Pemprov NTB Dorong Pengelolaan Sampah Berbasis Desa

Kepala DLHK Provinsi NTB, Julmansyah Sumber foto: dislhk.ntbprov.go.id
Kepala DLHK Provinsi NTB, Julmansyah Sumber foto: dislhk.ntbprov.go.id

MATARAM – Penanganan sampah masih menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB). Mengatasi hal tersebut, Pemprov NTB berupaya mendorong pemerintah kabupaten dan kota untuk memperkuat pengelolaan sampah berbasis desa.

 

Kepala DLHK Provinsi NTB, Julmansyah mengatakan peran desa dalam mengatasi persoalan sampah penting untuk terus diperkuat. Sebab permasalahan sampah bisa dimulai dari desa apabila setiap desa memiliki tempat pengelolaan sampahnya sendiri.

 

“Sistem pengelolaan sampah berbasis desa akan mendorong pemerintah desa membangun tempat pengelolaan sampah terpadu. Kalau setiap desa punya tempat pengelolaan sampah terpadu, permasalahan sampah bisa selesai di tingkat desa,” kata Julmansyah, Kamis (6/4/2023).

 

Ia menambahkan Desa Semparu sebagai desa terbaik dalam pengelolaan sampah di NTB bisa dijadikan contoh penerapan pengelolaan sampah berbasis desa. Desa Semparu mengatasi permasalahan sampah dengan mendirikan bank sampah yang mengolah sampah menjadi pupuk organik.

 

“Artinya, apa yang dilakukan Desa Semparu bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain di NTB. Tinggal sekarang itu apa yang ada di Desa Semparu diperluas, keahlian masyarakat ditambah. Kalau Semparu saja bisa kenapa desa yang lain nggak bisa,” ujar Julmansyah.

 

Pemerintah kabupaten/kota perlu mendorong desa lain untuk bisa mengikuti program yang sudah dimulai oleh Desa Semparu. Karena pembuangan sampah tidak bisa hanya mengandalkan TPA yang lambat laun juga akan terisi penuh.

 

“Kita tidak mungkin hanya mengandalkan TPA, karena kapasitasnya terbatas. Minimal sebelum masuk TPA, ada pengelolaan. Mulainya dari mana pilah sampah dulu, dari rumah, organik, dan non organik sehingga sampah yang terbuang di TPA tinggal residunya saja, tidak menumpuk seperti sekarang,” jelas Julmansyah.

 

Pihaknya berharap pengelolaan sampah bisa diawali dari desa. Menurut Julmansyah, jika setiap desa bisa menerapkan penyelesaian sampah dengan cara tersebut maka sampah bisa dikelola dengan baik.

 

“Kalau 1.130 desa seperti itu selesai masalah sampah meski tidak bisa menyelesaikan masalah sampah hingga nol. Karena tidak ada negara di dunia yang bisa nol sampah. Karena setiap hari menghasilkan sampah tapi semua terkelola dengan baik,” tutup Julmansyah.

 

 

Penulis: Erdhi

Editor: Soleha.tn

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *