Kolomdesa.com, Seluma – Desa Lubuk Gilang di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu berhasil mengembangkan inovasi budidaya lebah madu. Budidaya lebah yang dijalankan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) ini sudah dimulai dari tahun 2023 dengan nama BUMDesa ‘Taman Lebah’.
Menurut Kepala Desa Lubuk, Gilang Zainuri, spesies lebah yang dibudidayakan di Taman Lebah berjenis trigona itama dan trigona toracica atau lebih dikenal dengan nama lebah kelulut. Lebah kelulut merupakan salah satu jenis lebah dengan madu berkualitas sekaligus bernilai ekonomis.
“Desa Lubuk Gilang memiliki BUMDesa, dan untuk mengembangkannya kami berinisiatif untuk membuat inovasi dari lebah madu. Karena lingkungan kami yang masih banyak hutan maka sepertinya cocok untuk budidaya lebah madu,” terang Gilang Zainuri kepada Kolomdesa, Selasa (15/10/2023).
Sebagaimana kegiatan wirausaha, Zainuri menjelaskan bahwa produksi madu tidak selalu lancar karena bergantung dengan vegetasi lingkungan sekitar.

Taman Lebah Madu Desa Lubuk Gilang. Sumber: Dokumentasi Desa Lubuk Gilang
Sudah Memiliki 4 Titik Lokasi Budidaya Lebah Madu
Budidaya Lebah Madu yang digeluti oleh BUMDesa Taman Lebah sudah berjalan satu tahun lalu sejak 2023.
“Budidaya lebah ini sudah berjalan sejak tahun lalu, saat ini kita terus berinovasi mengembangkan budidaya lebah,” tutur Zainuri.
Zainuri menambahkan, hutan yang masih asri menjadi salah satu faktor pendukung dalam mengembangkan budidaya lebah. Hal itu dikarenakan lebah bergantung dengan ketersediaan sari bunga sebagai makanannya.
Saat ini, Zainuri menururkun pihaknya mempunyai 4 lokasi budidaya lebah. Dua titik di Desa Lubuk Gilang dan dua titiknya lagi di Desa Napal Jungur Dan Talang Giring, Kecamatan Lubuk.
Di sekitar lokasi budidaya, BUMDesa Taman Lebah Madu menanaminnya dengan bunga santos lemon calindara dan bunga air mata pengantin.
“Sejauh ini ada 4 lokasi budidaya, titik lokasi budidaya disebar, lantaran lebah berproduksi bergantung dengan ketersediaan sari bunga yang akan menjadi makanan lebah tersebut,” ujarnya.

Taman Lebah Madu Desa Lubuk Gilang. Sumber: Dokumentasi Desa Lubuk Gilang
Menggunakan Mesin untuk Proses Panen Madu
Dalam proses memanen madu lebah, BUM Desa Taman Lebah Madu mempunyai mesin sedotan yang terhubung dengan botol tempat menyimpan madu. Setiap satu box dapat menghasilkan setengah sampai 1 liter madu.
“Dengan kawasan hutan yang masih asri, berpengaruh terhadap hasil panen. Setiap panen di dalam satu box berisi setengah sampai satu liter madu,” kata Zainuri.
Zainuri melanjutkan, musim panen madu biasanya berlangsung dari bulan 6-10. Sedangkan, harga madu di Desa Lubuk Gilang dibanderol dengan harga Rp 600.000,- untuk harga ecerannya tiap 0,5 liter.
Dalam memasarkan hasil panen madu, pihak BUMDesa Taman Lebah tak mengalami kesulitan kesulitan yang berarti. Pasar madu sangat luas, ungkap Zainuri, banyak dari peternak lebah tak dapat memenuhi kebutuhan pasar.
“Pasarnya masih sangat luas jadi kami tak terlalu khawatir. Sejauh ini kita pasarkan melalui platform berbagai media sosial, bahkan setiap minggu kita jajahkan ke pasar-pasar mingguan,” ujarnya
Oleh sebabnya, Pemerintah Desa Lubuk Gilang melalui BUMDesa Taman Lebah terus mengajak desa-desa tetangga untuk mengembangkan budidaya lebah, sebagai upaya mencukupi kebutuhan dan permintaan pasar.
Editor: Rizal K