Kolomdesa.com, Jepara – Pemerintah Desa Ngabul, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, berencana membangun destinasi wisata sebagai yang menghubungkan 14 desa wisata lainnya di Kecamatan Tahunan.
Kawasan ini juga akan berfungsi sebagai pusat transit bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut.
Proyek pembangunan ini bertujuan untuk menjadi pusat pariwisata yang menawarkan berbagai aktivitas menarik, tidak hanya fokus pada keindahan alam.
“Rencana kami, Ngabul ini sebagai transit awal gerbangnya,” ungkap petinggi, Sholehan. Senin (30/9/2024).
Sholehan menjelaskan bahwa destinasi wisata tersebut akan dibangun di lahan seluas 3 hektare di Dukuh Jeruk Gulung, di belakang Kantor Dinas Perhubungan. Proyek ini didukung oleh dana aspirasi dewan melalui Bantuan Provinsi (Banprov) Jawa Tengah. Pembangunan tahap pertama diharapkan selesai pada pertengahan tahun 2025.
“Rencananya, awal atau pertengahan November, pengerjaan proyek sudah bisa dimulai. Dimungkinkan ada juga tahap kedua Banprov 2025. Jadi, ini bersifat berkesinambungan,” ujarnya.
Lebih lanjut, pihaknya mengusung konsep ramah lingkungan, destinasi ini akan menggabungkan area istirahat belanja terpadu (rest area one stop shopping) dengan fasilitas rekreasi, edukasi, dan wisata. Beberapa ikon yang akan dihadirkan termasuk agro wisata, lintasan balap kendaraan, pusat olahraga, area kuliner, kedai kopi, dan lokasi kamping.
“Kami berharap ini akan menjadi daya tarik baru di Kabupaten Jepara, sekaligus mendorong perekonomian lokal,” tambahnya.
Selain di danai Banprov, proyek ini juga melibatkan anggaran swadaya dan mitra atau investor. Ia optimis dapat mencukupi kebutuhan dana. Keyakinan itu didasarkan pada pengalaman pembangunan Pasar Desa Ngabul, yang melibatkan pemodal. Termasuk pembangunan destinasi lainnya milik BUMDes, rata-rata tidak menggunakan APBD atau APBDes.
“Pasar saja Rp 9 miliar itu tidak pernah menggunakan dana desa,” ungkapnya.
Bahkan pada tahun 2023 lalu, Desa Ngabul disematkan sebagai Desa Mandiri dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Capaian itu diperoleh salah satunya dari pendapatan pasar desa, yang bisa mencapai Rp 800 juta per tahun.
Penulis : Moh. Mu’alim
Editor : Danu