Kolomdesa.com, Serdang Bedagai – Wisata Pondok Naga yang terletak di Dusun IV, Desa Sei Sijenggi, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara menawarkan wisata yang unik dan menarik. Wisatawan yang berkunjung dapat menikmati keasrian alam dan hamparan hutan yang mengelilingi Desa Sei Sijenggi.
Tak hanya itu saja, wisatawan juga bisa menikmati buah naga yang bisa langsung dipetik dari pohonnya secara langsung. Secara geografis Desa Sei Sijenggi terletak pada posisi 90° Lintang Selatan dan 141° Bujur Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 10 m di atas permukaan air laut (DPL).
Desa Sei Sijenggi terbagi menjadi empat dusun dan memiliki luas wilayah sebesar 292 hektar. Dengan jumlah penduduk mencapai 6.456 jiwa dan 1.657 kepala keluarga, desa ini memiliki luas lahan pertanian sebesar 106 hektar. Sebagian besar penduduk desa Sei Sijenggi bekerja sebagai petani buah naga.
”Sebagian besar petani di Desa Sei Sijenggi merupakan petani buah naga, khususnya di Dusun IV,” kata salah satu anggota Pokdarwis Desa Sei Sijenggi, Rafiki Ikhsan kepada Kolomdesa.com, Selasa (13/8/2024).
Awal Mula Buah Naga di Desa Sei Sijenggi
Awal mula buah naga ada di Desa Sei Sijenggi dikembangkan oleh Alm. Ir. Suharti yang kemudian diikuti oleh oleh masyarakat setempat. Adapun luas wilayah pertanian buah naga di Dusun IV, Desa Sei Sijenggi mencapai 5 hektar.
Dengan penuh antusiasme dan semangat, para petani buah naga berhasil membentuk Kelompok Petani Buah Naga. ”Bapak alm. Ir. Suharti lah yang awal mula menanam buah naga di Desa Sei Sijenggi, melihat hasilnya yang cukup bagus, kemudian warga sekitar ikutan menanam, khususnya warga Dusun IV,” terang Rafiki.
Dalam perkembangan budidaya buah naga di Desa Sei Sijenggi yang mencakup area seluas 5 hektar, masyarakat desa semakin termotivasi untuk mengembangkan desa sebagai destinasi wisata buah naga. Hal ini mendorong pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Sei Sijenggi, yang fokus pada produk unggulan buah naga organik.
Di bawah binaan Pokdarwis, warga mampu membuat produk unggulan yang berasal dari buah naga seperti jus buah naga, makanan ringan dari buah naga, cendol naga, puding naga, dan getuk naga.
Tingkatkan Perekonomian Petani
Sejak diresmikannya wisata Pondok Naga, perekonomian petani buah naga di Desa Sei Sijenggi mengalami peningkatan. Biasanya, buah naga dijual kepada pedagang dengan harga Rp13 ribu per kilogram, namun ketika dipetik langsung oleh wisatawan, harganya naik menjadi Rp15-16 ribu per kilogramnya.
”Harga buah naga kalo di jual ke pedagang harganya di Rp13 ribu. Sedangkan kalau langsung dipetik sendiri oleh wisatawan harganya mencapai Rp15-16 ribu per kilogramnya,” ujarnya.
Masuk 300 Besar ADWI 2024
Pada tahun 2024 ini, wisata Pondok Naga kembali masuk kedalam nominasi 300 besar Anugerah Desa Wisata (ADWI) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kamenparekraf). Wisata Pondok Naga menjadi 5 desa wisata yang ada di Sumatera Utara dan masuk 300 besar ADWI 2024.
Di tahun sebelum, tepatnya di 2023 wisata Pondok Naga juga masuk ke dalam 300 besar ADWI. ”Di tahun 2023 desa wisata pondok naga pertama kalinya masuk ADWI. Alhamdulillah sekarang masuk lagi di 300 besar ADWI,” terangnya.
Rute dan Tarif Masuk Desa Wisata Pondok Naga
Adapun rute menuju desa Wisata Pondok Naga terbilang mudah. Wisatawan bisa mengaksesnya dengan menggunakan kendaraan roda 2 maupun roda 4.
Jika perjalanan ditempuh dari Kota Berastagi, wisatawan hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit, jika dari Kota kabanjahe waktu tempuh juga sama sekitar 15 menit.
Untuk tiket masuk menuju wisata Pondok Naga masih terbilang sangat terjangkau. Pengunjung hanya dikenakan tarif tiket masuk sebesar Rp10.000 ribu per orang. Dengan harga segitu, wisatawan sudah bisa menikmati hamparan luas ladang buah naga sembari berfoto-foto untuk mengabadikan momen.
Penulis: Hafi