Kolomdesa.com, Nagan Raya – Desa Purwodadi berkomitmen terhadap pelestarian lingkungan. Inovasi berkelanjutan tersebut diprakarsai Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, Universitas Teuku Umar (PPK Ormawa Himakesmas FKM UTU) bekerja sama dengan Kelompok Penggerak Desa Asri Purwodadi.
Kolaborasi ini bertujuan mengubah sampah organik menjadi sabun berbahan eco-enzyme, yakni produk ramah lingkungan yang memiliki nilai ekonomis sekaligus berfungsi untuk mendukung kebersihan dan kesehatan masyarakat yang dikenal dengan nama Eco BRIN (Bersih, Ramah, Irit, Natural).
Kepala Desa Purwodadi, Teuku Syafrizal menjelaskan, program pengelolaan sampah organik menjadi sabun ini sepenuhnya belum milik Pemerintah Desa Purwodadi.
“Program ini hasil kerjasama dengan anak-anak mahasiswa. Namun, setelah program ini selesai, diserahkan ke Pemdes Purwodadi,” jelasnya kepada Kolomdesa, Rabu, (4/9/2024).
Syafrizal mengungkapkan, sebagai upaya mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, sebisa mungkin seluruh elemen masyarakat Desa Purwodadi turut serta dalam andil pelestarian lingkungan.
“Melalui penyuluhan, pelatihan, dan memberikan edukasi tentang pentingnya pengolahan sampah organik maka terciptalah sabun berbahan eco-enzyme,” tambah Syafrizal.
“Masyarakat Desa Purwodadi Mengolah Sampah Organik bersama untuk Menjadi Sabun Ecoenzim Tahap I. Sumber Foto: Pemerintah Desa Purwodadi”
Proses Pembuatan Sabun Eco-Enzyme
Proses pembuatan sabun eco-enzyme ini dimulai dengan pengumpulan sampah organik dari rumah tangga, seperti sisa buah-buahan dan sayuran. Sampah organik tersebut kemudian difermentasi menggunakan gula dan air untuk menghasilkan cairan eco-enzyme.
Cairan ini kemudian diolah lebih lanjut menjadi sabun yang tidak hanya efektif untuk kebersihan, tetapi juga aman digunakan karena bebas dari bahan kimia berbahaya.
“Program ini baru dimulai lebih kurang baru tiga bulan yang lalu,” ujar Safrizal.
Program ini mendapat sambutan positif dari masyarakat Desa Purwodadi. Mereka tidak hanya berpartisipasi aktif dalam proses pengolahan, tetapi juga merasakan manfaat langsung dari hasilnya. Sabun eco-enzyme ini dapat digunakan oleh warga setempat sebagai alternatif sabun komersial yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis.
Setelah cairan ekoenzim jadi, selanjutnya dapat kita diolah menjadi sabun dengan menggunakan peralatan rumah tangga seperti ember besar atau stoples yang bertutup, panci stainless, kompor, alat pengaduk berbahan kayu, dan botol sabun atau botol bekas minuman kemasan yang sudah dibersihkan.
Enzim tersebut nantinya dicampurkan dengan air dan Methyl Ester Sulfonate (MES). MES ini dapat dengan mudah kita dapatkan di toko bahan kimia ataupun di situs e-commerce (aplikasi lokapasar). Perbandingan bahan yang digunakan adalah 6 kg MES : 15 kg air : 4 kg ekoenzim.
“Masyarakat Desa Purwodadi Mengolah Sampah Organik bersama untuk Menjadi Sabun Ecoenzim Tahap II. Sumber Foto: Pemerintah Desa Purwodadi”
Manfaat Inovasi Pengelolaan Sampah Organik
Beberapa manfaat dari inovasi ini adalah dapat mengurangi limbah organik pada rumah tangga. Sampah yang tadinya tidak bermanfaat dapat dimanfaatkan menjadi lebih baik dari segi kesehatan, segi kehidupan, dan segi lingkungan. Untuk kedepannya, program pembuatan sabun ini akan digarap serius oleh Pemdes Purwodadi dan sedang diurus perizinannya.
‘’Untuk saat ini, produk sabun belum bisa kita pasarkan secara umum karen masih kita urus perizinannya. Akan tetapi kami sudah bagikan secara gratis kepada masyarakat Desa Purwodadi untuk digunakan dan dipasarkan,” lanjut Teuku.
Inovasi ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain dalam memanfaatkan potensi lokal untuk menciptakan produk-produk yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Dengan program ini, Desa Purwodadi menjadi desa yang peduli terhadap keberlanjutan lingkungan, sekaligus memberdayakan warganya melalui inovasi yang kreatif dan berkelanjutan.
Editor: Rizal K