KLATEN – Desa Kemudo yang terletak di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten jadi satu-satunya desa tanpa memiliki kawasan wisata yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Des (BUMDes). Karena pengelolaan desa yang baik oleh semua pihak, hingga menjadikan warga desa berdaya dan mandiri dengan memanfaatkan potensi lingkungan industri.
Masyarakat Desa Kemudo, termasuk petugas Kantor Desa dan BUMDes Kemudo Makmur Desa Kemudo terbukti bisa memanfaatkan potensi desa dengan baik. Terutama untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di Desa Kemudo.
Sejak didirikan tahun 2016 silam, BUMDes Kemudo Makmur Desa Kemudo sudah membidik kerja sama dengan perusahaan yang ada di lingkungan mereka, salah satunya PT. Sarihusada Generasi Mahardhika (SGM) untuk mengolah limbah atau afval industri perusahaan tersebut. Tak disangka hasil dari pengolahan afval industri ini bisa menumbuhkan perekonomian Desa Kemudo dengan sangat pesat hingga saat ini.
Unit usaha BUMDes Kemudo Makmur
BUMDes Kemudo Makmur memiliki 4 lini usaha seperti pengelolaan limbah afval industri, unit pelayanan umum, toko desa Kamajaya Mart, dan kafe Desa Tarades. Selain itu, BUMDesa Kemudo Makmur juga mengelola kurang lebih 45 UMKM yang dijalankan oleh warga sebagai penggerak ekonomi.
“Kebetulan UMKM ini kita melalui PKK membina UMKM yang ada di Kemudo ada kurang lebih 45 UMKM, yang semuanya sudah kita berikan izin P.IRT, dan izin halalnya, dan itu dibawah binaan PKK, kemudian ini sampai berkembang UMKM nya, dan sudah mengisi outlet-outlet ritel nasional yang ada di Kabupaten Klaten,” ujar Kepala Desa Kemudo, Hermawan Kristanto, Kamis (02/05/24).
Hermawan mengungkapkan BUMDes Kemudo Makmur bersiap untuk ekspansi ke unit usaha pertanian dan peternakan. Sehingga cakupan unit kerja masyarakat yang dikelola BUMDesa Kemudo Makmur akan lebih luas.
“Kemudian ini pengembangannya ke pertanian, kemudian nanti ke peternakan juga. Jadi dalam perencanaan di situ, tapi yang sekarang jadi point utamanya adalah pengelolaan limbah sama toko desa,” ujar Hermawan.
UMKM di Desa Kemudo juga bermacam-macam, ada UMKM yang memproduksi makanan kering, makanan basah, jamu, hingga warung makan.
Afval Industri
BUMDes Kemudo Makmur sudah bertahun-tahun mengolah afval industri dari PT. SGM berupa limbah karton, kertas, plastik, folding box, aluminium foil, dan glondong. Komoditas unggulan lainnya adalah pallet kayu jati Belanda yang memiliki karakteristik unik dan dan memiliki corak yang khas.
Sehingga sangat cocok untuk diolah kembali menjadi beragam kerajinan tangan. Di Desa Kemudo sendiri terdapat kluster pengrajin dengan spesialisasi pada produk berbahan dasar pallet kayu jati Belanda.
Omzet BUMDes Kemudo Makmur
Berjalan kurang lebih 8 tahun, omzet yang didapatkan BUMDes Kemudo Makmur dari berbagai lini usaha yang dijalankan tak main-main. Pada tahun 2022 kemarin saja, omzet tahunannya mencapai Rp11 miliar.
Semakin tinggi omzet yang didapatkan, semakin besar pula manfaat yang diterima masyarakat Desa Kemudo. Hermawan menyebutkan sisa hasil usaha (SHU) yang diberikan desa ke masyarakat sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan saat pertama kali berdiri.
“2016 kita memulai, 2017 kita sudah bisa membagi SHU kepada masyarakat. Setiap KK memperoleh kurang lebih di awal tahun Rp75.000, sekarang di tahun 2024 ini per KK bisa memperoleh Rp500.000,” ujar Hermawan.
Menyerap Tenaga Kerja
Keuntungan berupa uang memang bukan segalanya, hal terpenting adalah penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi dengan bergeraknya roda perekonomian di desa. Masyarakat dari berbagai kalangan usia dan latar belakang mendapat kesempatan untuk mengais rezeki di BUMDes Kemudo Makmur.
Hermawan bersyukur saat ini BUMDes Kemudo Makmur bahkan bisa melibatkan difabel untuk turut berperan dalam roda perekonomian desa. Tidak ada diskriminasi bagi masyarakat yang ingin mencari sumber penghidupan lewat desa.
Penulis; Kurnia
Editor; Rizal