LAMPUNG SELATAN – Warga Desa Rawan Selapan, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung kini dapat menerapkan Pengolahan Limbah Pertanian Berbasis Fermentasi dengan Teknologi ‘KOMBO’ (Komposter dan Biostarter). Inovasi ini tidak lepas dari pendampingan oleh Institut Teknologi Sumatera (ITERA).
“Kegiatan ini telah membawa dampak positif yang signifikan bagi masyarakat desa, mengubah limbah organik menjadi termanfaatkan dengan baik dan berkelanjutan serta mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia,” ungkap Dosen Prodi Biologi ITERA, Dewi Chusniasih, Senin (25/9/2023).
Menurutnya, Pengabdian kepada Masyarakat merupakan salah satu langkah konkret dalam memperluas manfaat pengetahuan ilmiah kepada masyarakat sekitar. Kegiatan ini merupakan program Pengabdian kepada Masyarakat yang didanai Kemdikbud Ristek Tahun Anggaran 2023 pada skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat.
Selain itu, pihaknya memberikan sosialisasi tentang bahaya penggunaan pupuk kimia terhadap kesehatan manusia dan lingkungan dalam jangka panjang.
Sebagai alternatif yang berkelanjutan, tim ini memaparkan teknik pembuatan kompos dan biostarter dari limbah organik yang mudah didapatkan oleh masyarakat desa. Kegiatan ini mencakup demonstrasi penggunaan alat rotary biocomposter untuk pembuatan pupuk kompos dan alat biofermentor untuk produksi biostarter.
“Pupuk kompos dibuat menggunakan sampah daun kering yang sudah dicacah sebelumnya, dengan ditambahkan gula dan bioaktivator. Sedangkan bioaktivator dibuat menggunakan limbah basah sisa sayuran dengan ditambahkan air cucian beras dan gula merah,” katanya.
Lanjutnya, pupuk kompos dan bioaktivator dapat digunakan setelah proses fermentasi pada alat composter dan biofermentor setelah kurang lebih 10-14 hari.
Dwi Sujarwo, Kepala Desa Rawa Selapan, menyambut baik kegiatan ini dan berharap agar upaya pengabdian ini berlanjut agar tujuan utama, yaitu pengurangan penggunaan pupuk kimia, dapat terwujud.
Penulis: Ulfa
Editor: Danu