Dampak Kekeringan Ekstrem, Petani Dipastikan Gagal Panen

Ilustrasi Petani Gagal Panen, Sumber Foto: istock
Ilustrasi Petani Gagal Panen, Sumber Foto: istock

MALUKU – Kekeringan ekstrem selama tiga bulan melanda Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Provinsi Maluku. Akibatnya, para petani dipastikan gagal panen setelah ratusan hektare tanamannya banyak yang mati.

 

“Sudah tiga bulan ini terjadi kekeringan, panasnya di tahun ini bukan panas biasa, tetapi luar biasa,” ungkap Sumardi, salah seorang petani Kecamatan Bula Barat, Minggu (3/9/2023).

 

Tak hanya itu, Kekeringan tersebut juga menyebabkan sistem irigasi yang biasa digunakan mengaliri lahan mereka mengalami kekeringan. Sehingga memaksa petani untuk melakukan panen paksa.

 

Sumardi menjelaskan bahwa untuk merawat tanaman mereka, petani hanya mengandalkan satu sumur galian yang mereka miliki. Namun sumur tersebut juga tidak dapat mengairi seluruh lahan mereka.

 

Petani berharap agar Pemkab setempat segera mengambil langkah mengatasi kekeringan yang melanda Kecamatan Bula Barat dan Kecamatan Bula. Karena saat ini petani sangat membutuhkan mesin pemompa air guna mengaliri lahan pertanian mereka.

 

Terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten SBT, Jahra Kotarumalos mengonfirmasi bahwa kekeringan telah terjadi selama tiga bulan. BPBD mencatat bahwa sebanyak 999 hektare lahan sawah di Kecamatan Bula Barat mengalami kekeringan.

 

“Terjadi kekeringan panjang di SBT, sebanyak 999 hektare lahan sawah mengalami kekeringan,” ungkapnya.

 

Jahra menambahkan, dari 999 hektare sawah tersebut, sebanyak 160 hektar harus dipanen paksa oleh petani, sementara 60 hektare mengalami gagal panen. Sebanyak 779 hektare lainnya terpaksa dibiarkan kosong oleh petani karena tidak ada pasokan air yang mencukupi untuk ditanami.

 

Penulis: Ilham W
Editor: Danu

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *