LUMAJANG – Krisis air bersih mulai dirasakan warga khususnya di delapan kecamatan yang ada di Kabupaten Lumajang. Warga membutuhkan pasokan air yang melimpah agar kebutuhan air bersih bisa terpenuhi.
“Dari 8 kecamatan itu, 18 desa krisis air bersih. Mulai dari Kecamatan Ranuyoso, empat desa di antaranya Sumberpetung, Jenggrong, Wonoayu, dan Meninjo. Disusul Kecamatan Klakah, yaitu Desa Bence, Kresek, dan Jatisari,” kata Kasubid Kedaruratan Logistik BPBD Lumajang Yudhi Cahyono, Selasa (3/10/2023).
Selai itu, kata dia, ditambah Kecamatan Gucialit yaitu Desa Gucialit, Dadapan, dan Tunjung. Sisanya di Kecamatan Lumajang, tepatnya Desa Boreng dan Blukon.
“Kecamatan Padang, Desa Kalisemut. Kecamatan Randuagung, Desa Salak, dan Desa Jatisari di Kecamatan Tempeh,” imbuhnya.
Yudhi menjelaskan, sebetulnya ada 17 desa yang murni mengalami krisis air bersih. Untuk Kecamatan Tempeh diakibatkan turunnya dasar sungai hingga enam meter akibat banjir lahar Gunung Semeru.
“Bukan hanya di daerah perdesaan, wilayah perkotaan juga tidak luput dari krisis air bersih. Memang kalau sudah masuk musim kemarau, pasokan air berkurang,” jelas Yudhi.
Pihaknya setiap hari selalu ada pendistribusian air bersih ke sejumlah wilayah. Dibagi ke masing-masing wilayah. Biasanya sudah ada jadwal tersendiri agar pengirimannya sesuai.
“Kita selalu ada jadwal, lokasi mana yang akan didistribusikan. Masing-masing daerah menerima bantuan air sepekan dua kali,” tandasnya.
Penulis: Habib Az
Editor: Rizal Kurniawan