Sebanyak 50 Desa Mandiri Sampah di Jateng jadi Target DLHK 2025

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah Widi Hartanto. Sumber foto : Antara Jateng
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah Widi Hartanto. Sumber foto : Antara Jateng

Kolomdesa.com, Semarang – Sebanyak 50 desa mandiri sampah (DMS) Kabupaten Semarang, menjadi target Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah dalam mengatasi persoalan sampah di 2025.

Kata Kepala DLHK Jateng Widi Hartanto, bahwa pembentukan DMS sebagai salah satu upaya dalam mengurangi sampah dari sumbernya, sehingga menimbulkan sampah mencapai 5,5 juta per tahun.

Sejak 2023, sebelum ada target penambahan di setiap tahunnya, saat ini masih ada 88 DMS di Jateng, setidaknya satu desa mandiri sampah di setiap kabupaten/kota di Jateng.

“Harapannya tahun 2025 kami bisa nambah lagi kurang lebih 50 desa mandiri sampah,” Kata Kepala DLHK Jateng Widi Hartanto, Senin (13/1/2025).

Dalam penjelasannya, desa yang sudah mengikuti program DMS hanya membuang sekitar 20 persen residu ke tempat pembuangan akhir (TPA). Melalui DMS. DLHK Jateng ingin mendorong pengelolaan sampah langsung di tingkat desa, dengan memberikan edukasi kepada masyarakat, maka masyarakat Bersama-sama akan mengelola sampah dari sumbernya, yakni sampah organic dijadikan kompos atau “eco-enzyme” kemudian sampah an-organik dipilah untuk didaur ulang.

Harapannya dari program ini untuk mengurangi jumlah sampah yang harus dikirim ke TPA, apalagi DMS juga sejalan dengan program nasional, yakni kampung program iklim (proklim).

Melalui program DMS, Widi menargetkan ada pengurangan sampah sebanyak 30 persen sehingga bisa mengurangi beban timbunan sampah di TPA. Mengingat kesadaran masyarakat terkait pengelolaan sampah saat ini sudah semakin baik, dengan peningkatan tren setiap tahun.

“Jumlah bank sampah naik, itu salah satu indikator. Artinya, ada komitmen. Sekarang ini bank sampah di tingkat RT/RW sudah mulai berkembang. Di masing-masing RT/RW pasti rata-rata ada bank sampah, PKK juga membentuk bank sampah,” katanya.

Sesuai dengan data saat ini, ada sekitar 3.358 bank sampah unit di Jateng, 26 bank sampah induk, 23 pusat daur ulang, 363 tempat pengolahan sampah (TPS) 3R, 27 rumah kompos, dan 1.022 pengepul sampah.

Penulis : Fais
Editor : Danu

Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *