Desa Wisata  Kampung Merasa, Kombinasikan Tiga Destinasi Wisata: Alam, Budaya, dan Ekologi

Desa Wisata Kampung Merasa berada di wilayah perbukitan. Masyarakat Merasa memiliki akar tradisi yang kuat juga kepercayaan terhadap budaya leluhur yang terus dijaga. Kesadaran terkait pentingnya menjaga alam tercermin dalam perilaku penyelamatan satwa liar seperti orang utan di kawasan tersebut.
Upacara penyambutan tamu di Desa Kampung Merasa. Dok ; Indonesia.travel
Upacara penyambutan tamu di Desa Kampung Merasa. Dok ; Indonesia.travel

Desa Wisata Kampung Merasa berada di wilayah perbukitan. Masyarakat Merasa memiliki akar tradisi yang kuat juga kepercayaan terhadap budaya leluhur yang terus dijaga. Kesadaran terkait pentingnya menjaga alam tercermin dalam perilaku penyelamatan satwa liar seperti orang utan di kawasan tersebut.

BERAU – Desa Wisata Kampung Merasa berada di Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur berada di kawasan yang subur dan memiliki iklim hutan hujan tropis. Banyak jenis pohon besar yang tumbuh, terutama di wilayah hutannya.

Kawasan hutan di Kampung Merasa yang masih terjaga menjadi tempat hidup Orang Utan. Keberadaan orang utan di kawasan hutan Kampung Merasa bukan termasuk hama, sehingga warga banyak yang merawatnya dengan memberi makanan saat bermain ke hutan.

Keberadaan hutan di Kampung Merasa juga berfungsi sebagai kawasan hutan lindung. Perkebunan yang dikelola oleh warga, maupun milik perusahaan terbilang subur, dan menambah penghasilan bagi warga sekitar.

Tanaman perkebunan yang dibudidayakan di Kampung Merasa salah satunya yakni Pohon Coklat. Tumbuhan penghasil makanan yang disukai berbagai kalangan itu, banyak dijumpai di desa tersebut.

Berbagai destinasi alam juga terdapat di kawasan itu, mulai dari Sungai Kelay, yang jernih, hingga Gunung Karst yang memanjakan mata.

Masyarakat di Kampung Merasa  juga masih menjaga tradisi nenek moyang terdahulu. Terbukti, warga masih mempertontonkan tarian khas suku dayak, dan pemakanan leluhur di kampung tersebut saat ini masih terjaga.

Berkat kekayaan alam dan budaya yang dimiliki oleh Kampung Malaya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau menetapkan kawasan itu jadi Desa Wisata pada tahun 2018. Hingga saat ini, berbagai destinasi wisata yang sudah ada, dapat dikunjungi oleh wisatawan.

“Desa Wisata Kampung Merasa memiliki destinasi unggulan yang dapat dinikmati oleh wisatawan, yaitu alam, budaya dan edukasi mengenai ekosistem hutan, serta Orang Utan,” ucap Anggota Pokdarwis Kampung Merasa, Wasti Amat, pada Minggu (21/04/2024).

Desa Wisata  Kampung Merasa, Kombinasikan Tiga Destinasi Wisata: Alam, Budaya, dan Ekologi
Wisata Susur Sungai di Desa Wisata Merasa. Dok : Kemenparekraf.

Terdapat Bukit Karst dengan Tumbuhan Hijau Diatasnya

Desa Wisata Kampung Merasa memiliki destinasi alam Bukit Karst. Bentuk bukitnya yang menjulang tinggi dengan Batu Karst berwarna putih cukup menarik wisatawan.

Bagi wisatawan yang ingin mendaki Bukit Karst, jalur mendaki menuju puncak saat ini sudah tersedia. Wisatawan tinggal menyiapkan peralatan mendaki, sesuai dengan kebutuhan dalam perjalanan ke atas Bukit.

Permukaan Batu Karst yang bergelombang, ditambah dengan corak warna coklat dan hitam,  memberi kesan seni dari tingginya bukit yang menjulang tinggi itu.Meskipun terlihat gundul di sisinya, namun di puncaknya ditumbuhi berbagai pohon sehingga memberi nuansa kesejukan.

“Wisatawan yang ingin menikmati Bukit Karst di Kampung Merasa dapat melalui jalur darat, maupun dengan menyusur sungai,” sambung Wasti..

Sungai Kelay dengan Arus yang Tenang

Tidak hanya wisata yang ada di daratan, destinasi air Desa Kampung Merasa juga yang layak untuk dikunjungi. Salah satu wisata air alami yang dimiliki oleh Desa Wisata Kampung Malaya, yakni Sungai Kelay. Sungai yang memiliki panjang 155 kilometer (km) dan lebar 7 KM ini memiliki arus yang begitu tenang.

Aliran sungai yang melewati Bukit Karst ini tentu menjadi spot yang menarik untuk dijelajahi. Wisatawan yang tertarik untuk menjelajah aliran sungai Kelay, dan melihat Bukit Karst dari bawah, dapat menyewa perahu yang sudah disewakan oleh warga setempat.

Saat menyusuri Sungai Kelay, selain dapat merasakan ketenangan. Wisatawan juga akan merasakan kedekatan dengan alam, dengan iklim yang sejuk.

“Keberadaan Sungai Kelay dengan arus tenang, dan melewati pemandangan alam di Kampung Merasa dapat dimanfaatkan untuk kegiatan susur sungai dengan melihat pemandangan sekitar,” ungkapnya.

Adanya Makam Leluhur Suku Dayak

Destinasi wisata yang juga tidak kalah seru, dan mengandung nilai religiusitas yakni komplek pemakaman kuno Suku Dayak. Lokasi makam yang berada di perbukitan, dan di dalam Goa tentu memiliki tantangan tersendiri untuk sampai ditempat itu.

Ciri Khas dari pemakaman kuno Suku Dayak yang ada di Kampung Malaya yakni berupa peti terbuat dari kayu. Peti-peti berisikan mayat itu diletakan di permukaan bukit. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, selain menentukan derajat pemilik jasad saat masih hidup, juga diyakini sebagai cara untuk mendekatkan jasad dengan sang pencipta.

Saat berkunjung ke Makam Kuno Suku Daya di Kampung Malaya. Wisatawan akan diberi saran oleh sesepuh, dan dianjurkan melakukan ritual tertentu layaknya ‘sembah nuwun’ meminta  izin untuk mengunjungi makam tersebut.

“Nuansa kebahagiaan saat berkunjung ke Makam Leluhur di Kampung Merasa lebih terasa, saat adanya perayaan upacara, maupun pesta rakyat, warga akan berbondong ke makam untuk mendoakan,” terang Wasti.

Desa Wisata  Kampung Merasa, Kombinasikan Tiga Destinasi Wisata: Alam, Budaya, dan Ekologi
Promosi pentingnya menjaga keberlangsungan Orang Utan. Sumber foto : indonesia.travel

Tempat Untuk Konservasi Orang Utan

Wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Kampung Merasa selain dapat menikmati indahnya alam. Adanya hewan endemik kalimantan, juga dapat ditemui oleh wisatawan.

Salah satu hewan yang hidup di kawasan hutan lindung di Kampung Merasa yakni Orang Utan. Orang Utan di Kampung Merasa terdapat tempat untuk konservasi Orang Utan sebelum dilepas liarkan di alam liar. Lokasi tempat observasi Orang Utan itu bernama ‘The Centre for Orangutan Protection’ (COP).

Tempat Observasi itu merupakan rumah bagi kedua orang utan bernama Nigel dan Hercules. Wisatawan dapat berkunjung ke tempat observasi Orang Utan dengan pendampingan dari pihak terkait.

“Keberadaan hutan untuk tujuan penangkaran Orang Utan di Kampung Merasa dibuat untuk melatih agar saat dilepas liarkan hewan tersebut menjadi nyaman,” jelas Wasti.

Pengelola Desa Wisata Kampung Malaya

Desa Wisata Kampung Marasa dikelola oleh Pokdarwis Kampung Merasa. Seluruh anggota yang berjumlah 16 orang itu, semua aktif dalam mengelola wisata di Kampung Merasa. Selain memberi pelayanan dan pendampingan ke wisatawan yang datang, para anggota Pokdarwis juga turut menjaga kelestarian alam di kawasan wisata yang ada.

Pemerintah Desa Kampung Merasa turut andil dalam pengelolaan Desa Wisata Kampung Malaya. Bentuk kontribusi yang dilakukan yakni dengan menerbitkan SK Pokdarwis, dan memberikan pelatihan mengenai kepariwisataan kepada anggota Pokdarwis Kampung Merasa.

Pemkab Berau jua turut memberikan keterlibatan terkait berkembangnya wsat di Kampung Malaya. Selain penerbitan SK Desa Wisata, kegiatan promosi di berbagai media yang dimiliki oleh Pemkab Berau juga terus digalakan sehingga destinasi wisata dapat dikenal oleh khalayak.

Jam Operasional dan Harga Tiket

Desa Wisata Kampung Malaya buka setiap hari dari jam 08.00 sampai 17.00 WITA. Sementyara itu, harga Tiket di Kampung Melayu tidaklah begitu mahal. Wisatawan hanya perlu mempersiapkan uang sebesar Rp 15 ribu untuk satu tujuan wisata. Namun bagi wisatawan yang ingin menyusuri sungai, dengan menggunakan perahu. Biaya yang harus dibayar yakni Rp 25 ribu per orang.

Bagi wisatawan yang ingin menggunakan jasa pemandu wisata, dan paket wisata. Wisatawan diharuskan untuk menyiapkan budget sebanyak Rp 700 ribu, yang mendapatkan fasilitas khusus dari pengelola.

Rute Menuju Desa Wisata Kampung Merasa

Wisatawan yang beralamat di Kabupaten Berau, perjalanan menuju ke Kampung Merasa dapat menggunakan sepeda motor, ataupun mobil. Jarak kedua tempat itu yakni  292 km dengan waktu selama tujuh jam.

Wisatawan yang berasal dari luar Kabupaten Berau, terutama yang di luar Pulau Borneo/Kalimantan. Perjalanan dapat dilakukan dengan menggunakan Transportasi Udara.

Wisatawan dapat menggunakan pesawat melalui Bandar Udara (Bandara) tarekat, yang menerima penerbangan menuju ke Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Samarinda.

Jika perjalanan sudah sampai, di Kota Samarinda. Wisatawan dapat melanjutkan perjalan kembali menuju ek Kampung Merasa. Kedua tempat itu memiliki jarak 434 km, dengan waktu tempuh 10 jam dengan menggunakan mobil.

Wisatawan yang berasal dari luar Provinsi Kalimantan Timur, ataupun Pulau Kalimantan. Saat perjalanan sampai di Kota Samarinda, dapat beristirahat  terlebih dahulu di penginapan terdekat, sebelum melanjutkan perjalanan ke Kampung Merasa.

Pengunjung Desa Wisata Merasa

Desa Wisata Kampung Merasa setiap harinya ramai dikunjungi oleh wisatawan. Belum lagi, saat adanya event atau pesta rakyat, puluhan warga akan berbondong untuk datang.

Menurut pengelola Pokdarwis, pada tahun 2020 jumlah wisatawan Desa Wisata Kampung mencapai 4 ribu orang. Lalu pada tahun 2021, bertambah menjadi  4,5 ribu orang.

Kenaikan jumlah kunjungan Desa Wisata Kampung Merasa kembali mengalami kenaikan yang signifikan pada tahun 2023. Pengelola mencatat, jumlah kunjungan di Desa itu mencapai 5 ribu orang.

Pengunjung Desa Wisata Kampung Merasa mengalami kenaikan pada tahun 2023. Menurut pengelola, jumlah kenaikan bahkan mencapai 7,2 ribu orang.

“Kenaikan wisatawan selain karena wisata sudah dikenal oleh warga, ditambah lagi saat ini berbagai event juga dilakukan,” ujarnya.

Omset Desa Wisata Kampung Merasa

Desa Wisata Kampung Merasa setiap tahunnya mendapat omset yang tidak sedikit. Pada tahun 2020 saja, kawasan wisata di Provinsi Kalimantan Timur itu mendapat keuntungan sebanyak Rp 15 juta.

Jumlah keuntungan Desa Wisata Kampung Merasa mengalami kenaikan pada tahun 2022. Pengelola mencatat jumlah keuntungan itu mencapai Rp 36 juta.

Omset Desa Wisata Kampung Merasa kembali naik pada tahun 2023. Pengelola mencatat jumlah keuntungan yang diperoleh mencapai Rp 48 juta.  

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di: