BALI – Desa Adat Menanga menggelar upacara pecaruan di sekitar puing-puing bangunan usai mengalami kebakaran pada Minggu (5/11). Upacara ini diyakini bisa membersihkan niskala, karena kebakaran itu menghanguskan beras yang dipercaya melambangkan Dewi Sri.
“Menurut kepercayaan kami, beras melambangkan Dewi Sri. Sehingga perludilakukan upacara pecaruan supaya tempat yang mengalami kebakaran tersebut Kembali bersih secara niskala,” kata Kepala Desa Menanga, I Made Hendra Sagita, Rabu, (/9/11/2023).
Ia menjelaskan, upacara pecaruan bertujuan untuk membersihkan secara niskala. Sebab, kata dia, kebakar yang telah menghanguskan beberapa kios milik pedagang itu juga menghanguskan beras milik pedagang.
Menurutnya, dirinya sudah bertemu dengan para pedagang yang kiosnya terbakar. Berdasarkan hasil pendataannya, sebanyak 12 kios dan enam lapak ikut terbakar dengan kerugian yang diketahui saat ini mencapai Rp642 juta.
“Para Pedagang mengaku akan menggelar dagangannya di depan kios yang terbakar tersebut,” katanya.
Ia mengingatkan, proses pembersihan puing-puing sisa kebakaran tersebut baru bisa dilakukan setelah polisi selesai melakukan penyelidikan. Hingga kini, kata dia, lokasi kebakaran masih dipasangi garis polisi.
Penulis: Hafidus Syamsi
Editor: Mukhlis