Desa Wisata Suak Gual dan Tradisi Berteriak Menyambut Kedatangan Nelayan dari Melaut

Mayoritas warga di Desa Wisata Suak Gual bermata pencaharian sebagai nelayan. Masyarakat di desa tersebut memiliki tradisi unik, yaitu berkumpul di dermaga dan berteriak ketika menyambut para nelayan yang datang dari laut. Kebiasaan itulah, yang lambat laun menjadi objek pariwisata yang masih dapat dinikmati hingga hari ini.
Pemandangan Desa Wisata Suak Gual dari atas langit. Sumber foto : Pemdes Suak Gual.
Pemandangan Desa Wisata Suak Gual dari atas langit. Sumber foto : Pemdes Suak Gual.

Mayoritas warga di Desa Wisata Suak Gual bermata pencaharian sebagai nelayan. Masyarakat di desa tersebut memiliki tradisi unik, yaitu berkumpul di dermaga dan berteriak ketika menyambut para nelayan yang datang dari laut. Kebiasaan itulah, yang lambat laun menjadi objek pariwisata yang masih dapat dinikmati hingga hari ini.

BELITUNG – Desa Wisata Suak Gual berada di Kecamatan Selat Nasik, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung. Berada di kawasan pesisir membuat mayoritas masyarakatnya banyak menghabiskan waktu untuk melaut dan berprofesi sebagai nelayan.

Kendati berada di kawasan yang berjarak dari pusat kota, Desa Wisata Suak Gual memiliki beragam bangunan semi modern dengan tradisi gotong royong masyarakat yang masih kuat.

Kerukunan warga Desa Suak Gual dapat dilihat dari budaya yang terbentuk. Salah satu kebiasaan baik yang mencerminkan kerukunan masyarakatnya dapat dilihat ketika ada nelayan yang pulang melaut. Masyarakat akan berbondong-bondong ke dermaga, berkumpul, dan menyambut para nelayan yang datang dengan suka cita.

Teriakan ‘gual’ untuk menyambut nelayan yang datang itulah, menjadi cikal bakal penamaan kawasan tersebut menjadi Desa Suak Gual. Kebiasaan masyarakat yang berkumpul menunggu nelayan datang dan berteriak itu hingga saat ini masIh dilestarikan.

Budaya penyambutan warga Suak Gual terhadap nelayan yang datang ternyata menarik warga luar untuk datang. Hingga saat ini, sudah banyak warga diluar Desa Suak Gual yang ikut meramaikan penyambutan nelayan yang datang untuk bersandar di pelabuhan.

Keunikan warga, dan potensi wisata yang ada di Desa Suak Gual itu membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belitung menetapkan menjadi desa wisata. Bukan hanya tradisi gual yang dapat dinikmati oleh wisatawan, beragam wisata lainnya juga ada di Desa Suak Gual, Kabupaten Belitung.

“Desa Wisata Suak Gual saat ini masih dalam tahap pengembangan, dengan destinasi utama kawasan pesisir dengan memanfaatkan dermaga lautnya,” ucap Ketua Pokdarwis Pagal Piling, Rozali pada Sabtu (19/05/2023).

Desa Wisata Suak Gual dan Tradisi Berteriak Menyambut Kedatangan Nelayan dari Melaut
Gazebo yang ada di Dermaga Laut Desa Wisata Suak Gual. Sumber foto : Pemdes Suak Gual.

Memiliki Keindahan di Dermaga Lautnya

Desa Suak Gual yang berada di pesisir tentu memiliki dermaga laut sebagai tempat bersandar kapal-kapal nelayan. Dermaga laut yang ada di Desa Suak Gual memiliki bangunan yang sejatinya tidak jauh berbeda dengan pelabuhan nelayan pada umumnya. Namun, wisatawan akan melihat keindahan saat datang ke pelabuhan, dan melihat pemandangan laut dari atas dermaga.

Wisatawan akan melihat indahnya laut yang ada di Desa Suak Gual. Selain itu, pancaran sinar matahari terbenam akan terlihat jelas, terutama saat sore hari menambah keeksotisan dermaga di Desa Suak Gual.

Wisatawan tidak hanya dapat menikmati laut pesisir Desa Suak Gual. Tidak jauh dari dermaga, terdapat taman yang sudah di cat berbagai warna. 

Taman dermaga pesisir Desa Suak Gual juga sudah tersedia kursi panjang yang dapat digunakan sebagai tempat bersantai. Wisatawan yang berkunjung saat pagi ataupun sore, dapat duduk-duduk santai di kursi tersebut, sembari merasakan sejuknya angin laut yang berhembus.

“Dermaga laut yang ada di Desa Suak Gual memiliki perbedaan dengan pelabuhan nelayan di wilayah lain, selain bersih. Beragam warna juga menghiasi di tempat wisata kebanggaan kami,” beber Rozali.

Desa Wisata Suak Gual dan Tradisi Berteriak Menyambut Kedatangan Nelayan dari Melaut
Mercusuar di Desa Wisata Sulak Gual. Sumber foto : Kemenparekraf.

Terdapat Wisata Sejarah di Pesisir Desa Wisata Suak Gual

Desa Wisata Suak Gual selain memilki keindahan lautnya, juga terdapat wisata sejarahnya. Salah satu peninggalan zaman kolonial di desa tersebut adalah mercusuar yang hingga saat ini masih kokoh berdiri.

Wisatawan yang ingin melihat bangunan yang dibangun tahun 1883 itu dapat mendatangi langsung ke Tanjung Lancor, yang masih bagian dari Desa Suak Gual. Wisatawan nantinya dapat melihat langsung bangunan dengan tinggi 62 meter tersebut.

Bangunan Mercusuar Tanjung Lancor yang ada di Desa Suak Gual hingga saat ini masih terawat. Bahkan, warna catnya sudah diperbaharui, dan terlihat putih bersih. Wisatawan yang ingin naik ke mercusuar dapat ijin terlebih dahulu ke pihak pengelola, lantaran masih belum dibuka secara umum.

“Wisatawan yang ingin mendekat ke Mercusuar tidak bisa seenaknya masuk, ada penjaganya agar bisa melihat dari dekat, kalau beruntung bisa naik ke atas,” jelas Rozali.

Desa Wisata Suak Gual dan Tradisi Berteriak Menyambut Kedatangan Nelayan dari Melaut
Penampilan musik keroncong di Desa Wisata Suak Gual. Sumber foto : Pemdes Suak Gual.

Wisata Budaya di Desa Suak Gual

Desa Suak Gual yang mayoritas merupakan keturunan suku melayu dengan produk kebudayaan yang beragam, para warganya juga masih gigih melestarikan budaya leluhurnya.

Beragam wisata Budaya yang ada di Desa Suak Gual begitu beragam, salah satu budaya yang dilestarikan hingga saat ini yaitu Musik Keroncong.

Musik Keroncong merupakan perpaduan alat musik tradisional yang dikombinasikan dengan alat musik modern. Saat alat musik dan nyanyian, penyanyi akan menyanyikan lagu melayu, sesuai dengan lantunan musik yang dibawakan.

Pertunjukan Musik Keroncong dapat dinikmati oleh wisatawan saat kegiatan tertentu. Salah satunya yakni, pesta pernikahan, ataupun pesta rakyat yang diadakan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Suak Gual.

“Kebudayaan yang ditampilkan di Desa Suak Gual terbilang beragam, wisatawan yang ingin menikmati wisata budaya yang ramai banyak dikunjungi pengunjung yakni saat adanya keluarga tokoh menikahkan anaknya, ataupun saat kegiatan pesta rakyat dari Pemdes Suak Gual,” terangnya

Jam Operasional  dan Tiket Masuk

Desa Wisata Suak Gual buka setiap hari dari jam 08.00 sampai 17.00 WIB. Wisatawan dapat menikmati indahnya suasana malam di dermaga Desa Wisata Suak Gual, dengan meminta persetujuan dari penjaga. Permintaan persetujuan wisatawan ke penjaga, bertujuan agar tidak terjadi  hal yang tidak diinginkan.

Biaya masuk ke destinasi wisata di Desa Wisata Suak Gual terbilang tidak terlalu mahal. Wisatawan hanya perlu membayar biaya untuk kepentingan perawatan sebesar Rp 10 ribu.

Harga tiket yang murah, dan waktu kunjungan yang sesuai dengan keinginan. Membuat Desa Wisata Suak Gual menarik untuk dikunjungi.

“Saat ini wisata dermaga di Suak Gual tidak begitu mahal, lebih lahan parkir masih dibebaskan,” jelas Rozali

Pengelola Desa Wisata Suak Gual

Desa Wisata Suak Gual dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pagal Piling. Pokdarwis Pagal Piling beranggotakan 16 orang, seluruhnya warga Suak Gual. Kegiatan yang dilakukan selain membantu wisatawan yang datang. Merawat destinasi wisata juga dilakukan, agar tempat wisatawan menjadi nyaman.

Pemdes Suak Gual juga terlibat dalam mengembakan wisata di wilayahnya. Bentuk kepedulian itu, dilakukan dengan memberi pelatihan pariwisata terhadap pengelola juga menerbitkan Sk Bagi Pokdarwis Pagal Piling.

Pemkab Belitung turut membantu dalam proses perjalanan Desa Wisata Suak Gual. Selain menerbitkan Surat Keputusan (SK) Desa Wisata Suak Gual, promosi melalui dinas terkait juga dilakukan, terutama di media sosial yang dimiliki.

Rute Menuju Desa Wisata Suak Gual

Wisatawan yang berada di Kepulauan Belitung, jika ingin bepergian ke Desa Wisata Suak Gual harus melakukan perjalan darat terlebih dahulu menuju ke Pelabuhan Tanjung Batu, setelah itu perjalanan dilanjut menuju ke Pelabuhan Tanjung Batu.

Wisatawan yang sudah sampai di Pelabuhan Tanjung Nyato  kemudian melanjutkan perjalanan ke Desa Wisata Suak Gual, yang berjarak 11 kilometer (km). Lama perjalan dari kedua tempat itu yakni 19 menit dengan menggunakan mobil.

Wisatawan yang berada diluar Pulau Belitung, dapat menggunakan transportasi udara. Wisatawan dapat menuju ke Bandar Udara (Bandara) terdekat, yang menerima rute menuju ke Bandara  H.A.S Hanandjoedin.

Wisatawan yang sudah sampai di Bandara H.A.S Hanandjoeddin, kemudian melanjutkan kembali perjalanan darat, menuju ke Pelabuhan Tanjung Batu.  Jarak Bandara H.A.S Hanandjoeddin yakni 35 KM. Lama perjalanannya yaitu 46 menit dengan menggunakan mobil.

 Wisatawan melanjutkan perjalanan lagi menggunakan kapal, menuju pelabuhan Tanjung Nyato, dan kembali melakukan perjalanan darat ke Desa Wisata Suak Gual.

Pengunjung Desa Wisata Suak Gual

Desa Wisata Sulak Gual setiap tahunnya selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan. Wisatawan yang datang, mayoritas merupakan warga sekitar Desa Suak Gual.

Pengelola mencatat, pengunjung Desa Suak Gual pada Tahun 2020 berjumlah 2000 orang. Jumlah kunjungan itu, meningkat setahun berikutnya, yakni pada tahun 2021 jadi 2500 wisatawan yang datang.

Berkat promosi yang digencarkan, destinasi wisata di Desa Wisata Suak Gual meningkat pada tahun 2022. Wisatawan yang datang di pesisir Belitung Kepulauan itu mencapai 3000 orang.

Wisatawan melejit naik pada tahun 2023. Tercatat jumlah wisatawan yang datang yaitu berjumlah 4 ribu orang.

“Wisatawan akan memadati wisata di Desa Suak Gual saat akhir pekan tiba, selain untuk mengisi waktu liburan, juga menghilangkan penat kesibukan sehari-hari,” katanya.

Omset Desa Wisata Sulak Gual

Sama halnya dengan jumlah pengunjung yang selalu meningkat tiap tahun. Pendapatan dari sektor wisata di Desa Suak Gual juga tercatat mengalami tren positif tiap tahunnya.

Pengelola mencatat, jumlah omset pada tahun 2020 yang masuk ke Desa Wisata Sulak Gual mencapai Rp 25 juta. Kenaikan omset terjadi setahun setelahnya, pengelola mencatat, jumlah wisatawan yang datang yaitu tumbuh menjadi Rp 30 juta pada tahun 2021.

Kenaikan omset di Desa Wisata Suak Gual kembali terjadi pada tahun 2022. Pengelola mencatat omset yang diperoleh di tahun itu menyentuh angka Rp 35 juta.

Kenaikan omset Desa Wisata Sulak Gual terjadi secara signifikan pada tahun 2023. Bahkan, kenaikan yang terjadi yakni sebesar Rp 10 juta, menjadi total Rp 45 juta.

“Omset yang ada di Desa Wisata Suak Gual mayoritas dari destinasi wisata dermaga yang sudah kita kelola, dan kita percantik,” pungkas Rozali.

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di: