Tradisi Perang Pandan Desa Tenganan Pegringsingan Tarik Antusias Wisatawan

Tradisi perang pandan di Desa Tenganan Pegringsingan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali. Sumber: Topikterkini.com
Tradisi perang pandan di Desa Tenganan Pegringsingan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali. Sumber: Topikterkini.com

Kolomdesa.com, Karangasem – Ratusan masyarakat hingga wisatawan baik domestik hingga mancanegara antusias menyaksikan tradisi mekare-kare atau perang pandan di Desa Tenganan Pegringsingan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali. Masyarakat yang ingin menyaksikan tradisi perang pandan berdatangan sejak siang, dari anak-anak hingga dewasa.

Sebelum tradisi dimulai, para pemuda, baik laki-laki maupun perempuan terlihat menyiapkan sarana prasarana, seperti daun pandan yang digunakan untuk berperang dan sebagainya. Setelah itu, para pemuda mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa akan bergantian bertanding satu lawan satu dengan senjata pandan dan juga tameng.

Para penonton yang ingin menyaksikan tradisi perang pandan secara lebih dekat sampai berdesak-desakan. Ada juga yang mencari benda seperti kursi, kayu, dan sebagainya agar bisa lebih tinggi untuk bisa melihat secara lebih detail karena penontonnya sangat banyak. Bahkan, ada juga penonton yang sampai digendong oleh temannya.

Salah seorang penonton, I Putu Adi Putra asal Gianyar senang bisa menyaksikan tradisi perang pandan secara langsung. Walaupun hanya bisa menyaksikan sebentar karena gerah dan panas akibat berdesakan.

“Saya baru dua kali datang ke sini menyaksikan tradisi perang pandan. Sangat seru dan cukup menegangkan melihat mereka saling pukul dengan daun pandan. Yang kena pasti sangat perih,” kata Adi, Rabu (5/6/2024).

Adi mengatakan kedatangannya ke Tenganan Pegringsingan untuk menyaksikan tradisi perang pandan tahun ini sedikit berbeda. Sebab, tradisi itu sekarang disinkronkan dengan Tenganan Pegringsingan Festival sehingga bisa kulineran dan menyaksikan beberapa kerajinan dari masyarakat.

“Dulu, waktu pertama kali datang ke sini nggak ada festivalnya, hanya nonton tradisi saja,” ujar Adi.

Sementara itu, Bendesa Adat Tenganan Pegringsingan I Putu Suarjana mengatakan tradisi perang pandan dilaksanakan sebagai penghormatan terhadap Dewa Indra yang dipercaya sebagai Dewa perang.

“Kami sebagai masyarakat adat Tenganan Pegringsingan menganut Hindu Dharma dalam sekaa Indra, di mana Dewa Indra merupakan Dewa perang. Perang dalam tradisi ini bukan berarti perang melawan musuh, tetapi sebagai bentuk penghormatan yang dilakukan oleh para remaja putra karena nantinya merekalah yang akan bertanggung jawab terhadap keluarga dan desa,” kata Suarjana.

Suarjana menuturkan prosesi perang pandan diawali para remaja putra dan putri naik ke puncak gunung di Desa Tenganan Pegringsingan pada pagi hari. Mereka mempersembahkan sebuah kelapa muda atau kuud di atas puncak gunung.

Setelah itu, remaja putra bertugas untuk mencari daun pandan untuk digunakan sebagai sarana mekare-kare atau perang pandan. Sementara remaja putri bertugas membuat obat penawar atau boreh (lulur khas Bali).

Semua peserta yang mengalami luka akan diolesi dengan boreh yang dibuat remaja putri seusai perang pandan. Menurut kepercayaan masyarakat Desa Tenganan Pegringsingan, luka yang dialami para peserta perang pandan akan kering satu hari seusai diolesi boreh. Luka akan sembuh total setelah satu minggu hanya dengan obat penawar tersebut.

“Bahan-bahan untuk membuat boreh atau obat penawar tersebut adalah kunyit, lengkuas, bangle, dan juga cuka. Semua bahan tersebut akan dicampur jadi satu,” kata Suarjana.

Tradisi perang pandan diikuti para remaja putra, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Perang pandan juga boleh diikuti oleh masyarakat luar desa, termasuk para wisatawan jika masih ada waktu dan peralatan.

“Setelah selesai melakukan tradisi perang pandan, para peserta akan saling rangkul dan tidak ada dendam diantara mereka,” tutup Suarjana.

Penulis : Fais

Editor : Habib

Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *