Kolomdesa.com, Blora – Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Maju Mapan di Desa Bangsri, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora mampu mengembangkan sektor perekonomian dari beberapa unit usaha yang telah dirikan dan memanfaatkan potensi desa yang dimiliki. Salah satunya, BUM Desa ini juga telah berhasil menyulap lahan sawah menjadi lahan agrowisata
Desa yang juga dijuluki sebagai Desa Pelangi ini dulunya desa masuk daerah desa tertinggal dengan kategori zona merah. Namun, berkat pengelolaan BUM Desa yang baik serta menjadikannya sebagai obyek wisata, Desa Bangsri kali ini mampu menjadi desa percontohan di Kabupaten Blora.
Memiliki Wisata Petik Buah
BUM Desa Maju Mapan berhasil menyulap lahan sawah menjadi lahan agrowisata yang dijadikan tanaman petik buah. Lahan bengkok seluas 2 hektar ini ditanami buah semnagka yang memiliki jenis yakni jenis semangka merah madu dan semangka Inul.
Kades Bangsri Laga kusuma mengatakan semangka yang dihasilkan memiliki harga yang bervarian tergantung dari berat dan kualitas semangka yang dihasilkan mulai dari 3.000/kg hingga 6.000/kg.
“Kini telah panen perdana. Harga panenan semangka tersebut bervariasi. Untuk Semangka Merah kelas A dibanderol Rp 6.000/kg, kelas B Rp 5 ribu/ kg, C Rp 4. 000/ kg dan D Rp 3.000/ kg. Sedangkan untuk Semangka Inul kelas A dibandrol dengan harga Rp 6.000/ kg, untuk kelas B dengan harga Rp 4.000/ kg,” ujarnya
Ia menuturkan bahwa inovasi petik buah memberikan keluasaan kepada masyarakat untuk bisa mengetahui buah semangka yang telah diinginkan mereka bisa datang ke tempat lahan sekaligus memetiknya dan kemudian menimbang dan menghitungnya sendiri.
Wahana petik buah ini ke depan direncanakan untuk berkolaborasi dengan para petani setempat mereka akan mendapat dukungan dan pedampingan tanaman dengan menyesuiakan cuaca dan musim serta akan memberikan fasilitas yang bagus dan nyaman kepada para wiM
Unit Usaha Sablon dan Percetakan
Laga Kusuma juga menuturkan bahwa pemerintah desa telah berupaya untuk memaksimalkan BUM Desa agar mampu menjadi desa yang mandiri. Selain itu, usaha yang dikelola ini akan lebih memberikan orientasi terhadap pembangunan harmonisasi masyrakat.
BUM Desa Maju Mapan kali ini juga turut memberdayakan pemuda setempat untuk ikut andil dalam usaha sablon kaos yang masuk dalam unit usaha. Berkat berdirinya usaha tersebut kini BUM Desa telah mendapatkan jutaan setiap bulannya.
“Saat ini ada 7 karyawan yang dipekerjakan di BUMDes Maju Mapan yang besaran penghasilannya menggunakan standar UMK Blora,” kata Kades Bangsri.
Pemerintah Desa Bangsri telah berupaya untuk memberikan kesempatan kepada para warganya yang memiliki bakat dibidang sablon untuk mengelola percetakan dan sablon yang dimiliki oleh BUM Desa Maju Mapan.
Wisata Buatan Noyo Gimbal
Noyo Gimbal adalah salah satu tempat wisata buatan yang dikelola oleh BUM Desa Maju Mapan. Lahan persawahan sekitar 1,8 hekatar tersebut berhasil disulap menjadi tempat wisata yang memili nilai asset hingga lebih Rp 1 miliar dalam jangka Waktu kurang 1 tahun.
Noyo Gimbal diambil dari nama pejuang anti kolonialisme Belanda yang terkenal berani dan tangguh pada abad ke-18. Tokoh legendaris ini turut dihadirkan dalam bentuk patung di area wisata tersebut. Hal tersebut telah membuktikan bahwa masyarakat Blora peduli terhadap sejarah.
Kepala Desa Bangsri menuturkan saat ini wisata Noyo Gimbal telah dilengkapi dengan kereta mini yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk keliling menikmati pemandangan yang terdapat di area tersebut. Ke depan rencananya juga akan membuat waterboom sepanjang 30 kali 20 meter serta penginapan.
“Kemudian nanti selanjutnya dikembangkan dengan adanya Mini Zoo atau kebun binatang mini,” imbuhnya.
Banyaknya pengunjung yang hadir untuk menikmati wistawan Noyo Gimbal telah menjadikan pemerintah desa untuk terus membuat inovasi baru agar menarik para wisatawan.