KOTAWARINGIN TIMUR – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Kotawaringin Timur berusaha memfasilitasi pembuatan website desa. DPMD Kotim menggandeng inspektorat dan Diskominfo untuk menjadi narasumber pelatihan yang dilaksanakan secara bergantian.
“Setelah desa-desa di Kecamatan Tualan Hulu, kemarin giliran desa-desa di Kecamatan Parenggean yang mengikuti pelatihan membuat website. Itu atas inisiatif mereka sendiri, bahkan dengan biaya dari desa masing-masing. Kami hanya memfasilitasi,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Kotawaringin Timur, Raihansyah, Minggu (26/3/2023).
Raihansyah mengapresiasi kesadaran pemerintah desa di daerahnya untuk mewujudkan transparansi sangatlah baik. Ia menambahkan, saat ini Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki 63 desa yang sudah membuat website desa yang mereka gunakan untuk penyampaian informasi program pembangunan, kemudahan layanan, hingga laporan kondisi keuangan desa.
Raihansyah mengaku salut kepada pemerintah desa dalam memanfaatkan sistem online, mulai dari membuat website, pelaporan sistem keuangan desa (siskeudes) serta layanan lainnya. Menurutnya dengan memanfaatkan website desa menjadi hal penting untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
“Pemerintah desa menyadari bahwa digitalisasi menjadi hal penting untuk meningkatkan pelayanan. Perubahan ini harus dilakukan karena cepat atau lambat perkembangan pelayanan harus mengikuti kemajuan teknologi,” jelas Raihansyah.
Persepsi negatif masyarakat kepada pemerintah desa bisa dihindari apabila keterbukaan informasi bisa diwujudkan. Keterbukaan informasi memungkinkan masyarakat untuk mengawasi penggunaan keuangan dan pembangunan desa, sementara aparatur desa juga akan selalu berupaya menjalankan pemerintahan dengan baik dan lurus sesuai aturan.
Raihansyah mengungkapkan walaupun listrik dan jaringan internet masih menjadi kendala, tidak ada alasan bagi pemerintah desa untuk tidak belajar memanfaatkan perkembangan teknologi. Ia ingin setiap kecamatan memiliki satu desa yang bisa menjadi leader atau percontohan dalam pemanfaatan website desa.
“Meskipun di sejumlah desa masih terkendala listrik dan jaringan internet, mereka tetap bersemangat membuat website desa. Kondisi ini tidak boleh menjadi penghalang. Kalau kita terus menunggu maka kita tidak akan maju. Setiap kecamatan akan ada satu desa menjadi leader atau percontohan,” demikian ungkap Raihansyah.
Penulis: Erdhi
Editor: Soleha.tn