BANDAR LAMPUNG – Dari total 2.446 desa, sebanyak 72 persen atau 1.753 desa di Provinsi Lampung telah berstatus sebagai Smart Village. Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menegaskan, bahwa saat ini seluruh desa di Provinsi lampung tampung tidak ada yang berstatus sebagai desa sangat tertinggal.
“Jumlah desa yang sudah menggunakan program Smart Village 1.763 desa dari 2.446 desa atau 72 persen dari seluruh desa se-Lampung,” kata Arinal Djunaidi pada Senin (6/2/2023).
Ia menyebut, pihaknya terus mendorong pembangunan desa melalui strategi pembangunan dari perdesaan dengan mengoptimalkan keberadaan BUMDes. Adapun mayoritas usaha dari BUMDes bergerak dibidang budidaya ternak, jual-beli hasil bumi dan saprodi, lembaga keuangan mikro (simpan-pinjam), jasa penyewaan, perdagangan, distributor, ritel, serta usaha pariwisata lokal.
“Dampak positifnya sekarang terasa. Lapangan kerja baru ada di desa, pendapatan masyarakat meningkat, dan aktivitas perekonomian di desa semakin bergeliat,” ujar Arinal
Menurutnya, BUMDes menjadi salah satu cara Pemprov Lampung untuk mengembangkan ekonomi digital melalui pengembangan Elektronik Samsat Desa (e-Samdes). E-Samdes merupakan program yang diintegrasikan dengan BUMDes, yang berfungsi untuk menjadi agen pembayaran pajak kendaraan bermotor.
Program e-Samdes sudah berjalan sejak 2021. Hingga saat ini, sudah 477 BUMDes yang menjadi agen e-Samdes, dengan total jumlah transaksi sebanyak 13.596 transaksi atau setara dengan Rp 19 Miliar.
“Ini tentu mejadi sumber pendapatan baru bagi BUMDes. Perekonomian desa bergerak,” tutupnya.
Penulis: Erdhi
Editor: Ani