Kolomdesa.com, Sleman – Desa Wisata ‘Blue Lagoon’ Tirta Budi berada di Kelurahan Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta. Kendati masuk dalam wilayah perkotaan, namun kekayaan alam dan budaya tidak perlu diragukan.
Warga Kelurahan Widodomartani merupakan wilayah dengan pemasok berbagai sayuran untuk pasar tradisional di Kabupaten Sleman. Beragam sayuran khas lereng gunung banyak ditemukan seperti daun bawang, kubis, wortel, seledri dan masih banyak lagi.
Secara geografis, Kelurahan Widodomartani berada di sisi selatan Gunung Merapi, jaraknya kurang lebih sejauh 56 km. Berada di area gunung yang masih aktif tersebut, kawasan itu mendapat berkah akan kesuburan tanah.
Selain itu, sumber mata air dari Gunung Merapi juga mengalir ke selatan dan melewati Kelurahan Wedomartani. Keberadaan sumber mata air ini merupakan berkah tersendiri, lantaran airnya bersih dan murni.
Sumber mata air itu membentuk kubangan, layaknya kolam dengan air berwarna biru. Keberadaan kolam tersebut membuat warga setempat banyak yang datang untuk berendam.
Melihat potensi sumber mata air Gunung Merapi itu, Pemerintah Kelurahan mengelola sebagai tempat wisata. Hingga saat ini, keberadaan kolam itu terus dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman Tahun 2016 akhirnya menetapkan kolam sumber mata air tersebut menjadi kawasan objek wisata. Saat ini, wilayah tersebut dikenal dengan Desa Wisata ‘Blue Lagoon’ Tirta Budi.
“Saat ini seluruh Infrastruktur terutama jalan menuju objek wisata sudah layak, jalannya sudah dilakukan pengerasan sehingga memudahkan wisatawan yang datang ke desa wisata kami,” ucap Pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) ‘Blue Lagoon’ Tirta Budi Yuda Nurdianto, pada Minggu (30/06/2024) kepada Kolomdesa.com.
Serunya Bermain Air di Pemandian Alam Tirta Budi
Lokasi pemandian di Desa Wisata ‘Blue Lagoon’ masih dikelilingi pohon besar. Membuat suhu di wilayah tersebut tidak begitu panas dan membuat nyaman siapa pun yang datang.
Jarak pemandian alam dengan sumber mata air alami Tita Budi ini tidak begitu jauh dari Kantor Kelurahan Widodomartani. Wisatawan dapat berjalan ataupun menggunakan kendaraan, dengan melewati jalan wisata sejauh 700 meter.
Wisatawan tidak perlu takut saat mandi di pemandian tersebut, selain ada penjaga dari pihak pengelola. Kedalaman kolam juga masih terbilang dangkal, hanya saja permukaan samping yang tidak rata sehingga perlu kehati-hatian.
Tingginya air kolam yang berada di bawah dari permukaan tanah dapat dimanfaatkan oleh wisatawan untuk menguji adrenalin dengan melakukan olahraga lompat indah. Setelah masuk ke dalam air kolam, wisatawan nantinya dapat langsung berenang ke pinggir menuju tangga untuk naik ke dataran.
“Wisatawan yang datang ke Desa Wisata Blue Lagoon, terutama yang ingin mandi langsung di pemandian dengan sumber alami tidak perlu takut, terlebih ada pengelola yang berjaga, bukan hanya itu kawasannya yang berada di aliran sungai juga banyak pohon rimbun sehingga tidak begitu panas,” beber Yuda saat diwawancarai via telepon.
Melihat Langsung Perayaan Syukuran ‘Merti Sumber’
Wisatawan yang datang ke Desa Wisata ‘Blue Lagoon’ tidak hanya merasakan kesejukan alam yang ada di wilayah sana. Kebudayaan adat yang masih terjaga hingga saat ini, penting untuk diketahui oleh wisatawan yang datang.
Salah satu kebudayaan yang masih dijaga hingga saat ini dan dapat dijadikan sebagai tujuan wisata yaitu upacara merti sumber. Perayaan ini merupakan kegiatan ucapan rasa syukur warga setempat atas berkah hasil alam yang diperoleh dalam satu tahun.
Bentuk kegiatannya yakni setiap warga menyumbangkan hasil alam yang dimiliki, nantinya akan dibentuk menjadi gunungan. Selanjutnya, berbagai ritual adat dan keagamaan dilakukan seperti melakukan doa syukur bersama, kemudian gunungannya diarak melewati jalan desa.
Gunungan yang telah diarak itu, nantinya akan menjadi bahan rebutan setiap orang yang datang dalam perayaan ‘Merti Sumber’ tersebut. Semua orang yang datang bebas mengambil jenis hasil alam apa saja, dan sebanyak-banyaknya.
“Setiap Bulan Sapar, wisatawan nantinya dapat melihat pesta budaya dan iring-iringan hasil bumi dari masyarakat disini,” sebut lelaki yang juga perangkat Kelurahan Widodomartani.
Belajar Membuat Batik Khas Sleman dengan Ahlinya
Wisatawan yang ingin menambah keterampilan juga dapat berkunjung ke sanggar batik yang dimiliki oleh warga Kelurahan ‘Widodomartani’. Nantinya, wisatawan akan dibimbing langsung oleh ahli pembuat batik di sanggar itu.
Wisatawan nantinya akan membuat batik mulai dari awal hingga akhir. Saat belajar membuat batik, wisatawan nantinya tidak akan sendirian, akan banyak wisatawan lain yang belajar bersama sehingga proses pembuatan batik tidak jenuh, dan terasa menyenangkan.
