MADURA – Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dilakukan sesuai dengan kultur dan budaya yang melekat di masing-masing daerah. Di Madura, Jawa Timur, perhelatan Maulid Nabi Muhammad tersebut memiliki ciri khas tersendiri. Mayoritas warga Madura merayakannya di kediaman masing-masing, menciptakan suasana yang sangat berbeda dibandingkan dengan perayaan di daerah lain.
Maulid Nabi Muhammad di Madura menjadi sebuah acara yang sangat dinanti-nantikan oleh penduduk setempat. Mereka menganggapnya sebagai momen yang sangat sakral yang hanya terjadi sekali dalam setahun. Pada hari Maulid Nabi, warga Madura berkumpul di setaip rumah secara bergantian. Mereka mengenakan pakaian terbaik mereka, seringkali berwarna-warni dan dipenuhi dengan motif-motif yang indah.
“Di Indonesia, perayaan Maulid Nabi telah mendarah daging dalam kultur masyarakat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW,” salah seorang pelajar NU Madura, Zakaria.
Acara dimulai dengan pembacaan salawat (pujian) kepada Nabi Muhammad SAW, yang dilanjutkan dengan membaca sholawat dan doa bersama. Biasanya, ada seorang kyai atau ulama yang menjadi pemimpin dalam acara tersebut, memberikan ceramah tentang kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad.
Selain itu, makanan khas Madura juga menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan ini. Makanan seperti buah-buahan, sate, ayam bakar dan berbagai hidangan lezat lainnya disajikan untuk dinikmati bersama keluarga dan tetangga. Ada juga tradisi memberikan makanan kepada fakir miskin dan kaum dhuafa sebagai bentuk kebaikan dan berbagi rezeki.
Maulid Nabi Muhammad SAW di Madura bukan hanya perayaan agama, tetapi juga perayaan budaya yang memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan di antara warga. Setiap tahun, mereka merayakan momentum sakral ini dengan penuh kegembiraan, menjadikannya salah satu peristiwa penting dalam kalender budaya Madura yang patut dihargai dan dijaga.
Maulid Nabi di Madura tidak hanya dilaksanakan di mushala, masjid, atau lembaga pemerintahan seperti di tempat lain. Di sini, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi sebuah peristiwa yang merasuk ke dalam setiap rumah penduduk. Tradisi unik ini membuat setiap sudut Madura menjadi pusat perayaan, sehingga saat Anda mengunjungi pulau ini pada momen Maulid Nabi, Anda akan merasakan getaran khusyuk dan keceriaan yang mendalam di tengah masyarakat.
Keunikan Maulid Nabi di Madura Yaitu Cocoghen (Cocokan)
Cocokan pada perayaan Maulid Nabi di Madura merupakan salah satu tradisi yang sungguh unik dan sarat makna. Setiap tahun, ketika datang waktu perayaan Maulid Nabi, orang Madura menjalankan tradisi ini dengan penuh antusiasme, karena mereka percaya bahwa perayaan Maulid selalu membawa keberkahan.
Dalam bahasa Madura, istilah “cocokan” berasal dari kata “Cocoghen,” yang memiliki arti mencocokkan. Tradisi Cocokan ini adalah cara khusus untuk menghormati Nabi Muhammad SAW dan mempererat ikatan sosial di antara masyarakat Madura.
Prosesnya dimulai dengan persiapan yang cermat. Sebelum perayaan Maulid, penduduk Madura akan mencari buah-buahan sebagai hantaran. Buah-buah ini akan digunakan dalam tradisi Cocokan. Setiap keluarga akan membungkus buah-buah tersebut dengan cermat, seringkali dengan kain yang indah dan berwarna-warni.
Pada hari perayaan Maulid, keluarga-keluarga akan berkumpul di rumah atau di tempat yang telah disiapkan untuk acara ini. Mereka membawa buah-buah yang sudah mereka bungkus tadi. Selama acara, buah-buah tersebut akan “dicocokkan” atau dipertukarkan secara acak antara peserta. Tidak ada yang tahu benda apa yang akan mereka terima. Proses ini menciptakan suasana kejutan dan kegembiraan yang mendalam, sekaligus mengingatkan mereka akan keberkahan dalam perayaan Maulid.
Tradisi Cocokan bukan sekadar pertukaran materi, tetapi juga sebuah simbolik. Ini adalah cara untuk menyatukan masyarakat Madura dalam semangat persaudaraan, sambil mengingatkan mereka tentang nilai-nilai spiritual dalam perayaan Maulid Nabi.
Meskipun sederhana, tradisi ini memiliki makna yang mendalam dan membantu memperkuat ikatan budaya dan agama di Madura.
Tradisi Maulid Nabi Perkuat Silaturahmi
Ketika momen Maulid tiba, orang Madura akan melakukan “konjangan molod” atau sering disebut sebagai silaturahim dan home visit. Mereka akan mengunjungi rumah-rumah tetangga, saudara, dan teman-teman untuk merayakan bersama. Ini bukan hanya sekadar kunjungan biasa, tetapi juga merupakan cara mereka untuk saling menguatkan tali persaudaraan dan kebersamaan.
“Maulid Nabi di Madura tidak hanya dilakukan di mushala, masjid atau hanya lembaga pemerintahan. Namun, di setiap rumah mengadakan. Jadi, ketika kamu datang ke Madura, pada momen Maulid Nabi akan sibuk dengan silaturahim, home visit. Orang Madura menyebutnya ‘konjangan molod’,” katanya
Selama “konjangan molod,” warga Madura akan membacakan salawat, sholawat, dan doa bersama-sama sebagai tanda penghormatan dan cinta mereka kepada Nabi Muhammad SAW. Diskusi tentang ajaran dan nilai-nilai Islam juga seringkali menjadi bagian dari pembicaraan selama kunjungan ini. Selain itu, hidangan khas Madura akan disajikan dengan bangga kepada para tamu, menambah keramaian dan kehangatan di setiap rumah yang mereka kunjungi.
Tradisi “konjangan molod” ini memperkuat ikatan sosial dan keagamaan di Madura. Ini adalah momen yang ditunggu-tunggu dalam kalender budaya pulau ini, di mana penduduknya bersatu dalam rasa syukur dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW, serta merayakan nilai-nilai kebersamaan yang mereka junjung tinggi.
Editor: Ani