Meneladani Fiktorinus Roja, Direktur BUM Desa Maju Bersama Desa Inegena

Rino Roja memaparkan progres dan tantangan yang ada di BUM Desa Maju Bersama. Sumber: dokumentasi kolomdesa.com
Rino Roja memaparkan progres dan tantangan yang ada di BUM Desa Maju Bersama. Sumber: dokumentasi kolomdesa.com
Rino Roja terpilih sebagai Direktur BUM Desa Maju Bersama pada tahun 2022 melalui proses musyawarah mufakat dengan Pemerintah Desa Inegena

Kolomdesa.com, Ngada – Dari setiap perkumpulan, lelaki itu terlihat paling muda, energik, ramah dan memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Ia bernama Fiktorinus Roja, Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Maju Bersama Desa Inegena.

Rino Roja terpilih sebagai Direktur BUM Desa Maju Bersama pada tahun 2022 melalui proses musyawarah mufakat dengan Pemerintah Desa Inegena. Dari 5 calon yang diajukan, Rino mendapat suara terbanyak, dua nama dengan suara di bawah Rino langsung menempati posisi Sekretaris dan Bendahara. Ketiganya adalah anak-anak muda yang punya gairah. Generasi milenial.

Rino mengatakan bahwa dorongan yang melatarbelakanginya untuk mengemban tanggung jawab sebagai direktur BUM Desa adalah kesadaran mengoptimalisai potensi desa.

“Inegena adalah desa dengan lahan tanaman kemiri terbanyak di Kabupaten Ngada. Tapi masyarakat sampai hari ini masih belum merasakan manfaatnya, ironis,” terangnya dalam wawancara dengan Kolomdesa.com, Selasa (21/11/2023).

Pasca lulus dari IFTK Ledalero-Flores dengan predikat Sarjana Filsafat, pemikiran Rino awalanya tak jauh beda dari anak-anak muda kebanyakan di daerahnya. Merantau ke tanah orang, mencari penghidupan yang dianggap lebih layak.

“Trand anak muda di daerah kami adalah merantau. Jika tidak ke Kalimantan ya ke Malaysia. Banyaknya pemuda yang merantau lalu pulang dengan sukses menjadi faktor yang menginspirasi pemuda seumuruan saya kala itu,” jelasnya.

Di tengah persimpangan jalan tersebut, pada akhirnya Rino mengurungkan niat untuk merantau. Hati nuraninya memilih untuk bertahan di desa. Dengan bekal ilmu pengetahuan yang telah didapat, Rino memutuskan untuk membenahi dan memajukan segala potensi yang ada di desanya. Cita-cita yang terbilang sederhana.

Proses wawancara dengan Rino Roja di Balai Desa Inegena, Bajawa Utara.
Proses wawancara dengan Rino Roja di Balai Desa Inegena, Bajawa Utara. Sumber: dokumentasi kolomdesa.com

Tantangan Menjalankan Roda Organisasi BUM Desa Maju Bersama

Pemuda berumur 32 tahun tersebut mengaku, bahwa tantangan terbesar dalam menjalankan organisasi adalah menyatukan visi dengan generasi yang lebih tua. Rino mengatakan bahwa tak jarang, pihaknya yang hampir seluruhnya memiliki darah muda kerap berseberangan pendapat dengan para tetua dan pendahulunya.

“Kurangnya diskusi dan komunikai dua arah membuat kami kerap berselisih. Mereka para orang tua menganggap kami adalah anak kemarin sore yang tidak tau apa-apa, sementara kami anak muda yang menjalankan BUM Desa menganggap bahwa para tetua itu lamban dalam memahami kemajuan teknologi. Jumud, ingin selalu mendominasi dan menggurui,” tuturnya.

Namun, Rino juga menambahkan bahwa problem mendasar tersebut dengan bertahap dapat diatasi. Yaitu dengan cara meyakinkan generasi tua dengan aksi-aksi konkret.

“Kami memulai gerakan-gerakan awal, seperti menanam pohon, aktif terlibat di setiap kegiatan. Mereka orang tua adalah kelompok yang harus melihat hasil dulu baru percaya. Hal yang tak sepenuhnya buruk dan irrelevant, bagian dari cara pendidikan,” tambahnya.

Rino juga menceritakan bahwa saban minggu telah dibuat agenda rutin yang mempertemukan antara generasi muda dan generasi tua. Duduk melingkar di bawah pohon tuak, bercakap-cakap, meminum arak dan mabuk bersama. Bagian dari merawat tradisi.

“Puji tuhan, per hari ini kami bisa saling bersinergi. Melakukan kolaborasi demi kemajuan BUM Desa Maju Bersama,” jelasnya.

Proses wawancara dengan Rino Roja di rumah produksi minyak kemiri.
Proses wawancara dengan Rino Roja di rumah produksi minyak kemiri. Sumber: dokumentasi kolomdesa.comn

Titik Balik Produksi Kemiri Desa Inegena: Teknologi dan Tradisi

Rino Roja, pemuda yang menjadi ketua Karang Taruna dan Pemuda Katolik Desa Inegena tersebut menjelaskan proses transformasi pemahaman dan berjalannya kebiasaan baru dalam produksi kemiri. Ia mengatakan bahwa kegiatan Demplot sebagai bagian dari Program Tranformasi Ekonomi Kampung Terpadu mejadi titik balik.

“Dengan bantuan permodalan 100 juta dari program tersebut, dengan perlahan dan kerja kolektif, kami mulai memasarkan kemiri tidak hanya dalam bentuk biji, namun juga mengolahnya lebih lanjut menjadi produk minyak,” terangnya.

Rino memaparkan bahwa fakta terkait adanya tengkulak dan permainan harga mulai dapat diatasi dengan menguatkan peran BUM Desa sebagai tangan kedua untuk memasarkan kemiri.

“Dengan pendampingan fasilitator kecamatan dan kabupaten, serta penyuluh teknis dan dinas terkait, kami bercita-cita menciptakan pasar yang sehat dan stabil,” jelasnya.

Rino juga menjelaskan bahwa sudah ada komunikasi terkait pelebaran dan pengembangan jaringan bisnis dengan salah satu perusahaan yang berdomisili di Yogya. Namun ia menegaskan pada seluruh elemen masyarakat desa Inegena bahwa prinsip yang harus disepakati terlebih dahulu adalah penguatan ekonomi berbasis kerakyatan.

“Kami berkeinginan setiap penawaran kerjasama harus berbasis win-win solution. Artinya masyarakat juga berperan aktif menjadi pengambil keputusan, tidak hanya sebagai pemenuh kebutuhan saja. Intinya adalah dampak nyata dan kebermanfaatan bagi seluruh elemen, tidak hanya satu pihak,” ujarnya.

Terakhir, Rino mengatakan bahwa saat ini Desa Inegena memiliki aset alat produksi berupa 2 unit alat pemecah kemiri, 2 unit freezer, 2 unit oven, 2 unit alat sortir dan 1 unit mesin pemeras minyak. Ia juga menambahkan semua alat itu sudah melalui proses ritual dengan diperciki darah babi. Menandakan sudah boleh digunakan, juga sebagai permintaan izin kepada para leluhur.

Proses produksi minyak kemiri di Desa Inegena
Proses produksi minyak kemiri di Desa Inegena. Sumber: dokumentasi kolomdesa.com

*Pertama kali ditulis untuk Majalah “Kampoeng Tekad” Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi pada 13 November 2023. Telah disunting ulang oleh tim Kolomdesa.com

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *