BUM Desa Digdaya Sulap Lahan Kritis Jadi Eduwisata

JEMBER - Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Dukuhdempok, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember sukses merubah lahan kritis menjadi wisata edukasi. BUM Desa dengan nama Digdaya itu menyulap gumuk bebatuan menjadi area wisata yang digemari masyarakat.
Wisata Edukasi Gumuk Watu, Wuluhan, Jember, Sumber Foto: Kolom Desa/I.Wahyu
Wisata Edukasi Gumuk Watu, Wuluhan, Jember, Sumber Foto: Kolom Desa/I.Wahyu

JEMBER – Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Dukuhdempok, Kecamatan Wuluhan,
Kabupaten Jember sukses merubah lahan kritis menjadi wisata edukasi. BUM Desa
dengan nama Digdaya itu menyulap gumuk bebatuan menjadi area wisata yang
digemari masyarakat.

Gumuk Watu merupakan bukit kecil yang berada di atas lahan seluas 4 hektare. Lahan
tersebut terdiri dari area persawahan sekitar 2,5 hektare, perkebun setengah hektare,
sedangkan sisanya merupakan lahan kritis.

“Saat itu, PR nya adalah menghijaukan lahan tersebut. Di sini susah ditanami karena
bebatuan. Kita coba tanami tumbuhan gamal, kita juga coba tanami mojo, ternyata yang
tumbuh bagus tumbuhan gamalnya. Sekarang yang kita mulai coba adalah turi,” Kata
Agung, Direktur BUM Desa Digdaya saat ditemui di Eduwisata Gumuk Watu, Selasa
(17/4/2024).

Lahan yang semula hanya ditumbuhi semak dan alang-alang perlahan-lahan menjadi
zona hijau yang dapat diambil manfaatnya. Salah satunya adalah tanaman Gamal yang
bermanfaat sebagai sumber pakan ternak dan baik untuk penyuburan tanah.

“Ini adalah resort pariwisata yang memanfaatkan lahan kritis. Ditanami bukan cuman
untuk menghijaukan, tapi juga memilih tumbuhan yang bermanfaat bagi pakan ternak.
Ternyata tanaman Gamal yang kita pilih juga berpotensi dapat menyuburkan tanah,”
jelasnya.

Selain mengembangkan sektor pariwisata, usaha milik Desa Dukuhdempok itu juga
bergerak di bidang pasar desa dan pengolahan sampah terpadu. Dampak keberadaan
BUM Desa yang berdiri sejak 2016 itu terbukti memberikan kontribusi pada
perekonomian desa.

“Alhamdulillah kita telah menyumbang PAD ke desa saat tahun anggaran 2023,”
jelasnya.

Saat ini banyak masyarakat yang terberdayakan semenjak adanya BUM Desa tersebut.
Salah satunya adalah banyaknya warga yang dipekerjakan pada sektor Eduwisata
Gumuk Watu.

BUM Desa Digdaya Sulap Lahan Kritis Jadi Eduwisata
Para Pelajar SD saat Berkunjung di Eduwisata Gumukwatu

Semenjak keberadaan Eduwisata Gumuk Watu, para pelajar dari berbagai tingkatan
juga kerap bermain dan belajar di tempat tersebut. Mereka akan dikenalkan cara
menanam, beternak, hingga cara mengolah lahan agar produktif.

“Anak-anak SD datang untuk belajar tentang tumbuhan, ekosistem, sawah, kebun dan
hutan. Kita juga ada jungle tracking yang memudahkan untuk pengamatan ke hutan.
Mereka dikenalkan morfologi, ragam dan pengelompokan tanaman, pencakokan dan
banyak hal yang lainnya,” ungkap Agung.

Eduwisata tersebut juga dilengkapi dengan camping ground area, peternakan kambing,
kebun jambu, kebun jeruk sunkist, wahana flying fox hingga kolam renang. Tak heran
jika saat ini banyak warga desa hingga luar kota yang memilih wisata tersebut untuk
berlibur.

“Rata rata pengunjung saat hari bisa 100, jika weekend sampai 800 orang,” kata Agung.

Wisata Petik Jambu Kristal dan Jeruk Sunkist

BUM Desa Digdaya Sulap Lahan Kritis Jadi Eduwisata
Kebun Jambu di Wisata Edukasi Gumuk Watu

Warga yang berkunjung di Eduwisata Gumuk Watu dapat menikmati sensasi mengambil jambu kristal dan jeruk sunkist langsung dari pohonya. Mereka diperbolehkan memetik buah tersebut sesuai kebutuhan. Harga perkilonya juga terbilang murah.

“Perkilonya, jambu kristal dibandrol dengan harga Rp10.000 sedangkan untuk jeruk sunkist seharga Rp12.000. Para pengunjung diperbolehkan memetik dan memilih buah
pada pohonnya sesuka hati,” jelas Agung.

Ditanya alasan memilih menanami kebun dengan jambu kristal, ia menjawab jika awalnya di tempat tersebut telah ada jambu lokal. Jambu yang ada saat itu berbuah sangat lebat.

“Jadi kami langsung mikir, ini saja, jambu yang kita jadikan andalan,” katanya.

Agung juga menjelaskan jika saat ini pengunjung yang ingin mencari dan memetik sayuran belum bisa. Pihaknya saat ini masih fokus pada pembangunan wahana terlebih dahulu.

“Dulu 2019 banyak yang bermain ke sini dan pulang membawa sayuran. Sekarang sayur-mayurnya belum kita mulai lagi karena kemarin terkendala fokus pada pembangunan wahana,” ujarnya.

Wisata Kolam Renang dan Flying Fox

BUM Desa Digdaya Sulap Lahan Kritis Jadi Eduwisata
Kolam Renang di Wisata Edukasi Gumuk Watu

Sebelum tahun 2023 sumber satu-satunya keuntungan BUMDes adalah hasil panen
perkebunan Jambu Kristal. Tetapi, sejak terbangunnya kolam renang, Gumuk Watu
semakin banyak dikunjungi.

Para pengunjung yang ingin berenang di kolam renang tersebut dikenakan biaya
sebesar Rp5000, sedangkan untuk parkirnya hanya Rp2000.

Flying Fox juga telah hadir mewarnai wajah Gumuk Watu. Para pengunjung yang ingin
mencoba wahana tersebut dikenakan tarif Rp10.000.

Sampai saat ini, omset yang diraup Gumuk Watu sudah mampu mencukupi biaya operasionalnya sendiri. Bahkan bisa mengembangkan beberapa bangunan dan fasilitas wisata.

“Omset yang kita peroleh rata-rata per bulan 40 juta mas,” jelas Agung.

Peternakan dan Pertanian

Terdapat peternakan domba di Eduwisata Gumuk Watu. Siapapun yang berkunjung diperbolehkan belajar tentang cara beternak domba yang baik.

Berbagai macam pepohonan dan tanaman juga hidup mengitari area wisata tersebut. Tak heran jika para pelajar dari berbagai instansi kerap hadir untuk mengenal dan belajar cara bertanam pepohonan dan sayuran.

Fasilitas Camping dan Outbound

Gumuk Watu juga menyediakan camping ground yang terletak di atas bukit. Pengunjung dapat bermalam sambil menikmati pemandangan hamparan persawahan yang indah.

Di Wisata Gumuk Watu juga memiliki banyak spot swafoto yang sangat bagus.
Termasuk panorama sunset berlatar persawahan di sore hari. Tak heran jika banyak
pemuda-pemudi desa yang memilih tempat ini untuk nongkrong menikmati senja.

Tak hanya itu, pengunjung yang ingin bermalam atu camping juga dapat menyewa
tenda dengan tarif Rp 50.000 per harinya. Sedangkan untuk penggunaan fasilitas, tiap
pengunjung hanya dikenakan biaya Rp15.000. Tarif tersebut sudah termasuk kamar
mandi dan kolam renang.

Gumuk Watu Berdayakan UMKM

BUM Desa Digdaya Sulap Lahan Kritis Jadi Eduwisata
UMKM Warga Desa Dukuhdempok di area Wisata Edukasi Gumuk Watu

Berdasarkan pantauan tim Kolom Desa, sekitar enam stand UMKM turut mewarnai
wajah baru Gumuk Watu. Para pengunjung yang hadir tak perlu khawatir jika ingin
berwisata kuliner dan jajanan ringan di area tersebut.

“Awal UMKM ini, kita menerima bantuan melalui program desa berdaya dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Kita wujudkan berupa flying fox dan memperbanyak bibit Jambu. Saat peresmian banyak warga yang datang ke sini. Kita melihat itu eman jika tidak memanfaatkan UMKM. Ternyata setelah event itu selesai, UMKM tetap bertahan” ujar Agung.

Para pelaku UMKM merupakan warga Desa Dukuhdempok. Mereka berjualan di tempat ini mulai pagi hingga sore hari. Para pengunjung yang ingin bermalam tak perlu takut lagi, saat ini Gumuk Watu telah menyediakan kedai yang setiap hari buka 24 jam.

Rencana Pengembangan Gumuk Watu

BUM Desa Digdaya Sulap Lahan Kritis Jadi Eduwisata
Gazebo Eduwisata Gumuk Watu

Masih ada banyak rencana pengembangan yang akan dilakukan BUM Desa Digdaya pada Wisata Gumuk Watu. Ia mengungkapkan jika pihaknya ingin membuat fasilitas petik sayur, membuka budidaya ikan, hingga fasilitas bermain lainya.

“Selain bukit, kita akan mengelola peternakan, sawah dan rencana ke depan perikanan”
kata Agung.

Akan tetapi melihat keterbatasan anggaran desa yang ada, pihaknya menyadari jika
proses tersebut membutuhkan waktu yang panjang.

Penulis: Ilham Wahyu

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya