Desa Wisata Tokkonan, Wisata Surga Tersembunyi Bagi Pecinta Situs Megalitik

Desa Wisata Tokkonan terdapat sejak peradaban zaman kuno, lokasi ini dipercaya sebagai tempat tinggal nenek moyang zaman purba dengan adanya Situs Megalitikum Tondon. Di sekitar lokasi itu terdapat bangunan Masjid Kuno 'Langgara Tandon'. Bangunan kuno itu hingga saat masih terawat dan menjadi destinasi unggulan wisatawan yang datang.
Situs Megalitik Lokon di Desa Wisata Tokkonan, Enrekang. Sumber foto : Kemenparekraf.
Situs Megalitik Lokon di Desa Wisata Tokkonan, Enrekang. Sumber foto : Kemenparekraf.

Kolomdesa.com, Enrekang – Desa Wisata Tokkonan berada di Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Kawasan ini merupakan wilayah yang terkenal dengan peradaban kunonya, dengan adanya peninggalan bangunan megalitik  yang sudah ada sejak puluhan tahun.

Kondisi alam yang ada di Desa Tokkonan merupakan kawasan bukit, dengan kontur tanah keras berbatu. Kendati demikian, wilayah permukaannya merupakan tanah yang subur, sehingga berbagai tanaman pertanian dapat tumbuh dengan baik.

Kondisi alam tersebut  membuat  warga Desa Tokkonan setiap harinya bekerja di ladang. Berbagai tanaman, baik yang musiman maupun tanaman perkebunan banyak dibudidayakan oleh penduduk setempat. Tanaman-tanaman itu diantaranya padi, jagung, dan kelapa, serta berbagai buah dan sayur.

Mayoritas lahan di desa ini berupa persawahan, namun Desa Tokkonan memiliki bukit yang membentuk pemandangan Indah. Bahkan, perbukitan di Desa Tokkonan dapat menjadi alternatif wisata tracking, lantaran masih asri dan memberikan kesejukan bagi yang datang.

Keindahan alam perbukitan yang ada di Desa Tokkonan teras lengkap, lantaran di desa tersebut memiliki peninggalan kuno yang disebut Situs Batu Megalitik Tondon. Bukan hanya itu, Desa Tokkonan juga memiliki peninggalan bangunan masjid kuno yang berusia puluhan tahun.

Keberadaan Situs megalitik itu membuat Desa Tokkonan didaulat jadi desa wisata oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Enrekang pada tahun 2021. Hingga saat ini, situs tersebut masih kokoh berdiri dan menjadi destinasi paling dicari oleh wisatawan yang berkunjung ke Desa Tokkonan.

“Sebenarnya Desa Wisata Tokkonan wisatanya sudah ada sejak lama, dan sudah dikunjungi oleh berbagai wisatawan. Namun, baru resmi jadi Desa Wisata pada tahun 2018,” ucap Pengelola Desa Wisata Tokkonan, Syamsudin pada Minggu, (02/06/2023).

Desa Wisata Tokkonan, Wisata Surga Tersembunyi Bagi Pecinta Situs Megalitik
Batu Menhir di area Situs Megalitik Tondon di Desa Wisata Tokkonan. Sumber Foto : Kemenparekraf.

Terdapat Destinasi Perbukitan Situs Megalitik Tondon

Keindahan alam yang dimiliki oleh Desa Tokkonan begitu lengkap dengan keberadaan bukit yang menjulang tinggi, yang saat dilihat dari atas berwarna hitam. Bukit yang membentuk dinding di Desa Tokkoan itu merupakan bagunan masa lampau. Warga Desa Tokkonan menyebutnya dengan Situs Megalitik Tondon.

Keunikan kawasan Situs Megalitik Tondon akan semakin terlihat tatkala wisatawan mendekat ke area perbukitannya. Situs Megalitik Tondo sendiri berada di ketinggian 609 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Wisatawan akan melihat berbagai peninggalan kuno, seperti Batu Dolmen, Batu Lesung, Batu Lupang, dan Batu Gores, serta Batu Dakon. Semua Batu yang berada di kawasan Situs Megalitik itu merupakan peninggalan zaman purba saat peradaban masih belum modern seperti saat ini.

Wisatawan  yang berkunjung ke kawasan Situs Megalitik Tondon, selain dapat belajar mengenai kehidupan zaman purba. Pengunjungjuga dapat mendokumentasian berbaga peningglan untuk digunakan sebagai kenangan saat kembali ke kampung halaman.

“Terlebih di Situs Megalitik Tondon terdapat goresan seperti lukisan di dindingnya, yang membentuk simbol seperti jejak kaki, dan hingga saat ini belum ada yang dapat mengartikan” papar Syamsudin.

Desa Wisata Tokkonan, Wisata Surga Tersembunyi Bagi Pecinta Situs Megalitik
Masjid Tua peninggalan peradaban awal penyebaran Islam di Desa Tokkonan. Sumber Foto : Kemenparekraf.

Bangunan  Masjid Tua yang Masih Terjaga

Desa Wisata Tokkonan selain memiliki kekayaan peninggalan zaman purba juga terdapat peninggalan peradaban kemanusiaan, terutama terkait penyebaran Agama Islam.

Bukti awal mula berkembangnya Agama Islam dapat dilihat dari peninggalan masjid kuno berusia ratusan tahun yang masih kokoh berdiri di Desa Tokkonan. Warga setempat menyebut banguna ibadah musli kuno itu dengan sebutan Langgara Tondon.

Keunikan yang dapat dilihat dari Langgara Tondon yakni terkait dengan bahan material bangunannya, terutama pada atapnya. Atap bangunan masjid itu masih menggunakan bahan alami, yang terbuat dari ijuk pohon aren, dan kelapa sawit.

Kendati bahan yang digunakan alami, namun hingga saat ini banguna  tersebut masih kokoh berdiri, dan menjadi destinasi religi bagi wisatawan yang ingin melihat persebaran Islam pada masa lalu di Desa Tokkonan.

Wisatawan yang berkunjung ke Langgara Tondon nantinya dapat beribadah yang berada di ruang belakang, atau melihat benda – benda pusaka yang berada di ruang depan. Benda pusaka tersebut, merupakan peninggalan para penyebar Islam saat pertama kali berkembang di Desa Tokkonan.

“Wisatawan nantinya dapat melihat langsung benda pusaka yang berusia ratusan tahun dari dekat,” katanya

Kelestarian Wisata Budaya

Desa Wisata Tokkonan selain memiliki peninggalan alam, berupa bangunan dan peralatan megalitik. Kebudayaan di desa tersebut hingga saat ini masih terjaga.

Beragam upacara adat, dan tradisi yang hingga saat ini masih ada di Desa Tokkonan diantaranya yakni Ma’damulu Banua, Ma’tulung, Massima Tanah. Seluruh tradisi adat tersebut, dilakukan dengan meriah dengan melibatkan warga setempat, sehingga acaranya sangat menyenangkan.

Wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Tokkonan dapat bergabung turut memeriahkan tradisi yang ada. Perayaan tersebut, dapat dinikmati oleh wisatawan, terutama saat pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Warga Desa Tokkonan akan berkumpul pada satu tempat, dan bergotong royong untuk membuat makanan khas Desa Tokkonan seperti makanan Peong, dan Baje’ Ba’tan. Hasil dari masakan tersebut, selain digunakan untuk kegiatan sedekah desa. Juga digunakan sebagai ajang silaturahmi antar warga, karena makanan yang telah dibuat akan dimakan bersama-sama.

“Event di Desa Wisata Tokkonan diadakan setiap tahun, dengan panitia bergantian antara tiga dusun yang ada di Desa Tokkonan,” terangnya.

Jam Operasional dan Harga Tiket

Jam Operasional di Desa Wisata Tokkonan buka dari jam 08:00 sampai 17:00 WIB. Wisatawan dapat mempersiapkan kunjungan sebelum jam buka, agar dapat menikmati wisata di Desa Tokkonan dengan durasi panjang.

Harga Tiket masuk destinasi wisata yang ada di Desa Tokkonan sangat terjangkau. Wisatawan nantinya hanya akan dikenakan  biaya perawatan sehingga tidak memberatkan saat berkunjung ke Desa Tokkonan mengenai biaya masuknya.

“Wisatawan juga dapat berkunjung ke wisata peninggalan Megalitik hingga larut malam, salah satunya dengan kemah mendirikan tenda di sekitar area situs,” beber Syamsudin.

Pengelola Desa Wisata Tokkonan

Desa Wisata Tokkonan dikelola oleh Pokdarwis Toma Tuo Tondon. Kegiatan yang dilakukan oleh seluruh anggota pengelola wisata tersebut yakni selain merawat destinasi wisata, juga memberikan penjelasan dan edukasi ke wisatawan yang berkunjung.

Pemdes Tokkonan juga terlibat berdirinya Desa Wisata Tokkkonan dengan memberi legalitas berupa SK Pokdarwis. Sehingga pengelolaan wisata dapat berjalan dengan aman, dan lancar hingga saat ini.

Pemkab Enrekang juga memiliki andil besar sehingga wisata di Desa Tokkonan saat ini masih berjalan, bahkan dikenal secara luas. Bentuk keterlibatan itu, selain menerbitkan SK Desa Wisata, promosi destinasi wisata yang ada di Desa Tokkonan juga digalakkan melalui media sosialnya, maupun event.

Rute Menuju Desa Wisata Tokkonan

Desa Wisata Tokkonan berjarak 16 kilometer (km) ke utara dari Kota Enrekang, Sulawesi Selatan. Wisatawan yang berada di area Kota Enrekang, yang  ingin berkunjung ke Desa Tokkonan, dapat menempuh perjalanan darat menggunakan mobil, dengan waktu tempuh 40 menit.

Wisatawan yang berasal dari luar Kota Enrekang dapat melakukan perjalanan langsung ke Desa Tokkonan, ataupun transit ke Kota Kabupaten itu. Bagi yang transit terlebih dahulu di Kota Enrekang, berikutnya melanjutkan perjalanan dilanjut menuju ke Desa Tokkonan.

Wisatawan yang berasal dari luar Sulawesi Selatan, maupun pulau Sulawesi. Perjalanan dapat menggunakan transportasi udara. Wisatawan dapat mengawali perjalanan dari Bandar Udara (Bandara) terdekat yang menerima rute penerbangan ke Bandara Internasional Sultan Hasanudin, Makassar.

Sesampainya di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Perjalanan dapat dilanjut menuju ke Kota Enrekang. Kedua Kota tersebut memiliki jarak 200 km. Perjalanan dapat menggunakan mobil, dengan durasi perjalanan empat jam. Sesampainya di Kota Enrekang. Wisatawan dapat melanjutkan perjalan kembali ke Desa Wisata Tokkonan.

Pengunjung Desa Wisata Tokkonan

Desa Wisata Tokkonan setiap harinya selalu dikunjungi oleh wisatawan. Menurut pengelola Desa Wisata Tokkonan, Syamsudin setiap tahunnya bahkan dikunjungi lebih dari seribu wisatawan.

Seperti pada tahun 2020, Desa Wisata Tokonan dikunjungi oleh wisatawan mencapai 1100 orang. Jumlah pengunjung tersebut meningkat setahun berikutnya, jadi 1200 pengunjung.

Wisatawan Desa Wisata Tokkonan kembali mengalami kenaikan pada tahun 2022. Pengelola mencatat, jumlah kunjungan ke situs kuno itu bahkan mencapai 1300 wisatawan.

Kenaikan pengunjung yang datang ke Desa Wisata Tokkonan kembali mengalami kenaikan pada tahun 2023. Wisatawan yang datang itu mencapai 1600 orang.

“Mayoritas yang datang saat ini warga sekitar Desa Tokkonan dan warga luar Desa Tokkonan, terutama warga luar Kabupaten Enrekang,” terangnya.

Omset Desa Wisata Tokkonan

Desa Wisata Tokkonan setiap tahunnya selalu mendapat omset dari sektor wisata situs peninggalan kuno. Menurut pengelola, jumlah hasil yang diperoleh mencapai jutaan.

Desa Wisata Tokkonan pada tahun 2020 saja, mendapat omset mencapai Rp 1,5 juta. Jumlah tersebut naik pada tahun 2021, hingga mencapai Rp 1,7 juta.

Kenaikan omset Desa Tokonan dari sektor wisata kembali terjadi pada tahun 2022. Bahkan, jumlahnya mencapai Rp1,8 juta.

Omset yang diperoleh Desa Tokkonan terjadi kenaikan signifikan pada tahun 2023. Destinasi situs kuno itu bahkan menghasilkan pendapatan hingga mencapai Rp 2,1 juta.

“Omset terbesar Desa Wisata Tokkonan di peroleh dari kunjungan wisatawan yang ingin melihat langsung bangunan purba dari dekat,” pungkas nya. 

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di: