Kolomdesa.com, Semarang – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan perkotaan, Desa Wisata Kampung Susu Sumogawe menawarkan sebuah oase ketenangan dan edukasi. Terletak di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, desa ini tidak hanya terkenal sebagai produsen susu sapi berkualitas tinggi, tetapi juga sebagai destinasi wisata yang menawarkan pengalaman edukatif dan rekreatif yang unik.
Sebelum menjadi desa wisata, peternakan sapi perah adalah mata pencaharian utama bagi banyak penduduk setempat. Dengan keahlian yang diwariskan secara turun-temurun, peternak di Sumogawe menghasilkan susu berkualitas tinggi yang didistribusikan ke wilayah Ungaran dan Kota Semarang.
Kampung Susu Sumogawe telah lama dikenal sebagai pusat produksi susu sapi di Semarang. Setiap harinya, desa ini menghasilkan 25 ribu liter susu, menjadikannya salah satu supplier bagi perusahaan susu terbesar di Indonesia, Frisian Flag.
Seiring berjalannya waktu, upaya pemerintah desa ingin menaikan kelas warganya dengan berencana membuat Desa Sumogawe menjadi desa wisata, mulai dirintis tahun 2017. Tujuannya adalah untuk meningkatkan ekonomi lokal melalui diversifikasi sumber pendapatan, sekaligus memperkenalkan gaya hidup pedesaan dan proses produksi susu kepada masyarakat luas.
Mulanya upaya peningkatan ini hanya mengandalkan produk olahan makanan berbahan baku susu sapi, seperti sabun, permen, dan yogurt yang secara rumahan diproduksi warga. Lebih dari itu, peternak juga mengenalkan sapi perah ke anak-anak sekolah dengan mendatangkan mereka ke kandang sapi warga, sehingga tidak hanya susunya saja yang dijual, tapi cara beternaknya juga dijual.
Salah satu upaya inovasi yang dilakukan oleh pemerintah desa bersama pengelola untuk mengembangkan Kampung Susu Sumogawe adalah dengan membangun Rest Area Sumogawe Valley. Sumogawe Valley diharapkan dapat menjadi ruang perjumpaan bagi beragam komunitas untuk bertukar pengalaman selain sebagai tempat untuk memasarkan produk UMKM.
Di sisi lain, tempat ini dapat menjadi sarana beristirahat bagi para wisatawan yang berwisata di Kopeng dan wisata sekitarnya, mengingat letaknya ada di jalur lintas Salatiga – Magelang. Pembangunan fasilitas pendukung ini tidak lepas dari peran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang memberikan dana bantuan keuangan sebesar Rp 1 miliar.
Dari hasil bantuan keuangan tersebut, selain dibangunkan fasilitas pendukung wisata, Pemerintah Desa Sumogawe juga membeli 2 unit mobil shuttle. Pembelian 2 unit mobil shuttle ini diharapkan bisa mendukung aktivitas wisata di desa ini dengan menyediakan paket shuttle untuk berkeliling desa.
Secara konsep, desa wisata ini dibentuk sebagai desa wisata edukasi yang fokus untuk memberikan edukasi terkait dengan cara pengolahan potensi yang mereka miliki. Wisata edukasi yang ditawarkan juga beragam, tujuannya agar pengunjung memiliki variasi pilihan paket wisata yang ingin dipilih.
“Konsepnya adalah wisata edukasi. Bisa edukasi olahan susu, sayur, kriya, empon-empon dan lainya,” jelas Ketua Pokdarwis Kennyusu, Sri Wuryani, Senin (24/6/2024).
Wisata Edukasi Pengolahan Susu
Desa Wisata Kampung Susu Sumogawe yang memiliki potensi hasil susu yang melimpah menawarkan wisata edukasi pengolahan susu. Wisata ini akan mengajarkan kepada pengunjung bagaimana cara mengolah susu sehingga bisa menghasilkan produk turunan seperti keju dan permen.
Paket wisata edukasi tersebut diramu khusus agar bisa agar bisa diikuti oleh pelajar, mahasiswa hingga masyarakat umum. Susu sapi yang berkualitas dan memiliki nilai gizi tinggi disini biasa diolah menjadi keju.
Pengolahan susu menjadi keju lazim dilakukan di negara 4 musim yang biasanya negara maju di Eropa. Cara ini dilakukan agar produk olahan susu tersebut lebih mudah dan aman disimpan.
Dari segi ekonomi, susu yang sudah diolah menjadi keju nilai ekonominya akan meningkat. Meningkatnya nilai ekonomi suatu produk akan memberi dampak positif dalam ekosistem produksi dan pengolahan susu.
Keuntungan lain dari pengolahan ini adalah membuat keju tersebut bisa disimpan untuk jangka panjang. Dengan demikian bahan bahan pokok utama bisa diatur ketersediaannya sepanjang tahun, sehingga kenaikan harga karena kelangkaan produk dapat dihindari.
Produk hasil olahan susu tersebut juga bisa dijadikan buah tangan khas Desa Wisata Kampung Susu Sumogawe. Pengunjung yang telah menyelesaikan rangkaian tur wisata dan edukasinya bisa membeli hasil olahan susu tersebut.
“ Hasil olahan susu bisa dijadikan oleh-oleh olahan susu seperti yogurt, sujel, kerupuk susu, sabun susu. Ada olahan sayur dan hasil bumi,” ucapnya.
Wisata edukasi pengolahan susu ini semakin terfasilitasi dengan adanya Sumogawe Valley sebagai sentra tempat wisata di desa ini. Terbangunnya Sumogawe Valley merupakan hasil dari inisiasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang langsung memberikan bantuan keuangan sebesar Rp 1 miliar.
Tawarkan Beragam Paket Wisata
Ragam paket wisata yang ditawarkan Desa Wisata Kampung Susu Sumogawe merupakan salah satu nilai plus bagi wisatawan. Pengunjung bisa memiliki banyak opsi untuk menikmati berwisata di Desa Wisata Kampung Susu Sumogawe.
Desa ini menyediakan berbagai pilihan paket wisata yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi wisatawan, baik itu kunjungan singkat maupun liburan yang lebih lama. Paket wisata dapat disesuaikan dengan minat khusus wisatawan, seperti fokus pada edukasi, petualangan alam, atau pengalaman kuliner.
Paket wisata yang ditawarkan mencakup workshop tentang produksi susu, pembuatan produk olahan susu (seperti yoghurt dan keju), serta tur edukasi di peternakan sapi perah yang memberikan pengalaman belajar yang berharga. Paket wisata tersebut juga sudah dirancang untuk menarik berbagai kelompok usia, dari anak-anak hingga orang dewasa, sehingga seluruh keluarga dapat menikmati dan belajar bersama.
“Deswita Kampung Susu Sumogawe ada beberapa paket wisata yang bisa diambil oleh wisatawan seperti paket hemat 25 ribu, paket lengkap pelajar 50 ribu, paket wisata umum 65 ribu, paket tour sumogawe 25 ribu. Untuk paket makan juga ada paket box dan prasmanan,” katanya.
Paket wisata ini memiliki keunikan sendiri yang membuat pengunjung dapat langsung terlibat dalam aktivitas peternakan seperti memberi makan sapi, memerah susu, dan merawat hewan ternak. Selain paket wisata edukasi, paket wisata yang ditawarkan juga mencakup aktivitas outdoor seperti camping yang menawarkan kesempatan untuk menikmati keindahan alam sekitar.
Mengikuti paket wisata di Kampung Susu Sumogawe secara tidak langsung juga mendukung ekonomi lokal, karena sebagian besar kegiatan wisata dikelola oleh penduduk desa. Beragamnya paket wisata yang dimiliki akan menciptakan lapangan kerja dan peluang pemberdayaan bagi warga desa, dari pemandu wisata hingga pengelola objek wisata.
Tari Prajuritan, Atraksi Budaya Unggulan Desa Wisata Kampung Susu Sumogawe
Tari Prajuritan adalah tarian tradisional Indonesia yang berasal dari budaya Jawa. Tarian ini terinspirasi dari semangat kepahlawanan dan keperwiraan para prajurit kerajaan masa lalu.
Desa Wisata Kampung Susu Sumogawe mengemas wisata budaya ini ke dalam paket wisata yang bisa dinikmati pengunjung. Desa ini sebenarnya menawarkan paket budaya dengan mengajarkan berbagai jenis tarian tradisional khas jawa, namun yang menjadi atraksi unggulan adalah tari prajuritan.
“Atraksi berbagai macam tarian tradisional dan atraksi unggulannya yaitu tari prajuritan,” tuturnya.
Tarian ini menjadi atraksi budaya unggulan karena terkandung nilai sejarah yaitu asal usul terbentuknya Desa Sumogawe. Selain itu, atraksi ini juga menawarkan pengalaman yang berbeda karena pengunjung bisa berinteraksi secara langsung dengan penari.
“Karena tari prajuritan adalah tari yg bercerita tentang asal usul desa sumogawe dan tarian ini bisa membangun interaksi secara langsung dengan pengunjung karena pengunjung bisa langsung ikut menari bersama para penari prajuritan,” jelasnya.
Tari prajuritan melambangkan keberanian dan kekuatan prajurit, menggambarkan semangat juang dan pengabdian mereka kepada negara dan rakyat. Tarian ini juga melambangkan patriotisme dan cinta tanah air, menggugah semangat kebangsaan dan rasa hormat kepada para pahlawan.
Seiring dengan perubahan zaman, Tari prajuritan terus berkembang dan mengalami adaptasi yang ditandai adanya inovasi dalam koreografi, kostum, dan musik pengiring untuk menyesuaikan dengan selera dan minat generasi muda. Upaya pelestarian juga dilakukan melalui pendidikan seni tari di sekolah-sekolah, sanggar tari, dan festival budaya yang mempromosikan dan mengenalkan tarian ini kepada masyarakat luas.
Jam Operasional dan Harga Tiket
Desa Wisata Kampung Susu Sumogawe memiliki jam operasional yang memungkinkan pengunjung menikmati berbagai kegiatan wisata yang ditawarkan. Desa wisata ini beroperasi setiap hari mulai Senin-Jumat pukul 08.00-16.00 WIB dan Sabtu-Minggu pukul 08.00-17.00 WIB.
“Kalau wisatawan mau berlibur ke Kampung Susu Sumogawe langsung saja hubungi team marketing Deswita Kampung Susu Sumogawe,” tuturnya.
Harga tiket masuk desa wisata ini sendiri gratis, hal ini menjadi poin plus yang dimiliki desa wisata ini karena bisa menikmati wisata yang murah meriah. Sebagai ganti dari harga tiket masuk, pengunjung yang mengunjungi desa wisata ini hanya perlu membayar untuk harga paket wisata yang mereka pilih.
“Untuk tiket masuk tidak dikenakan harga tiket masuk atau tarif masuk,” ungkapnya.
Jam operasional yang luas, pengunjung memiliki banyak waktu untuk menikmati dan merasakan pengalaman yang ditawarkan oleh Desa Wisata Kampung Susu Sumogawe. Untuk pengalaman yang maksimal, pengunjung disarankan untuk mempersiapkan pakaian yang nyaman serta kamera untuk mengabadikan momen seru.
Pengelola Desa Wisata Kampung Susu Sumogawe
Desa Wisata Kampung Susu Sumogawe dikelola secara bersama oleh beberapa pihak terkait seperti pemerintah desa, BUM Desa, Pokdarwis hingga kelompok Karang Taruna. Masing-masing dari elemen tersebut memiliki peran yang berbeda sesuai tugas dan fungsinya, namun tetap berjalan beriringan dengan tujuan memajukan Desa Wisata Kampung Susu Sumogawe.
Kampung Susu Sumogawe mulai dicanangkan sebagai desa wisata pada tahun 2017 lalu. Penggagas desa wisata ini adalah kepala desa beserta jajaran perangkatnya karena melihat ada keunggulan dari produk susu yang dimiliki.
“Ditetapkan pada tahun 2017. Digagas oleh kepala desa dan perangkat desa yang melihat keunggulan desa sumogawe dengan susunya dan mengajak seluruh pelaku UKM pengolahan susu, para volunteer, pkk, Karang taruna untuk bersama sama membuat deswita lampung susu yg di dukung oleh masyarakat dan Disparta Kabupaten Semarang,” jelasnya.
Pemerintah provinsi secara langsung juga berperan terhadap pengembangan desa wisata ini. Hal ini dibuktikan pada Tahun 2020 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan bantuan keuangan sebesar Rp 1 miliar untuk pembangunan infrastruktur desa ini.
Rute Menuju Desa Wisata Kampung Susu Sumogawe
Menuju Desa Wisata Kampung Susu Sumogawe di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, cukup mudah diakses dari berbagai arah. Desa wisata ini bisa diakses dengan transportasi umum dengan melalui Solo, Semarang dan Yogyakarta.
“Deswita Kampung Susu Sumogawe sangat mudah dijangkau karena ada di pinggir jalan salatiga magelang yg bisa dijangkau dengan transportasi umum, bus wisata ataupun sepeda motor dan mobil pribadi,” paparnya.
Dari Semarang jika menggunakan kendaraan pribadi pengunjung bisa mulai dari pusat Kota Semarang menuju arah selatan ke Jl. Raya Semarang-Surakarta (Jl. Raya Semarang-Solo). Ikuti jalan utama sampai tiba di wilayah Ungaran, setelah sampai di Ungaran, lanjutkan perjalanan ke arah Jl. Raya Salatiga.
Ketika mencapai perempatan Getasan, belok kiri menuju Jl. Getasan-Sumogawe, ikuti petunjuk jalan menuju Desa Sumogawe hingga mencapai Desa Wisata Kampung Susu Sumogawe. Jika menggunakan transportasi umum, terdapat berbagai pilihan moda transportasi yang bisa digunakan.
Pengunjung bisa mulai dari Terminal Terboyo atau Terminal Banyumanik, naik bus jurusan Semarang-Salatiga. Kemudian turun di Terminal Salatiga dan dilanjut naik angkutan umum jurusan Getasan dan turun di perempatan Getasan, setelahnya perjalanan bisa dilanjut dengan ojek atau angkutan desa menuju Desa Sumogawe.
Pengunjung Desa Wisata Sumogawe
Industri pariwisata di Kampung Susu Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang,Jawa Tengah (Jateng), sempat mengalami kelesuan saat pandemi Covid-19. Namun kini, setelah sempat terhenti selama tiga tahun akibat pandemi, gairah wisata di Kampung Susu Sumogawe perlahan kembali terlihat.
Kampung yang terletak di lereng Gunung Merbabu itu pun mulai kembali dikunjungi wisatawan. Daya tarik baru yang ditawarkan adalah Sumogawe Valley, yang menjadi sentra kegiatan di kampung itu.
Pengelola menyampaikan bahwa kunjungan wisata ke Desa Wisata Kampung Susu Sumogawe secara rata-rata adalah 1.000 sampai 2.400 orang perbulan. Angka tersebut terbilang cukup tinggi mengingat desa wisata ini usianya juga belum terlalu lama.
“Rata-rata jumlah kunjungan biasanya 1000 sampai 2400 orang,” terangnya.
Banyaknya jumlah kunjungan wisatawan ke desa ini secara tidak langsung bisa ikut menghidupkan sektor perekonomian masyarakat. Hal ini karena masyarakat kebanyakan merupakan pelaku UMKM di Desa Wisata Kampung Susu Sumogawe.
“Bermanfaat terlebih untuk pelaku UKM Desa Sumogawe, penyedia homestay dan masyarakat,” jelasnya.
Omzet Desa Wisata Kampung Susu Sumogawe
Desa Wisata Kampung Susu Sumogawe memiliki sistem yang berbeda dari desa wisata kebanyakan terutama dalam ticketing. Desa wisata ini tidak menerapkan sistem tiket namun menggunakan model booking atau reservasi terlebih dahulu.
“Karena untuk kunjungan kami model reservasi bukan yang setiap hari bisa langsung (tidak pakai tiket masuk),” katanya.
Dengan menerapkan model reservasi, kunjungan ke desa wisata ini tidak setiap hari ada. Jumlah kunjungan ke desa wisata ini akan sesuai dengan paket wisata yang dipilih pengunjung.
Hal ini juga membuat omset atau pendapatan yang mereka terima setiap bulan atau tahunnya tidak sama. Terkadang jumlah pendapatan bisa naik namun bisa juga turun seperti saat pandemi Covid-19 lalu.
“Omset kita beragam kak 10-15 juta perbulan tapi tidak pasti karena tamu datang sesuai paket dan musim,” paparnya.
Dengan semakin meningkatnya iklim pariwisata di Indonesia, pengelola berharap Desa Wisata Kampung Susu Sumogawe bisa lebih dikenal masyarakat luas. Meningkatnya jumlah kunjungan juga secara tidak langsung akan mengangkat perekonomian masyarakat Desa Sumogawe.
“Semoga Deswita kampung Susu Sumogawe semakin dikenal sehingga banyak wisatawan yg datang sehingga perekonomian masyarakat sumogawe semakin terangkat,” tutupnya.