Desa Iha Maluku Didorong Jadi Kampung Nelayan Maju

Ilustrasi Kampung Nelayan, Sumber Foto: istock
Ilustrasi Kampung Nelayan, Sumber Foto: istock

SBB – Desa Iha, Huamual, Seram Bagian Barat, Maluku didorong oleh Saadiah Uluputty yang merupakan anggota Komisi IV DPR Dapil Maluku. Melalui pembangunan sektor perikanan, desa tersebut ditekan agar menjadi kampung nelayan maju.

 

“Laut di sekitar perairan Maluku salah satunya di Desa Iha ini mempunyai potensi yang luar biasa bila kita mampu untuk mengelolanya,” katanya, Senin (9/10/2023).

 

Hal itu ia utarakan dalam kegiatan Bimbingan Teknis Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB). Acara tersebut merupakan rangkaian Bulan Mutu Karantina Tahun 2023 di Desa Iha.

 

“Masyarakat harus diberikan pengetahuan dan pendampingan tentang bagaimana mengelola tangkapan untuk diekspor atau menjadi pemasok bagi unit pengolahan ikan,” ucapnya.

 

Dengan begitu nilai hasil tangkapan para nelayan menjadi lebih tinggi. Seperti halnya ikan tuna Indonesia yang lebih disukai di luar negeri. Bila mutunya tetap dijaga, maka akan tetap memiliki nilai jual yang tinggi.

 

“Jika masyarakat sudah diberikan bimbingan teknis dan pendampingan pengelolaan hasil tangkapan, maka ke depannya kami akan mendorong desa ini untuk masuk dalam proyek Kampung Nelayan Maju (Kalaju),” tuturnya.

 

Ia mengatakan, Desa Iha dan desa-desa di Maluku yang sebagian besar memiliki hasil laut melimpah. Karena itu, desa tersebut layak dimasukkan dalam proyek Kalaju, salah satunya.

 

Proyek Kalaju merupakan upaya pemerintah untuk mewujudkan kampung nelayan yang tertata, maju, bersih, sehat, dan nyaman, dan mampu meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas usaha nelayan dan keluarganya.

 

Berdasarkan data tahun 2023, ikan hidup yang diekspor sebanyak 281.822 ekor atau meningkat 60 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara, ikan nonhidup sebanyak 9,411 ton, meningkat 67 persen dari tahun sebelumnya dengan nilai 49 juta dolar AS atau naik 30 persen dari 2022.

 

Rata-rata ikan dari Maluku diekspor ke China, Amerika Serikat, Jepang, dan Vietnam. Dengan komoditas unggulan udang, tuna, kerapu, dan kepiting bakau.

 

Masyarakat di kampung tersebut nantinya akan diajak pola hidup baru, yang higienis dan produktif. Seperti dukungan sarana tempat pendaratan ikan, cold storage untuk penyimpanan ikan, dan pabrik es yang di dampingi KKP.

 

“Di samping itu, juga harus didukung oleh fasilitas listrik yang harus mengalir 24 jam dan jalan yang harus dalam kondisi baik untuk mendukung transportasi,” pungkasnya.

 

Penulis: Ilham W
Editor: Danu

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *