Kolomdesa.com, Bali – Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali menerima penganugerahan sebagai percontohan desa anti korupsi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI.
Penganugerahan tersebut diserahkan langsung oleh Direktur Pembinaan Peran Serta Masyarakat KPK RI Kumbul Kusdwidjanto Sudjadi bersama Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya kepada Kepala Desa Peliatan, I Made Dwi Sutaryantha dan Sekretaris Desa Peliatan, Ni Nyoman Triani.
“Sepanjang Tahun 2024 KPK telah menindak 1.835 pelaku korupsi, dimana 155 diantaranya merupakan perempuan. Ternyata kasus korupsi tidak hanya di kota sampai pusat saja, tapi sudah menjalar hingga ke tingkat desa,” kata Direktur Pembinaan Peran Serta Masyarakat KPK RI, Kumbul Kusdwidjanto Sudjad, Kamis (9/1/2025).
Dalam sambutannya, dirinya mengajak seluruh masyarakat untuk mewujudkan Indonesia bebas korupsi mulai dari desa. Menurutnya, korupsi seperti gunung es, yang terjerat kasus hukum hanya yang tampak dipermukaan saja namun gumpalan es di bawah permukaan jauh lebih besar.
“Untuk menghancurkan gunung es tersebut KPK tidak bisa bekerja sendiri, harus bersinergi dengan seluruh elemen masyarakat dan seluruh komponen bangsa. Salah satunya dengan membentuk desa anti korupsi serta pengukuhan penyuluh anti korupsi,” tegasnya.
Dari 10 provinsi di Indonesia yang dipilih untuk menjadi lokus perluasan desa anti korupsi tahun 2024, Provinsi Bali merupakan satu-satunya provinsi yang seluruh kabupaten/kotanya memiliki desa percontohan anti korupsi. Sedangkan sembilan provinsi lainnya ada beberapa desa di kabupaten/kotanya perlu dilakukan pembinaan dan penilaian ulang di Tahun 2025.
Sementara itu, Kepala Desa Peliatan I Made Dwi Sutaryantha mengutarakan rasa syukurnya dengan ditetapkannya Desa Peliatan sebagai Desa Anti Korupsi.
“Kami menyadari bahwa ini adalah sebuah awal dalam langkah kami mempertahankan predikat sebagai Desa Anti Korupsi. Namun bagaimanapun juga kami di Desa Peliatan sudah berkomitmen untuk selalu berjalan dalam rel sebagai Desa Anti Korupsi,” katanya.
Penulis: Hafidus Syamsi
Editor: Danu
