Kolomdesa.com, Halmahera Selatan – Nelayan di Desa Bajo, Kecamatan Botang Lomang, Halmahera Selatan mengalami hambatan dalam aktivitas melaut akibat terbatasnya ketersediaan es balok yang digunakan untuk menjaga kesegaran hasil tangkapan mereka. Hal tersebut disebabkan oleh distribusi es yang dianggap tidak merata karena lebih memprioritaskan nelayan pemasok ikan ke perusahaan tertentu.
“Kami beli, bukan minta. Tapi tetap sulit mendapat es. Sementara nelayan yang memasok ke perusahaan tetap diberi. Ini tidak adil,” kata Hamka Jufri, salah satu nelayan setempat, Minggu (2/2/2025).
Ia menyatakan bahwa di kawasan Pelabuhan Perikanan Panamboang, Kecamatan Bacan Selatan, terdapat empat pabrik es. Namun, satu pabrik milik Perusahaan Daerah (Perusda) tidak beroperasi, sedangkan tiga pabrik lainnya yang dikelola PT Pahala, Prindo (Prinus), dan Balai Perikanan melalui koperasi masih berproduksi.
“Sayangnya, kapasitas produksi yang ada belum mampu memenuhi kebutuhan seluruh nelayan,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Koperasi Nelayan Saruma Pesisir Jaya, M Ibnu Soleman, juga mengungkapkan kekhawatirannya terkait masalah ini.
Ia menyatakan bahwa dalam sepekan terakhir, pasokan ikan dari nelayan meningkat, tetapi ketersediaan es balok justru semakin berkurang.
“Ikan yang masuk banyak, tapi es tidak cukup. Pemerintah daerah, terutama Dinas Perikanan Provinsi dan Kabupaten, harus segera bertindak sebelum dampaknya semakin besar,” ujarnya.
Ia menambahkan, para nelayan mendesak agar pabrik es milik Perusda segera diaktifkan kembali agar aset bernilai miliaran rupiah tersebut dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan nelayan.
“Pabrik es Perusda itu bisa membantu nelayan. Kalau tidak segera dihidupkan, nelayan yang akan dirugikan,” tutupnya.
Penulis : Roman
Editor : Aziz