Tradisi Danyang Desa Mangga Dua

Prosesi pelaksanaan tradisi Danyang di Desa Mangga Dua, Kabupaten Serdang Bedagai Sumber foto: mediacenter.serdangbedagaikab.go.id
Prosesi pelaksanaan tradisi Danyang di Desa Mangga Dua, Kabupaten Serdang Bedagai Sumber foto: mediacenter.serdangbedagaikab.go.id

SERDANG BEDAGAI Desa Mangga Dua yang terletak di Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai dengan jumlah penduduk mencapai 5.003 Jiwa dan mayoritas suku Jawa. Sudah menjadi rahasia umum jika masyarakat Jawa dikenal mempunyai kepercayaan terhadap hal-hal yang bersifat supranatural.

 

Hal serupa juga tumbuh di Desa Mangga Dua yang percaya pada sosok dengan kekuatan dan pengaruh besar bagi masyarakat setempat, atau biasa disebut dengan Danyang. Dalam mitologi jawa, sosok danyang dikenal serupa dengan demit yang biasanya menempati suatu tempat yang disebut punden.

 

Namun, berbeda dengan demit, beberapa Danyang dianggap sebagai arwah dari tokoh-tokoh sejarah yang sudah meninggal, pendiri desa tempat mereka tinggal, orang pertama yang membabat tanah. Ketika mereka masih hidup, Danyang desa datang untuk membentuk desa dengan membersihkan serta membagi tanah kepada koleganya dan menasbihkan diri menjadi Kepala Desa yang pertama.

 

Orang-orang tertentu yang masih menganggap diri mereka sebagai keturunannya dianggap masih bisa menentukan secara magis siapa yang akan jadi kepala desa, dengan cara mengawasi gerak-gerik sejenis makhluk halus politik yang khusus yang disebut Pulung. Hanya kepala desa yang memiliki Pulung raja yang lebih besar yang akan menunjukkan bahwa kedudukan kepala desa lebih penting daripada bupati atau wedono.

 

Desa Mangga Dua yang masyarakatnya mayoritas suku Jawa masih mempercayai adanya danyang dan masih melibatkan danyang pada hajatan mereka yaitu dengan meminta bantuan agar hajatan dapat berjalan dengan lancar. Masyarakat meminta bantuan tersebut melalui sesepuh desa yang menyampaikan kepada danyang segala permintaan mereka seperti acara hajatan yang berjalan dengan lancar.

 

Biasanya masyarakat meminta tolong kepada danyang satu hari sebelum hajatan berlangsung dengan memberikan sesajen di tempat hunian danyang. Sesajen yang diberikan berupa bahan-bahan dapur yang mentah seperti cabai merah, bawang merah, bawang putih, rokok, bunga atau kembang dan makanan untuk hajatan seperti sayuran yang sudah dimasak, mie goreng serta uang 200 dan 500 rupiah.

 

Penulis: Erdhi

Editor: Soleha.tn

Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *