Kolomdesa.com, Madiun – Pemerintah Desa (Pemdes) Gandong, Kecamatan Bringin, Kabupaten Madiun, menggelar kegiatan nyadran atau bersih desa yang dipadukan dengan nilai-nilai Islami.
Hal itu berguna untuk meningkatkan kehidupan masyarakat yang religius tanpa mengabaikan nilai-nilai tradisi leluhur para pendahulu.
“Kegiatan ini dimulai dengan bersih-bersih di sekitar sendang dan makam leluhur, dilanjutkan dengan tahlilan, pengajian malam harinya, dan diakhiri dengan gambyong dari tanggal 1 hingga 4 September lalu,” kata1 Kuswanto, Kepala Desa Gandong. Rabu (17/9/2024).
Kuswanto menjelaskan bahwa kehidupan masyarakat Desa Gandong semakin religius, terlihat dari rutinitas kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di setiap dusun.
Pengajian mingguan maupun bulanan menjadi kegiatan rutin yang diikuti oleh warga sebagai upaya memperkuat iman dan ukhuwah islamiyah.
“Pada malam tanggal 2 September, warga di semua masjid mengadakan tahlilan secara kompak,” ujarnya,
Ia menambahkan bahwa pada hari terakhir, diadakan pengajian umum yang diisi oleh KH Abdul Jalal dari Bojonegoro.
Tradisi nyadran ini diadakan di seluruh wilayah dusun, khususnya di sekitar sumber air atau sendang.
Peran tokoh masyarakat dan pemuka agama sangat signifikan dalam menjaga tradisi ini agar tetap hidup, terutama bagi generasi muda.
“Pada awal saya menjabat, tradisi ini hampir hilang, tetapi kini berhasil dihidupkan kembali,” terangnya.
Kuswanto menjelaskan bahwa semaraknya kegiatan nyadran tidak terjadi begitu saja. Diperlukan beberapa tahun agar masyarakat mau membiasakannya lagi.
“Kami bersyukur karena tradisi yang hampir punah ini bisa dihidupkan kembali. Kegiatan ini tidak bertentangan dengan ajaran agama,” tambahnya.
Keberhasilan menghidupkan kembali tradisi nyadran dinilai selaras dengan ajaran agama, sehingga diterima dengan baik oleh warga.
Selain itu, Kuswanto menyampaikan bahwa semakin banyak warga yang menyekolahkan anak-anak mereka ke pondok pesantren, termasuk dirinya.
“Kami ingin membentuk generasi muda desa menjadi generasi yang religius dan cerdas,” terangnya, sambil menyebut beberapa pesantren di sekitar Kecamatan Bringin yang dijadikan tujuan warga untuk nyantri.
Kuswanto merasakan bahwa peningkatan pemahaman keagamaan di masyarakat berdampak positif pada kekompakan dan keguyuban mereka.
“Dalam setiap kegiatan perkumpulan warga, kehadiran mereka sangat kompak. Hal ini memudahkan Pemerintah Desa dalam memberikan informasi terkait program desa,” katanya.
Dia berharap dengan kondusifitas tersebut, setiap program kerja pemerintah desa dapat berjalan lancar dan memajukan desa.
Penulis : Moh. Mu’alim
Editor : Danu