Saat belajar membuat batik, wisatawan tidak perlu capek membawa bahan dan alat dari rumah, ataupun sibuk membelinya di luar. Pemilik sanggar batik sudah menyediakan semuanya, dan wisatawan bisa fokus belajar dan membuat batik sesuai keinginan nya, dan hasilnya nanti dapat dibeli untuk souvenir di rumah.
“Wisatawan yang berminat belajar langsung membuat kerajinan batik, nantinya dapat bertemu dengan ketua kelompok, dan langsung bisa belajar dengan mentor yang semua perempuan,” terang Yuda.
Jam Buka dan Biaya Masuk
Desa Wisata ‘Blue Lagoon’ Tirta Budi buka setiap hari. Wisatawan dapat berkunjung ke Desa Wisata ini mulai dari jam 08:00 sampai 17:00 WIB.
Wisatawan juga dapat bermalam untuk camping di area pemandian Tirta Budi. Namun, wisatawan harus membuat laporan lisan terlebih dahulu ke pihak pengelola.
Tiket masuk menuju ke destinasi wisata di Desa Wisata ‘Blue Lagoon’ Tirta Budi tidak terlalu mahal. Wisatawan yang ingin merasakan serunya bermain pemandian alam sumber mata air alami, hanya perlu membayar biaya perawatan Rp 10 ribu.
Wisatawan yang ingin belajar membuat batik. Biaya belajar membatik juga tidak begitu mahal, wisatawan akan mendapat bimbingan dari ahlinya dengan biaya hanya Rp 150 ribu.
Rute Menuju Desa Wisata ‘Blue Lagoon’ Tirta Budi
Desa Wisata ‘Blue Lagoon’ Tirta Budi tidak begitu jauh dengan Kota Sleman. Jarak kedua tempat tersebut hanya 8 km. Wisatawan yang berada di Kota Sleman, dan sekitarnya untuk menuju ke pemandian alam sumber mata air alami Tirta Budi, dapat menggunakan kendaraan motor ataupun mobil, dengan waktu kurang lebih 15 menit.
Wisatawan yang berada di luar Kota Sleman. Perjalanan dapat dilakukan dengan menggunakan mobil pribadi, ataupun angkutan umum. Kalau naik angkutan umum, wisatawan dapat menggunakan Bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP). Namun, wisatawan yang ada di luar DI Yogyakarta, dapat menggunakan angkutan Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) menuju ke Kota Sleman. Perjalanan dilanjut ke Desa Wisata ‘Blue Lagoon’ Tirta Budi.
Wisatawan luar DI Yogyakarta dan Jawa Tengah juga dapat menggunakan transportasi udara. Wisatawan dapat naik pesawat melalui Bandar Udara (Bandara) terdekat yang ada rute penerbangan menuju ke Bandara Internasional Yogyakarta (YIA). Sesampainya di Bandara YIA, wisatawan dapat melanjutkan perjalanan menuju ke Desa Wisata ‘Blue Lagoon’ dengan menggunakan mobil, jarak kedua tempat itu 60 km, dengan lama perjalanan 1,5 jam.
Pengunjung Desa Wisata ‘Blue Lagoon’ Tirta Budi
Desa Wisata ‘Blue Lagoon’ Tirta Budi setiap tahunnya selalu dikunjungi wisatawan. Pengelola mencatat, jumlah kunjungan pada tahun 2020 saja mencapai 10 ribu orang.
Pengunjung yang datang ke Kelurahan Widodomartani terutama ke pemandian alam sumber alami naik pada tahun 2021. Pengelola mencatat, jumlah orang yang datang mencapai 10,5 ribu orang.
Setahun berikutnya, atau pada tahun 2022 kembali terjadi kenaikan wisatawan yang datang ke Desa Wisata ‘Blue Lagoon’ Tirta Budi. Pengelola mencatat, jumlah kunjungan wisatawan mencapai 11 ribu orang.
Wisatawan yang berkunjung ke pemandian alam Tirta Budi naik signifikan pada tahun 2023. Tercatat, jumlah kunjungan wisatawan bahkan menyentuh 13 ribu orang.
“Wisatawan terbanyak berasal dari sekitar sleman, dan akan ramai berkunjung ke Desa Wisata ini saat akhir pekan, dan saat libur sekolah bagi pelajar,” kata Pengelola Wisata Pemandian ‘Blue Lagoon’ Tirta Budi, Suhadi.
Omzet Desa Wisata ‘Blue Lagoon’ Tirta Budi
Omzet yang diperoleh Desa Wisata ‘Blue Lagoon’ Tirta Budi setiap tahunnya selalu naik. Pengelola mencatat, nilai yang diperoleh pada tahun 2020 mencapai Rp 200 juta.
Desa Wisata itu mengalami kenaikan omzet pada tahun 2021. Pengelola mencatat, nilai yang diperoleh berkisar Rp 300 juta.
Kenaikan Omzet Desa Wisata yang ada di Kelurahan Widodomartani itu kembali terjadi pada tahun 2022. Jumlah yang diperoleh yaitu naik jadi Rp 400 juta.
Jumlah omzet desa wisata unggulan berupa kolam dengan sumber alami itu naik signifikan pada tahun 2023. Bahkan, jumlahnya mencapai Rp 650 juta.
“Omset terbanyak diperoleh dari penghasilan banyaknya wisatawan yang datang ke pemandian alam Tirta Budi,” pungkas Suhadi.