Banjir Disertai Lumpur Rusak Lahan Pertanian Warga Desa Jono

Ilustrasi Banjir Lumpur, Sumber Foto: Istock
Ilustrasi Banjir Lumpur, Sumber Foto: Istock

Kolomdesa.com, Sigi – Banjir disertai lumpur melanda Desa Jono, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) pada (1/7) malam pukul 18.30 Wita. Akibatnya, lahan perkebunan dan pertanian seluas 7,5 hektare milik warga setempat terdampak.

“Sejak kemarin sampai hari ini pembersihan ruas jalan yang tertutup lumpur dan rumah-rumah warga terus dilakukan oleh warga setempat dibantu Babinsa dan personel kepolisian dari Polres dan Polda Sulteng, ” kata Kepala Desa Jono, Rabu (3/7/2024).

Ia menjelaskan, banjir lumpur tersebut mengakibatkan kantong produksi, lahan perkebunan kakao, kelapa, dan pisang seluas 7,5 hektare mengalami kerusakan parah. Saat ini, kata dia, alat berat berupa ekskavator sudah berada di lokasi bencana banjir untuk segera menangani aliran sungai.

“Jalan usaha tani untuk kantong produksi putus total dan rusak,” ujarnya.

Ia juga mengatakan, dampak lain dari banjir itu juga merendam delapan rumah warga, sehingga mengakibatkan tempat tinggal warga setempat rusak ringan karena kemasukan lumpur. Kerugian lainnya yang dialami warga setempat berupa satu rumah terbawa banjir beserta seluruh isi rumah dan satu  sepeda motor.

“Warga yang mengungsi sebanyak delapan Kepala Keluarga (KK) terdiri dari anak dan remaja 16 jiwa, lansia satu orang, balita tiga jiwa, dan ibu hamil satu jiwa,” ujarnya.

Hingga saat ini, warga masih mengungsi di rumah keluarganya masing-masing.

Diketahui sebelumnya, banjir disertai lumpur juga menerjang Dusun III, Desa Bobo, Kecamatan Dolo Barat, Kabupaten Sigi, sehingga mengakibatkan 71 rumah warga rusak dan terendam lumpur.

Untuk lahan pertanian dan perkebunan terdampak di Desa Bobo, Kecamatan Dolo Barat, seluas 4,25 hektare terdiri dari tiga hektare sawah dan 0,25 kolom petak sawah rusak, serta satu hektare lahan perkebunan berupa pisang dan kelapa terdampak.

Sementara itu Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sigi, Rahmat Iqbal mengatakan bahwa pihaknya masih terus berkoordinasi dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di lapangan untuk mendata luas lahan terdampak akibat banjir disertai lumpur itu.

Yang mana nantinya, kata dia, akan dilakukan sebagai dasar pemerintah daerah (Pemda) terkait melakukan intervensi membantu warga yang lahan pertanian dan perkebunannya mengalami kerusakan dan gagal panen.

“Kami masih mendata terkait kerusakan lahan pertanian, nama petani, luas lahan, jenis komoditas dan tingkat kerusakan,” tutupnya.

Penulis: Hafidus Syamsi

Editor: Aziz

Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *