Berada Di Kabupaten ‘Kering’, Desa Gunung Malang Berhasil Kembangkan Sumber Air Bersih

Meski berada di daerah rawan kekeringan, Pemerintah Desa Gunung Malang tak berhenti untuk mencari solusi dengan mengembangkan potensi desanya. Sumber air bersih menjadi salah satu usaha Desa Gunung Malang untuk tetap menyalurkan air kepada warga sekaligus meningkatkan nilai ekonomi desa.
Salah satu tandon penampungan air bersih Desa Gunung Malang, Kec. Suboh, Kab. Situbondo. Sumber foto: Istimewa

SITUBONDO – Kabupaten Situbondo, Jawa Timur menjadi salah satu kabupaten yang rawan dilanda kekeringan pada musim kemarau. 

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, setidaknya terdapat 17 desa yang menjadi langganan krisis air bersih. 

Desa tersebut antara lain Desa Sopet Kecamatan Jangkar, Desa Sumberejo dan Sumberanyar Kecamatan Banyuputih, Desa Selomukti dan Trebungan Kecamatan Mlandingan, Desa Gunung Putri, Cemara, Mojodungkol dan Desa Gunung Malang Kecamatan Suboh. 

Desa-desa tersebut mayoritas berlokasi di pegunungan. Pada kemarau, armada truk tangki berisi air bersih mulai mendatangi daerah-daerah tersebut untuk menyalurkan air kepada warga. Dalam sehari, truk tangki berisi 5000 liter hingga 10.000 liter air ludes, lalu kembali lagi dalam waktu 3 hari. 

Bantuan pemerintah daerah disalurkan utuk kurang lebih 673 jiwa. Namun kenyataannya, air yang disalurkan terkadang belum cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga warga setempat terpaksa berjalan kaki mengambil air ke sumber mata air. 

Tak hanya pemerintah daerah, pemerintah desa pun juga putar otak untuk keluar dari masalah tersebut. Salah satunya adalah Pemerintah Desa Gunung Malang, Kecamatan Suboh. Aryono, Kepala Desa Gunung Malang mengambil langkah alternatif. 

Desa Gunung Malang, Kecamatan Suboh, Kabupaten Situbondo sebenarnya memiliki potensi luar biasa berupa sumber air bersih. Namun, kekeringan pada musim kemarau masih menjadi pekerjaan rumah.

Bangun Usaha untuk Antisipasi Sekaligus Raup Pendapatan Desa

Kantor BUM Desa Nangger Mandiri, Desa Gunung Malang, Kecamatan Suboh, Kabupaten Situbondo. Sumber foto: Istimewa

Berdasarkan Program/Kegiatan Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Situbondo yang memenuhi Target Kinerja/Hasil Keluaran yang direncanakan yaitu 13 program dan 35 kegiatan, tentang hasil evaluasi pelaksanaan RENJA Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Situbondo Tahun 2019, Desa Gunung Malang mendapatkan alokasi dana untuk pengembangan sistem penyediaan air minum. 

Pemerintah Desa Gunung Malang mulai mengembangkan potensi tersebut dengan mendirikan usaha mandiri air bersih yang dikelola oleh BUM Desa. Air bersih di dalam tanah dan sumber air bersih di pegunungan dialirkan ke rumah-rumah warga setempat menggunakan pipa. 

“Bumdes berusaha sumur bor atas dari bantuan dari provinsi dan dikelola oleh BUMDes, sampai mendapat pemanfaat air minum tersebut sampek 52 pemanfaat. Dan ini juga tiap minggu tiap bulan bertambah,” ungkap Aryono, Kepala Desa Gunung Malang saat diwawancarai oleh tim Kolomdesa.com, Senin (22/04/2024). 

Tandon air bersih Desa Gunung Malang, Kecamatan Suboh, Kabupaten Situbondo. Sumber foto: Istimewa

Agar air dapat mengalir deras tanpa listrik, Pemerintah Desa Gunung Malang membangun 3 tandon berukuran besar, salah satunya berupa menara. 

“Karna sumur bor tersebut bisa artesis secara kreatif teman-teman BUMDes. Jadi dari kemiringan struktur tanah gunung malang ini dimanfaatkan. Jadi meskipun sumur bornya tidak artesis, aa ini karena kreatifnya temen-temen BUMDes dan Kepala Desa ini bisa mengalir sendiri tanpa listrik,” tambah Aryono.

Usaha air bersih dikelola secara profesional oleh BUM Desa Nangger Mandiri, Desa Gunung Malang. Sudah ada 500 lebih warga di 4 dusun yang berlangganan. Mereka cukup membayar 1.500 rupiah per kubik. 

Dari usaha aliran bersih ini, BUM Desa mampu meraup keuntungan puluhan juta rupiah dalam setahun. Sebagian keuntungan dimasukkan untuk Pendapatan Asli Desa dan Dana Tanggung Jawab Sosial atau CSR. 

Dukung Usaha Mandiri Warga

Usaha pengadaan saluran air bersih dimulai sejak tahun 2020 dan disambut baik oleh warga. Memiliki penduduk yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, hal ini menjadi angin segar bagi mereka.

Seiring berjalannya waktu, warga juga memanfaatkan sumber daya alam ini menjadi usaha pribadi agar dapur tetap mengepul. Salah satu usaha yang dibuat adalah usaha jasa cuci baju atau laundry. 

“Warga sini juga bukak usaha laundry, lumayan untuk pendapatan sehari-hari. Apalagi ini yang mengerjakan kebanyakan ibu-ibu, jadi yang nganggur akhirnya punya pemasukan dengan kerja dari rumah aja,” kata Aryono. 

Usaha air bersih itu tak hanya memberi manfaat, namun juga mendapat penghargaan dari salah satu perusahaan perbankan. Dengan demikian, mereka mendapat tambahan suplai dana untuk perawatan dan pengembangan usaha. 

“Alhamdulillah dapet (penghargaan), harapannya semoga makin lebih baik,” katanya. 

Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Inovasi Lainnya