Stunting terjadi ketika anak mengalami hambatan pertumbuhan yang kronis akibat kekurangan gizi, infeksi, atau faktor lingkungan. Dampak stunting sangat serius, karena anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan perkembangan fisik dan kognitif. Mereka cenderung memiliki masalah kesehatan sepanjang hidup mereka dan memiliki peluang lebih rendah untuk mencapai potensi penuh mereka.
Selain itu, stunting juga merupakan masalah pembangunan nasional yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan produktivitas masyarakat. Anak-anak yang tumbuh menjadi dewasa dengan stunting cenderung memiliki kemampuan belajar dan berkontribusi dalam masyarakat yang terbatas, yang pada gilirannya dapat merusak pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan negara.
Stunting menjadi masalah serius di Indonesia, terutama di wilayah pedesaan. Menurut data Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada 2019, angka stunting di Indonesia mencapai 27,7%. Oleh karena itu, pemerintah terus bergerak menata perangkat pelaksanaan percepatan pencegahan stunting dan menetapkan target angka stunting nasional agar bisa turun mencapai 14% pada tahun 2024. Hal ini mengacu pada agenda Sustainable Development Goals (SDGs) yang terdiri dari 17 tujuan yang disepakati oleh anggota PBB, dimana permasalahan stunting masuk menjadi salah satu target yang diperhatikan.
SDGs Desa: Solusi Holistik Penanganan Stunting
Untuk mengatasi masalah stunting, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah penting melalui program SDGs Desa. Program ini merupakan bagian dari upaya lebih besar untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang ditetapkan oleh PBB. Program SDGs Desa bertujuan untuk menciptakan desa-desa yang lebih sejahtera, inklusif, dan berkelanjutan, dengan fokus khusus pada pencegahan stunting.
Beberapa elemen kunci dari Program SDGs Desa yang membantu dalam pencegahan stunting adalah:
Pemenuhan Gizi Seimbang: Program ini memberikan akses yang lebih baik ke makanan bergizi, khususnya bagi ibu hamil dan anak-anak di bawah usia lima tahun. Pemberian makanan bergizi adalah langkah kunci dalam mencegah stunting.
Peningkatan Layanan Kesehatan: Program ini memastikan bahwa layanan kesehatan dasar, seperti imunisasi dan perawatan kesehatan maternal, tersedia dan diakses dengan mudah di desa-desa. Ini membantu mengurangi risiko infeksi dan masalah kesehatan yang dapat menyebabkan stunting.
Peningkatan Sanitasi dan Hygiene: Program SDGs Desa juga mendorong perbaikan sanitasi dan hygiene di desa-desa. Akses yang lebih baik ke fasilitas sanitasi dan praktek-praktek higiene yang baik dapat membantu mengurangi risiko infeksi dan stunting.
Pemberdayaan Masyarakat: Masyarakat desa diajak untuk berpartisipasi dalam program ini, termasuk melalui pelatihan tentang gizi, kesehatan, dan praktek-praktek yang sehat. Pemberdayaan masyarakat adalah kunci untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan.
Pemantauan dan Evaluasi: Program ini melibatkan pemantauan dan evaluasi berkelanjutan untuk memastikan bahwa langkah-langkah pencegahan stunting berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang diinginkan.
Komitmen Indonesia dalam Mencegah Stunting melalui Program SDGs Desa
Melalui Program SDGs Desa, Indonesia telah mengambil komitmen untuk mencegah stunting dan menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas dengan mengintegrasikan pendekatan holistik. Program ini melibatkan pemerintah, masyarakat, dan mitra lainnya untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan terus memperkuat program ini, Indonesia berharap secara signifikan mengurangi tingkat stunting dan membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah bagi anak-anaknya.
Pencegahan stunting melalui Program SDGs Desa adalah contoh nyata bagaimana tujuan pembangunan berkelanjutan dapat diwujudkan di tingkat lokal melalui upaya kolaboratif yang menunjukkan keseriusan pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam memerangi stunting serta menciptakan masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang. Program SDGs Desa juga mendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat dan memberikan modal untuk pendirian badan usaha milik desa. Dengan demikian, Program SDGs Desa mampu menjadi solusi efektif dalam penanganan stunting di Indonesia.
Budi Winarno (2008) menjelaskan bahwa implementasi kebijakan melibatkan sejumlah kegiatan yang mengikuti tujuan program dan strategi yang telah dirumuskan dalam kebijakan tersebut. Oleh karena itu, Program SDGs Desa memiliki potensi besar sebagai solusi dalam penanganan stunting di Indonesia. Untuk mencapai target SDGs, penting untuk membangun sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Sebagaimana yang disoroti oleh Niken, penanganan stunting menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia yang saat ini menghadapi Bonus Demografi. Karenanya, diperlukan upaya bersama yang terkoordinasi untuk mengurangi prevalensi stunting di Indonesia.
Editor: Ani