Bangka Tengah Kembangkan Kawasan Wisata Kelekak

Ilustrasi kebuk kelakak, Sumber foto: freepik. Com
Ilustrasi kebuk kelakak, Sumber foto: freepik. Com

Bangka Tengah – Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kembangkan kawasan wisata kelekak di Desa Namang. Tujuannya untuk menarik dan meningkatkan kunjungan wisata lokal dan luar daerah.

 

“Namang selain memiliki destinasi wisata Hutan Pelawan, juga memiliki potensi untuk dikembangkan destinasi wisata kelekak,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Bangka Tengah Zainal, Senin (03/7/2023).

 

Zainal menjelaskan, kelekak merupakan bahasa Bangka yang dimaknai dengan kebun tanaman tua yang diwariskan secara temurun, dimana di dalam kebun itu tumbuh aneka jenis tanaman yang buahnya bisa dimakan dan dijual.

 

“Di sepanjang jalan menuju Hutan Pelawan ditumbuhi aneka jenis tanaman kelekak yang jumlahnya mencapai ribuan batang dan sudah berumur tua,” katanya.

 

Dirinya juga menjelaskan, tanaman kelekak sendiri di antaranya seperti durian, duku, rambutan, binjai, cempedak dan beberapa jenis buah lainnya.

 

“Setiap tahun aneka jenis tanaman tua itu menghasilkan buah yang cukup lebat, sehingga wisatawan bisa mengitari hutan di sepanjang jalan menuju kawasan Hutan Pelawan untuk menikmati aneka buah yang enak dan lezat,” ujarnya.

 

Zainal antusias, bahwa kawasan kelekak ini bisa dikembangkan menjadi kawasan agrowisata, karena semua jenis tanaman tua yang sulit ditemukan di tempat lain.

 

“Kawasan wisata kelekak dan agrowisata juga bisa menjadi objek penelitian bagi para pelajar dan mahasiswa di daerah ini,” ujarnya.

 

Zaiwan Kades Namang, mengatakan bahwa dirinyalah yang pertama kali menggagas pengembangan kawasan wisata kelekak.

 

“Saya bersama masyarakat berupaya menjadi Desa Namang sebagai kawasan agrowisata, sekarang sudah mulai dibangun seluas 100 hektare yang nantinya dikelola dan ditata dengan baik untuk bisa menjadi kawasan wisata,” ujarnya.

 

Zaiwan juga menjelaskan, dirinya saat ini berupaya mengembangkan kawasan wisata khusus kelekak durian yang jumlahnya mencapai ratusan batang di lahan seluas puluhan hektare.

 

“Durian tersebut, bukan durian budi daya melainkan kelekak atau tanaman tua yang ditanam para orang tua kita terdahulu dan diwariskan kepada anak cucunya secara temurun,” katanya.

 

Ia mengatakan, wisatawan diberikan kesempatan menunggu dan mengambil durian jatuh dari batangnya dan pemilik kelekak durian sudah menyediakan pondok untuk tempat bersantai para wisatawan sambil menunggu durian jatuh.

 

“Durian tersebut selalu berbuah lebat setiap tahun, saat musim durian kita akan mencoba menawarkan paket wisata kepada para wisatawan dari luar daerah,” ujarnya.

 

Penulis: Hafidus Syamsi

Editor: Rizal

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *