Warga Batukaropa Protes Perusahaan Tambang

Ilustrasi unjuk rasa yang dilakukan oleh warga Desa Batukaropa Sumber Foto: Istockphoto
Ilustrasi unjuk rasa yang dilakukan oleh warga Desa Batukaropa Sumber Foto: Istockphoto

BULUKUMBA – Sekelompok masyarakat petani di Desa Batukaropa, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, kembali merencanakan akan turun aksi unjuk rasa. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes warga terhadap adanya kegiatan penambangan pasir yang dilakukan oleh salah satu perusahaan di Bulukumba di desa mereka.

 

“Siang ini masyarakat petani yang terdampak kegiatan perusahaan tambang pasir akan turun menutup aktifitas tambang,” kata Koordinasi Aksi Tolak Tambang, Sudirman, Senin (28/8/2023).

 

Mereka menyampaikan bahwa aksi penambangan oleh perusahaan tambang pasir itu merusak lingkungan mereka. Warga yang kebanyakan bekerja sebagai petani merasa bahwa dengan adanya aktivitas pertambangan di desa mereka akan merusak saluran irigasi yang bisa berdampak pada mata pencaharian mereka.

 

“Aksi penambangan pasir oleh perusahaan dapat merusak irigasi kami,” jelas Sudirman.

 

Bentuk kerusakan berupa irigasi ke sawah mereka akan mengalami kekeringan. Apalagi saat ini kemarau panjang, sementara petani belum melakukan panen.

 

Air sungai Balantieng yang masuk ke sawah mereka juga terancam tak bertahan lama jika kegiatan operasi tambang terus berlanjut. Sebelumnya petani telah melakukan aksi unjuk rasa.

 

Aspirasi mereka telah sampaikan ke DPRD Bulukumba agar kegiatan penambangan itu dihentikan. Demikian juga mereka telah melapor ke Polres Bulukumba saat jabatan kapolres Bulukumba masih dijabat AKBP Ardiansyah.

 

Mereka juga pernah turun neberapa bulan lalu memboikot kegiatan penambangan di aliran Sungai Balantieng itu. Sebelumnya pihak yang mewakili perusahaan tambang A Muhtiar menjelaskan bahwa kegiatan penambangan tidak merusak irigasi petani.

 

“Buktinya irigasi tetap berfungsi, dan kalau rusak kita sama-sama tutup kegiatan penambangan,” katanya.

 

Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf mengatakan jika aktifitas tambang ditutup maka tidak ada pembangunanan jalan di Bulukumba dan Sinjai sebab materialnya dari sungai tersebut. Muchtar juga tetap mengingatkan perusahaan tambang pasir itu untuk tetap menjaga aliran air ke saluran irigasi warga dan tetap memperhatikan dampak lingkungan.

 

Penulis: Erdhi

Editor: Rizal

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *