BALI – Sebanyak 16 desa wisata dari total 28 desa wisata yang ada di Tabanan, Bali, turun kelas dari semula berstatus berkembang menjadi rintisan. Penurunan status ini imbas dari pandemi COVID-19 yang berpengaruh terhadap kunjungan ke belasan desa wisata tersebut.
“Ada dua desa wisata yang bertahan sebagai desa wisata maju. Sisanya 26 desa berkembang. Selama (pandemi) COVID-19 kemarin, 16 turun menjadi desa wisata rintisan,” kata Kepala Dinas Pariwisata Tabanan, Anak Agung Ngurah Agung Satria Tenaya, Kamis, (14/9/2023).
Menurutnya, Saat ini Dispar Tabanan sedang berusaha menaikkan kembali status 16 desa wisata tersebut yang turun menjadi rintisan. Salah satu upayanya adalah melalui kegiatan promosi wisata secara online serta bekerja sama dengan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) setempat.
“Serta bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi untuk bersedia menjadi bapak asuh,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, program bapak asuh bagi desa wisata tersebut juga untuk menyiasati anggaran promosi untuk desa wisata agar tidak terlalu besar. Hanya saja, ia tidak merinci berapa nominal anggaran promosi bagi desa wisata yang turun status tersebut.
Namun, ia menegaskan bahwa promosi desa wisata penting dilakukan karena dari total kunjungan wisatawan ke Tabanan selama setahun, sepuluh persennya datang dari kontribusi desa wisata.
Penulis: Hafidus Syamsi
Editor: Mukhlis