Pemdes Jatimulyo Dorong Kemandirian Ekonomi dengan Budidaya Domba Berkualitas

Warga Desa Jatimulyo, Kecamatan Petanahan memiliki kebiasaan baru, yakni berternak domba. Budidaya domba ini kini menjadi bagian ketahanan ekonomi masyarakat. Sumber : M Hafied/Radar Jogja
Warga Desa Jatimulyo, Kecamatan Petanahan memiliki kebiasaan baru, yakni berternak domba. Budidaya domba ini kini menjadi bagian ketahanan ekonomi masyarakat. Sumber : M Hafied/Radar Jogja

Kolomdesa.com, Kebumen – Pemerintah Desa (Pemdes) Jatimulyo, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, mengambil langkah strategis untuk meningkatkan kemandirian ekonomi desa melalui pembentukan kelompok ternak domba. Terbukti dalam dua tahun terakhir, populasi domba di Desa Jatimulyo telah mencapai ratusan ekor.

“Yang kami budidaya domba dengan kualitas dan nilai jual tinggi. Yakni domba jenis gibas ekor tipis,” tutur, Kepala Desa Jatimulyo, Sabit Banani, Jumat (9/82024).

Sabit optimis bahwa budidaya domba bisa menjadi pilar utama dalam mendukung ketahanan ekonomi masyarakat desa. Ia bahkan menyebut bahwa usaha ternak domba yang dikelola dengan baik memiliki dampak positif yang signifikan bagi warga.

“Dari budidaya domba yang baik, itu ada dampak positif. Setidaknya warga punya celengan hewan ternak,” ucapnya.

Saat ini di Desa Jatimulyo terdapat 152 peternak domba. Mereka terdiri dari tujuh kelompok peternak dan pembudidaya mandiri. Dari pemerintah desa sendiri juga terus memfasilitasi demi keberlangsungan para peternak domba.

“Awalnya itu hibah indukan 70 betina dan tujuh jantan. Sekarang sudah banyak. Kami fasilitasi pendirian kandang sampai jadi,” kata Sabit.

Meskipun awalnya Sabit sempat khawatir program ini tidak akan berjalan mulus karena banyak warga yang kurang familier dengan berternak, kini kekhawatiran tersebut mulai sirna. Warga Jatimulyo telah mendapatkan pendampingan dari dokter hewan di kecamatan setempat, serta fasilitas pengepul khusus yang memastikan domba siap jual langsung diambil.

“Kami sekarang sudah ada pengepul khusus. Begitu siap jual, langsung diambil,” beber Sabit.

Sebagai bagian dari upaya optimalisasi potensi desa, Sabit juga mendorong warga untuk mengeksplorasi sumber daya pakan hingga perawatan hewan ternak, dengan dukungan dari bank pakan yang memanfaatkan limbah rumah tangga.

“Warga harus bisa mengeskplorasi. Mulai dari sumber daya pakan, sampai perawatan. Sudah buat bank pakan dari limbah rumah tangga,” jelasnya.

Meskipun fokus utama saat ini adalah budidaya domba, Sabit tidak menutup kemungkinan untuk menjajaki peluang di bidang lain di masa depan. Dengan harga indukan domba yang mencapai Rp 2,5 juta hingga Rp 4,5 juta, pasar dan tren budidaya domba di Jatimulyo menunjukkan prospek yang menjanjikan.

“Kami masih fokus ternak domba. Punya pasar dan tren bagus. Satu ekor indukan Rp 2,5 juta – Rp 4,5 juta. Mungkin ke depan menyasar bidang lain,” tutupnya.

Penulis : Moh. Mu’alim
Editor : Danu

Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *