Kolomdesa.com, Malang – Sebanyak enam puluh petani warga desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang bergotong royong menanam ribuan benih tembakau di sawah salah satu warga, tanpa bayaran.
”Kalau ditanam sejak pagi, nanti akan mati kepanasan,” ujar Saiko, salah seorang petani yang ikut menanam tembakau, Senin (22/7/2024).
Lebih lanjut, pria berusia 54 tahun itu menjelaskan bahwa tembakau yang ditanam merupakan varietas gagang rejeb sidi. Benih tersebut dibeli dari Tulungagung dan diakui unggul oleh Kementerian Pertanian (Kementan) RI. Setiap 1.000 benih seharga Rp 100 ribu.
”Kalau cuaca bagus, 115 hari ke depan sudah bisa dipanen,” kata Saiko.
Meskipun saat baru ditanam tidak bisa terkena sinar matahari terlalu lama, Saiko, menjelaskan bahwa tanaman ini bisa tumbuh dengan baik saat musim kemarau. Oleh karena itu, musim tanam dilakukan saat pertengahan tahun, biasanya mulai bulan Mei sampai Juni. Ketika intensitas hujan tinggi, tanaman tembakau bisa rusak, sehingga diperkirakan panen akan dilakukan pada September atau Oktober mendatang.
Saiko menambahkan, saat panen, hasil tembakau akan dijemur menggunakan rajang agar siap dijual. Jika cuaca bersahabat, setiap petak sawah bisa menghasilkan 2 kuintal tembakau. Namun, jika cuaca buruk atau sering hujan, hasil panen bisa berkurang hingga setengahnya.
Menurunya, tembakau yang telah dipanen kemudian dijual dengan harga Rp 80 ribu per kuintal dari petani. Pembeli datang dari berbagai tempat, baik dari dalam Kabupaten Malang maupun luar kota.
Penulis : Moh. Mu’alim
Editor : Danu
