laha, Asti, menyampaikan bahwa pemerintah desa mendukung penuh kegiatan ini dengan menyediakan lokasi produksi di balai desa dan mempromosikan Mahina Ecoprint kepada tamu-tamu desa serta melalui berbagai acara daerah maupun nasional.

“Pemerintah desa juga selalu mempromosikan Mahina Ecoprint ini kepada tamu-tamu yang datang, kami juga aktif mengikutsertakan Mahina Ecoprint dalam berbagai kegiatan skala daerah maupun nasional,” ungkapnya.

Penulis : Roman
Editor : Aziz

Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *