Kolomdesa.com, Bantul – Desa Wisata Kampung Santan berada di Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta. Wilayahnya merupakan kawasan perbukitan, dengan beragam pohon khas dataran tinggi, seperti pohon cemara dan tanaman kelapa.
Setiap hari, warga Kampung Santan menghabiskan waktunya di perbukitan. Selain membersihkan ladang dari sampah daun kering, pula mengambil hasil tanaman kelapa yang sudah siap dipanen.
Hasil panen tersebut, selain diambil air niranya untuk bahan pembuatan gula merah, juga diambil buah kelapanya untuk pembuatan santan. Di waktu-waktu tertentu, seperti saat hari raya, warga juga mengambil daun kelapa muda untuk dibuat makanan khas lebaran, yakni ketupat.
Perkebunan cemara dan pohon kelapa yang ada di Kampung Santan merupakan berkah bagi warga setempat. Destinasi wisata berkembang, berkat kedua kebun itu dikelola dengan baik sehingga banyak warga lain yang silir berdatangan.
Bukan hanya digunakan untuk bahan dasar pembuatan makanan. Pohon Kelapa yang ada di Kampung Santan juga dimanfaatkan untuk bahan pembuatan kerajinan. Kerajinan tersebut dibuat dari batok Kelapa.
Pembuatan kerajinan dari bahan batok kelapa inilah menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Kampung Santan. Bahkan, sentra kerajinan tersebut menjadi tempat belajar pelajar yang ingin punya keterampilan seni.
Berkat kreativitas warga desa dengan mengkreasikan potensi pohon kelapa, Kampung Santan ditetapkan sebagai Desa Wisata oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul pada tahun 2011. Hingga saat ini, kawasan tersebut ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah.
“Kerajinan dari batok kelapa merupakan inisiasi warga, melihat banyaknya potensi pohon kelapa di Kampung Santan ini, keberadaan pengrajin juga membuat kami semakin yakin unyuk membuka selebar-lebarnya wisatawan untuk datang berwisata dan belajar di kampung ini,” ucap Pengelola Desa Wisata Kampung Santan, Nur Hidayat pada Minggu, (22/06/2024).
Berkunjung ke Sentra Kerajinan Batok Kelapa
Wisatawan yang datang ke Kampung Santan tidak perlu jenuh dengan kegiatan yang hanya jalan-jalan saja. Para wisatawan dapat berkunjung ke sentra kerajinan batok kelapa dan belajar membuat beragam kerajinan yang unik.
Kepada Kolomdesa.com, Hidayat mengatakan bahwa wisatawan yang datang dapat melihat langsung proses pembuatan kerajinan, mulai dari pembersihan bahan yaitu batok kelapa sampai kerajinan itu siap dijual.
Kerajinan yang terdapat di Kampung Santan terbilang beragam. Kerajinan itu terdiri dari souvenir hiasan dinding, gantungan kunci, dan peralatan praktis alat-alat rumah tangga.
Wisatawan dapat memesan kerajinan yang sudah jadi untuk digunakan sebagai cinderamata di rumah. Kerajinan di Kampung santan juga dapat digunakan sebagai kado untuk orang terkasih, baik momen ulang tahun, ataupun perayaan yang lainnya.
“Beragam berbahan batok kelapa akan ditemukan di kampung kami ini, wisatawan selain dapat belajar, juga dapat memesannya untuk dibawa ke rumah sebagai oleh-oleh khas Kampung Santan,” sambung Dayat.
Kebudayaan yang Masih Terjaga di Kampung Santan
Selain dapat belajar membuat kerajinan berbahan batok kelapa, wisatawan nantinya juga dapat melihat tontonan berupa kesenian tradisional yang saat ini masih terjaga.
Kesenian tradisional yang ada di Desa Wisata Kampung Santan di antaranya, Gejog Lesung, Karawitan, dan masih banyak lagi. Beragam kesenian tradisional tersebut dapat ditonton oleh wisatawan di waktu tertentu, seperti tanggal 1 Muharram, bulan maulid, atau ketika musim panen.
Bukan hanya itu, permainan anak tradisional seperti egrang, gobak sodor, dakon, masih dilestarikan hingga saat ini. Wisatawan dapat melihat keseruan warga desa Kampung Santan, baik anak-anak maupun remaja yang asik bermain..
“Kesenian yang dipertontonkan di Kampung Santan dapat dinikmati oleh wisatawan, puncak pertunjukan kesenian tradisional dapat dilihat wisatawan saat acara tertentu, misal saat kegiatan selamatan desa,” terang Dayat.
Beragam Wisata Alam di Kampung Santan
Desa Wisata Kampung Santan juga memiliki pemandangan yang tidak boleh dilewatkan. Keindahan alam yang dapat ditemukan oleh wisatawan yaitu adanya pohon pinus di atas gumuk yang sudah dilengkapi dengan kursi, sebagai lokasi untuk melihat pemandangan Kampung Santan dari ketinggian.
Tidak jauh dari area pohon pinus yang disulap jadi cafe itu terdapat aliran Sungai Bedog. Tak jauh dari sungai itu juga terdapat camping ground yang dapat digunakan untuk wisatawan bermalam.
Wisatawan juga dapat merasakan keseruan dengan bermain outbound di area dekat dengan sungai tersebut. Outbound dapat digunakan beramai-ramai, wahana outbond nya juga beragam sehingga dapat bergantian mencoba satu persatu lintasannya.
“Selepas penat belajar membuat kerajinan, wisatawan dapat melepas kejenuhan dengan berjalan-jalan di Kampung Santan dengan melihat pemandangan alam yang masih asri, dan menyejukan,” tuturnya.
Jam Operasional dan Harga Tiket
Desa Wisata Kampung Santan beroperasional dari pukul 08:00 sampai 17.00 WIB untuk wisata kerajinan, dan café bukit pohon pinus. Namun, bagi wisatawan yang ingin menginap dapat berkemah, pengelola membuka area camping ground 24 jam.
“Wisatawan dapat menikmati keindahan malam hari untuk menikmati alam yang ada di Kampung Santan, tentu perlu izin terlebih dahulu kepada kami sebagai pengelola,” bebernya.
Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Kampung Santan dan belajar kerajinan, akan dikenakan tarif sebesar Rp 75 ribu. Para pengrajin akan memberikan pengetahuannya secara utuh tentang pembuatan berbagai cinderamata dari batok kelapa.
Wisatawan juga dapat ikut dalam kegiatan permainan tradisional dengan biaya Rp 15 ribu. Nantinya, wisatawan akan mendapat beragam fasilitas permainan, dan pengelola yang memberikan arahan cara bermainnya.
Rute Menuju Desa Wisata Kampung Santan
Desa Wisata Kampung Santan memiliki jarak 4,2 kilometer dengan Kota Bantul. Bagi wisatawan yang berada di Kota Bantul, untuk menuju ke Kampung Santan dapat melakukan perjalanan menuju ke Barat Laut selama kurang lebih 10 menit, dengan menggunakan mobil maupun motor.
Wisatawan yang berasal dari luar Kabupaten Bantul, ataupun luar Provinsi Yogyakarta. Perjalanan dapat dilakukan dengan menggunakan Angkutan Umum Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) menuju ke Kota Bantul, Yogyakarta.
Wisatawan juga yang tidak ingin menggunakan jalur darat, perjalanan dapat dilakukan dengan menggunakan transportasi udara. Wisatawan dapat naik pesawat dari Bandar Udara (Bandara) terdekat, yang menerima rute menuju ke Bandara Internasional Yogyakarta (YIA).
Sesampainya di Bandara YIA, Kulon Progo, DI Yogyakarta. Perjalanan kembali dilanjut ke timur, menuju ke Desa Wisata Kampung Santan. Jarak kedua kota itu yakni sejauh 33 km. Wisatawan dapat menyewa taksi, maupun travel dengan lama perjalanan menuju lokasi yaitu 42 menit.
Pengunjung Desa Wisata Kampung Santan
Pengunjung Desa Wisata Kampung Santan banyak dikunjungi oleh wisatawan terutama pelajar. Setiap tahun, jumlah pengunjung yang datang ke Desa Wisata Kampung Santan cenderung naik secara signifikan.
Pada tahun 2020 pengelola mencatat ada 2000 wisatawan. Setahun berikutnya, atau pada tahun 2021, jumlah pengunjung meningkat jadi 4000 orang.
Wisatawan yang datang ke Kampung Santan kembali naik pada tahun 2022. Pengelola mencatat jumlah kunjungan wisatawan mencapai 6000 orang.
Kenaikan jumlah pengunjung terjadi lagi pada tahun 2023. Jumlah wisatawan itu bahkan mencapai 7000 orang.
“Jumlah wisatawan terbanyak yang datang ke Kampung Santan yang terbesar merupakan kalangan pelajar untuk melihat langsung proses kreatif membuat kerajinan,” tutur Dayat.
Omzet Desa Wisata Kampung Santan
Semenjak ditetapkan menjadi desa wisata, omzet Desa Wisata Kampung Santan memiliki tren yang relatif meningkat. Dayat menceritakan, omzet yang didapat mencapai Rp 60 juta per tahun.
Pada tahun 2021, pengelola mencatat omzet yang diperoleh yakni sebesar Rp 40 juta. Kenaikan omset terjadi pada tahun 2022, sebanyak Rp 45 juta.
Setahun berikutnya, yaitu pada tahun 2023 naik lagi menjadi 60 juta.
“Selain menjadi wisata edukasi membuat kerajinan, juga ditopang dari wisata alam, selain itu juga pada penjualan kerajinan yang setiap tahun juga mengalami peningkatan,” pungkas Dayat kepada Kolomdesa.com.