Kolomdesa.com, Morut – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Morowali Utara (Morut) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) terkait penanganan stunting yang ada di desa-desa. Dalam kegiatan tersebut, DPMD Morut menginstruksikan seluruh kepala desa dan pendamping desa harus ikut berkontribusi penanganan stunting yang ada di desa.
“Penanganan stunting harus melibatkan semua pihak, termasuk komponen di desa supaya prevalensinya dapat ditekan hingga angka paling rendah,” kata Kepala DPMD Morut, Andi Parenrengi, Rabu (12/6/2024).
Ia menjelaskan, pemerintah desa memiliki peran yang sangat penting dalam percepetan penanganan masalah gizi kronis terhadap anak. Karena, masalah stunting tidak hanya mempengaruhi masalah Kesehatan, tetapi juga kondisi sosial, budaya, ekonomi, dan bahkan pembangunan SDM desa.
“Gerakan penurunan stunting merupakan program nasional, semua komponen mulai dari pemerintah pusat hingga daerah di tingkat bawah harus bergerak melakukan upaya pencegahan dan pengendaliyan,” ujarnya.
Menurutnya, terdapat tiga komponen yang dapat dioptimalkan untuk melakukan kasus ini. Tiga komponen tersebut adalah aparat desa, pendamping desa, dan Kader Pembangunan Manusia (KPM).
“Komponen di desa memiliki peran dan tugas masing-masing, dengan begitu diharapkan deteksi dini anak terkena stunting lebih cepat,” ucapnya.
Ia berharap, melalui kerja sama yang dimulai dari tingkat kabupaten sampai ketingkatan paling bawah yaitu desa, dapat mempercepat penekanan angka stunting yang ada di Morut. Mengingat, hasil survei kesehatan Indonesia (SKI) Kemenkes, angka prevalensi stunting di Morut masih diangka 24,7 persen di tahun 2023 atau masih sama dengan tahun 2022.
Penulis: Hafidus Syamsi
Editor: Danu