BUM Desa Karya Mandiri Cuan Puluhan Juta Lewat Unit Usaha Kerajinan

BUM Desa Karya Mandiri berhasil meningkatkan pendapatan perekonomian warga desa melalui unit usaha yang dikembangkannya. Salah satu unit usaha yang berhasil adalah unit usaha kerajinan, yang hingga saat ini omzetnya mencapai puluhan juta.
Kantor BUM Desa Karya Mandiri Desa Balung Kulon. Sumber foto: website resmi Dispemasdes Jember.
Kantor BUM Desa Karya Mandiri Desa Balung Kulon. Sumber foto: website resmi Dispemasdes Jember.

Kolomdesa.com, Jember – Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Karya Mandiri berhasil meningkatkan pendapatan perekonomian warga desa melalui unit usaha yang dikembangkannya. Salah satu unit usaha yang berhasil adalah unit usaha kerajinan, yang hingga saat ini omzetnya mencapai puluhan juta.

BUM Desa Karya Mandiri berdiri pada tahun 2016, berdasarkan Peraturan Desa Balung Kulon Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Karya Mandiri.

Direktur BUM Desa Karya Mandiri, Galih Tri Widagdo mengatakan tujuan dari pembentukan BUM Desa ini untuk meningkatkan ekonomi warga dan membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas.

“Pendirian BUM Desa ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian warga dan membuka lapangan pekerjaan yang luas,” kata Galih.

Tak hanya memiliki unit usaha kerajinan, BUM Desa Karya Mandiri juga memiliki unit usaha jasa cutting laser dan engraving, unit usaha sampah, unit usaha peternakan dan unit usaha pertanian.

Perjalanan BUM Desa Karya Mandiri

BUM Desa Karya Mandiri terletak di Desa Balung Kulon, Kecamatan Balung, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Desa Balung Kulon ini terkenal sebagai desa pengrajin, identitas tersebut semakin kuat ketika sejumlah pengrajin menginisiasi terbentuknya Badan Usaha Milik Desa yang didukung penuh oleh pemerintah desa setempat.

BUM Desa Karya Mandiri dibentuk pada tahun 2016 silam. Saat itu sejumlah pengrajin dan pemerintah desa setempat berkumpul untuk mendiskusikan keberadaan badan usaha dengan memperhatikan kearifan lokal. Karena di desa tersebut banyak pengrajin, maka fokus utama untuk memberdayakan pengrajin agar perekonomiannya meningkat.

BUM Desa Karya Mandiri Cuan Puluhan Juta Lewat Unit Usaha Kerajinan
Direktur BUM Desa Karya Mandiri saat menerima penghargaan sebagai Juara 2 Bidang Inovasi Produk. Sumber foto: website resmi PPID Jember.

Direktur BUM Desa Karya Mandiri Galih Tri Widagdo mengatakan, pengrajin dan pemerintah desa bersemangat agar keberadaan BUM Desa ini benar-benar memberikan manfaat bagi banyak orang.

“Pengrajin dan pemerintah desa semangat untuk membangun Bumdes ini, karena arahnya untuk kebaikan bersama,” ungkap Galih.

Suntikan modal awal yang diberikan pihak desa tak tanggung-tanggung. Pada tahun 2017 ada aliran dana Rp110 juta untuk renovasi gedung milik desa yang digunakan sebagai kantor BUM Desa. Dana itu juga dibuat untuk belanja alat kantor dan peralatan bagi para pengrajin di bawah naungan BUM Desa.

BUM Desa Karya Mandiri kemudian menyasar bidang ekonomi kreatif kerajinan tangan atau handycraft berbahan baku kayu, tulang, tanduk, dan resin atau getah beku. Dari bahan dasar itulah, akhirnya menghasilkan karya berupa tasbih, peralatan rumah tangga, cenderamata, alat musik seperti gitar dan jimbe, serta aksesoris.

Pada tahun 2018 penyertaan modal kembali diberikan sebesar Rp 115 juta kepada BUM Desa. Melalui modal tersebut, BUM Desa melebarkan sayap usaha yakni pendirian bank sampah. Modal itu direalisasikan untuk membangun gedung pengolahan sampah, pengadaan kebutuhan alat bank sampah, serta kendaraan roda tiga yang digunakan untuk mengangkut sampah.

Pengolahan sampah dilakukan dengan cara membeli sampah masyarakat untuk kemudian dipilah. Sampah plastik akan diolah menjadi biji plastik. Sementara sampah organik akan dijadikan pupuk dan digunakan sebagai makanan budidaya magot atau larva black soldier.

Tak hanya memproduksi kerajinan dan mengolah sampah yang bernilai ekonomis, BUM Desa juga memberikan pendampingan dan pemenuhan kebutuhan alat pengrajin. Termasuk membuka akses pemasaran. Baik yang dilakukan secara online, maupun konvensional. Pemasaran secara konvensional dilakukan dengan membangun galeri dan kemitraan.

“Galeri penting untuk memamerkan hasil karya Pengrajin. Sementara kemitraan, kami bekerjasama dengan biro haji misalnya, untuk pemenuhan kebutuhan aksesoris seperti tasbih,” ujar Galih. 

Pemasaran produk kerajinan BUM Desa ini tak hanya di lingkup Jember dan Jatim, melainkan juga menyasar pasar mancanegara.

Untuk menumbuhkan para pengrajin muda, BUM Desa Karya Mandiri juga membuka kelas pelatihan dengan metode pelatihan langsung yakni dengan menerjunkan para peserta pelatihan ke unit-unit proses pembuatan kerajinan.

Metode pelatihan langsung diharapkan memberikan penahaman yang cepat. Sebab peserta terlibat langsung dalam proses produksi. Pelatihan tersebut tidak dipungut biaya dan terbuka bagi siapapun yang memiliki minat mendalami pembuatan kerajinan.

Raih Prestasi dalam Inovasi Produk

BUM Desa Karya Mandiri juga menjadi inspirasi bagi BUM Desa di desa lain. Berkat dedikasinya selama 4 tahun terakhir, BUM Desa Karya Mandiri diganjar penghargaan sebagai Juara 2 Bidang Inovasi Produk dalam lomba yang diselenggarakan PKKPBI-ITS dan Pemprov Jatim pada tahun 2021.

Modal, Pendapatan, Serapan Tenaga Kerja

Penyertaan modal awal BUM Desa Karya Mandiri ini berasal dari dana desa (DD) yakni pada tahun 2017 senilai Rp110 juta dan pada tahun 2018 senilai Rp115 juta. Pada tahun 2020 dan 2021, BUM Desa kembali mendapatkan penyertaan modal. Tercatat, pada tahun 2020 ada suntikan modal senilai Rp77 juta dan 2021 senilai Rp25 juta. Dana tersebut kemudian dikembangkan untuk unit usaha kerajinan, unit usaha jasa cutting laser dan engraving, unit usaha sampah, unit usaha peternakan dan unit usaha pertanian.

Pendapatan BUM Desa Karya Mandiri mengalami kenaikan signifikan pertahunnya. Hal ini didukung oleh berbagai unit usaha yang dikelola. Profitnya diperkirakan sebesar Rp 98 juta. Selain itu, BUM Desa Karya Mandiri juga telah menyumbang PADes pertahunnya.

BUM Desa Karya Mandiri juga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat melalui unit usaha yang dikembangkannya. Untuk saat ini terdapat 45 tenaga kerja lokal yang terserap, baik yang tetap maupun yang tidak tetap.

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya