Gus Halim : Dana Desa Berhasil Dongkrak Pembangunan Desa  

JAKARTA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menegaskan Program Dana Desa yang digulirkan sejak tahun 2015 hingga saat ini, terbukti telah berhasil mempercepat pembangunan desa.

 

Penegasan itu Ia sampaikan saat bertatap muka dengan sejumlah awak media di kantor Kemendes PDTT di Kalibata Jakarta dalam acara bertajuk Ngopi Bareng Gus Menteri, Senin (3/10/2022).

 

Dalam pertemuan yang berlangsung hangat itu, Gus Halim sapaan akrab Abdul Halim Iskandar memaparkan, tersalurkannya Dana Desa secara langsung telah meningkatkan sumber pendapatan Alokasi Dana Desa (ADD) bagi desa.

 

Ia menambahkan sumber pendapatan ADD ada tujuh, yaitu PADes, bagi hasil pajak dan retribusi daerah, Dana Desa, Alokasi Dana Desa, Bantuan Keuangan Daerah, hibah dan sumbangan tidak mengikat.

 

“Dana Desa turut meningkatkan sumber pendapatan ADD, dari Rp10 triliun tahun 2014 menjadi Rp35 triliun pada tahun 2022,” kata Gus Halim.

 

Pada aspek pembangunan prasarana penunjang aktivitas ekonomi masyarakat, Gus Halim juga menyampaikan jika hingga 16 September 2022, Dana Desa telah digunakan membangun jalan desa sepanjang 316.590 Kilometer, jembatan sepanjang 1.597.529 meter, pasar desa sebanyak 12.297 unit, tambatan perahu 7.435 Unit, embung 5.430 unit, irigasi sebanyak 501.054 unit, penahanan tanah 213.248 unit dan pembiayaan BUM Desa sebanyak 42.300 kegiatan.

 

Selain itu, Dana Desa juga telah digunakan membangun fasilitas meningkatkan kualitas hidup masyarakat seperti sarana olah raga sebanyak 65.594 unit, fasilitas air bersih 1.474.544 unit, pembangunan MCK 444.374 unit, Polindes 14.455 unit, Drainase sepanjang 45.775.443 meter, pembiayaan PAUD 66.678 kegiatan, pembangunan Posyandu 42.357 unit dan sumur 126.681 unit.

 

Terkait status desa berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM), Dana Desa juga berkontribusi signifikan. Diantaranya, Dana Desa telah berhasil mengurangi 8.471 Desa Sangat Tertinggal, dari 13.453 desa menjadi 4.982 desa. Kemudian, Desa Tertinggal berkurang 24.008 desa, dari 33.592 desa menjadi 9.584 desa.

 

Sedangkan Desa Berkembang bertambah 11.020 desa, dari 22.882 desa menjadi 33.902 desa. Desa Maju bertambah 16.641 desa, dari 3.608 desa menjadi 20.249 desa. Sementara Desa Mandiri bertambah 6.064 desa, dari 174 desa menjadi 6.238 desa.

 

“Status perkembangan desa menurut Indeks Desa Membangun (IDM) menjadi salah satu basis pengalokasian Dana Desa,” urai Gus Halim.

 

Gus Halim menjelaskan, Desa Mandiri akan mendapat perhatian lebih untuk menjawab keraguan pemerintah desa yang cenderung tidak mau mandiri karena khawatir dana desanya turun. Padahal Desa Mandiri pembahasannya adalah tentang peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

 

“Hal ini bukan hal mudah hingga bantuannya semakin besar. Hal ini jauh lebih kompleks daripada infrastruktur, pembangunan secara fisik,” ujarnya.

 

Gus Halim juga memberikan apresiasi kepada kepala daerah yang berhasil meningkatkan status IDM desa di wilayahnya. Diantaranya, Bakti desa tanpa tertinggal dan sangat tertinggal, selanjutnya bakti desa madya yang seluruh desanya menjadi maju dan mandiri, dan bakti desa utama yaitu daerah yang isinya hanya desa maju dan mandiri.

 

“Kami juga berikan apresiasi kepada kepala daerah yang berhasil menyelesaikan daerahnya tanpa desa tertinggal menjadi maju bahkan mandiri,” kata Gus Halim.

 

Lebih lanjut, Gus Halim menyatakan Dana Desa juga berhasil meningkatkan minat desa untuk mendirikan BUM Desa guna menggerakkan ekonomi warga dan menambah PADes.

 

“Status badan hukum publik bagi BUM Desa yang ditetapkan dalam UU Cipta Kerja menggairahkan pembentukan BUM Desa pada 2021. Hingga saat ini, Jumlah BUM Desa telah mencapai 60.417,” tambahnya.

 

Dengan tingkat yang selalu lebih rendah, desa menjadi penyangga tingkat pengangguran terbuka nasional. Pasalnya, sejak penyaluran dana desa, tingkat pengangguran terbuka semakin turun.

 

“Kebijakan padat karya tunai desa (PKTD) menahan laju naiknya tingkat pengangguran terbuka di desa lebih rendah (naik 0,25%) daripada kota (naik 2,03%) sepanjang pandemi Covid-19,” kata menteri peraih Doktor Honoris Causa dari UNY ini.

 

Disamping itu, Sepanjang penyaluran Dana Desa 2015-2021, pendapatan warga desa meningkat 70 persen, dari Rp572.586 per kapita per bulan menjadi Rp 971.445 per kapita per bulan

 

Optimalisasi swakelola dalam penggunaan dana desa, serta revitalisasi BUM Desa, akan meningkatkan pendapatan warga desa di masa depan

 

“Faktanya, sejak penyaluran dana desa, kemiskinan di desa turun dari 14,21 persen pada 2015 menjadi 12,29% pada 2022,” kata Gus Halim.

 

Kebijakan BLT Dana Desa 2020- 2021 menurunkan kemiskinan di desa (turun 0,32 persen) daripada di kota yang naik (0,91 persen) sepanjang pandemi Covid-19.

 

Setelah paparan, Gus Halim kemudian melaksanakan Salat Dhuhur dilanjutkan dengan Salat Gaib di Masjid Al Muhajirin untuk para korban insiden di Stadion Kanjuruhan, Malang.

 

Turut hadiri dalam acara itu Kepala BPI Kemendes PDTT Ivanovich Agusta, Dirjen PDP Sugito, Dirjen PEID Harlina Sulistyorini dan Plt Dirjen PPKTrans Rajumber Prihatin serta Pejabat Tinggi di lingkungan Kemendes PDTT.

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *